Mohon tunggu...
Chelsea Hani
Chelsea Hani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Masih menjadi Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Duel Maut "Srikandi" Pilkada di Jawa Timur

4 Desember 2024   08:50 Diperbarui: 4 Desember 2024   09:00 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kartini Membuka Era!

"Peran perempuan menembus batasan dan stereotip dalam kepemimpinan"

Di kalangan aktivis perempuan, bursa Pilkada Jawa Timur mendapatkan banyak perhatian publik. Tidak hanya itu, sejumlah para aktivis menyatakan, ini adalah sejarah baru dalam peraturan politik Indonesia bahwasanya ketiga calon gubernur jawa timur merupakan aktivis perempuan dan pejuang kesejahteraan sosial yang selama ini sudah teruji kinerjanya serta pernah menjabat sebelumnya di otoritas pemerintahan.

Mereka adalah Luluk Nur Hamidah dan Khofifah Indar Parawansa adalah seorang aktivis perempuan yang berasal dari golongan organisasi perempuan muslim yang aktif dalam sebuah partai. Khofifah Indar Parawansa merupakan alumni dari Universitas Airlangga dan pernah menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur. 

Sedangkan Tri Rismaharani, adalah dari kalangan ASN yang banyak bekerja untuk isu kesejahteraan sosial serta pernah menjabat menjadi Wali Kota Surabaya dalam 2 periode.

Dari adanya isu tersebut, calon pemimpin biasanya didominasi dari kalangan laki-laki namun untuk periode tahun ini atmosfer poltik tengah berputar terbalik dari arah biasanya. Kemanakah peran pria dalam dominasi Pilkada Jawa Timur? Justru pada Cawagub yang biasanya di dominasi oleh kaum perempuan malah terbalik terisi dengan dominan para laki-laki. Ini menjadi hal baru dalam pemerintahan. Dominasi perempuan dalam Pilkada menjadi suatu hal yang cukup jarang terjadi di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.

Dalam Pilkada Jatim 2024, Khofifah-Emil merupakan kandidat pertama serta pendukung terbanyak oleh beberapa partai yaitu sebesar 15 partai. Menurut data survei menunjukan bahwa kandidat Khofifah-Emil paling unggul sebesar 26,8%. Sementara, pasangan Cagub-Cawagub Pilkada  Risma-Gus Hans di usung oleh salah satu partai yang cukup terkenal di kalangan masyarakat yaitu oleh PDI-P

Nama Risma memang tidak asing di telinga warga Jawa Timur terutama Kota Surabaya. Ia sebelumnya telah menjabat sebagai Wakil Kota Surabaya selama dua periode berturut-turt pada tahun (2010-2020). Tak heran jika pendukung calon pasangan Risma-Gus hans tidak kalah jauh oleh pasangan Khofifah-Emil. Elektabilitas Risma mencapai 13,6% tepat di bawah Khofifah.

Untuk pasangan  Luluk-Lukman menjadi nama terakhir yang muncul dalam Pilkada Jatim 2024 yang di usung oleh Partai PKB dalam hari terakhir pendaftaran. Dari ketiga calon kandidat, Luluk merupakan satu-satunya kandidat yang Namanya tidak masuk ke dalam survei, Mengapa demikian? Sedangkan elektabilitas pasangan Luluk-Lukmanul Hakim berada di posisi ke tiga sebesar 3,8%

Bedasarkan pandangan politik, tiga bakal Calon Gubernur  Jawa Timur dari kalangan perempuan menunjukan bahwa dinamika politik di wilayah Jawa Timur sudah tidak terikat oleh isu gender dimana perempuan di anggap rendah oleh masyarakat yang mengakibatkan kesetimpangan sosial gender dan perempuan di anggap tidak berhak menjadi seorang pemimpin. 

Padahal eksistensi perempuan dalam menjadi seorang pemimpin lebih dominan daripada laki-laki. 

Pilkada Jawa Timur 2024 kali ini diberi julukan "Kartini Membuka Era!" dimana lahirnya kembali masa reformasi Kartini yang memperjuangkan harkat martabatnya sebagai perempuan. Membuka jalan bagi perempuan untuk meraih cita-cita setinggi mungkin. Meniadakan serta menyamakan isu kesetaraan gender dalam hal kepemimpinan. Hal ini dapat terbuka Kembali oleh adanya Calon Pilkada Jawa Timur 2024.

Setiap pasangan masing-masing menawarkan visi-misi yang berbeda-beda, mulai dari pembangunan infrastruktur, pengentasan kemiskinan, hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia.

 Komisi Pemiihan Umum (KPU) Jawa Timur mengungumkan bahwa ketiga calon pasangan tersebut telah mencuri banyak perhatian publik. Masing-masing kandidat memiliki pendukung yang kuat. Di tengah harapan besar masyarakat, siapa yang akan menjadi "Srikandi" baru Jawa Timur?

Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut 1, Luluk Hamidah dan Likhmanul Khahim dengan visi membuat Jawa Timur sejahtera, berdaya saing, inklusif, berwawasan lingkungan, dan mendunia. Di lanjutkan dengan salah satu misinya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang lebih unggul dan menyediakan kebutuhan sosial dasar. 

Dimana Paslon nomor urut 1 lebih menekankan misi dalam aspek sosial masyarakat yang berarti ditujukan langsung untuk masyarakat.

Untuk Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak Kembali mencalonkan diri  dengan membawa visi besar untuk mewujudkan Jawa Timur yang lebih adil, Makmur, unggul dan berkelanjutan guna menuju Indonesia Emas 2045. 

Dilanjutkan dengan beberapa misi yang akan di bawa Calon Gubernur paslon 02 yaitu ada 9, diantaranya Jatim Sejahtera, Jatim Kerja, Jatim Cerdas, Jatim Sehat, Jatim Akses, Jatim Berkah Amanah, Jatim Argo, Jatim Harmoni dan Jatim Lestari.

Tidak kalah saingnya, pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 3, Tri Risma Harini-Zahrul Ahzar Asumta atau Gus Hans siap membawa perubahan besar bagi Jawa Timur dengan mengusung visi "Jawa Timur RESIK" demi tercapainya masyarakat adil, makmur, berkepribadian, dan berkeadaban. Dilanjutkan dengan misi Birokrasi Refoemasi, Kerakyatan Ekonomi, sumber daya manusia yang cerdas dan sehat, serta kesejahteraan sosial.

Meskipun kandidat ini adalah perempuan, tidak ada dari ketiga calon yang signifikan mengangkat isu-isu terkait perempuan dalam visi-misi mereka. Hal ini sangat disayangkan. Padahal, perempuan dan anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap berbagai masalah public seperti Pendidikan, Kesehatan, hingga dampak perubahan iklim. Visi-misi terkait kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan hanya di bahas secara parsial bukan signifikan.

Di kutip dari berita detikjatim, pengamat Pilkada Jatim, Wawan menyebutkan sebagai contoh, pasangan Khofifah-Emil memiliki progam Jatim Harmoni dan pasangan Luluk-Lukman yang menyebutkan kesetaraan gender, tetapi hanya disebutkan dalam salah satu poin, dan tidak dijadikan roh dari keseluruhan progam.

Mungkin Sebagian masyarakat berharap para calon gubernur perempuan ini mampu memberikan solusi yang lebih iklusif terhadap persoalan yang dihadapu perempuan dan anak.

Meskipun begitu, Pilkada Jatim juga menjadi ujian penting apakah para kandidat perempuan mampu memperjuangkan kebijakan yang mampu mengubah struktur sosial di tengah nilai-nilai patriakis yang tinggi? Apakah pemimpin perempuan dapat membuktikan kepada khalayak bahwasanya representasi perempuan hanya terpaku dalam ide-idenya saja dan sulit untuk membawa perubahan?

Hal ini menunjukan bahwa dukungan terhadap perempuan politisi yang menduduki posisi kepala daerah meningkat, dan yang terpenting ketiga calon Gubernur Jatim ini memiliki rekam jejak sangat teruji. Dalam debat pilkada sudah jelas menunjukan bagaimana ketiganya menguasai dan sangat paham dengan bidang yang selama ini sudah ditekuni.

 Dengan terpilihnya salah satu dari ketiga calon kandidat Calon Gubernur tersebut, semoga dapat membawa perubahan penting dalam kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun