Pemanasan Global saat Ini      Â
KeadaanPernahkah kamu membayangkan bermain di pantai kesukaanmu, tetapi pantai itu sudah tenggelam? Hal ini terdengar seperti mengada-ngada; sayangnya, ini bisa terjadi jika kita tidak segera mengatasi masalah sampah. Sampah yang kita buang setiap hari ternyata berkontribusi pada pemanasan global yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut. Pemanasan global merupakan masalah yang sering kali diabaikan oleh masyarakat; mungkin kita sering kali merasakan panasnya, namun tidak menyadari sebab dari suhu bumi yang meningkat. Berdasarkan informasi dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), suhu permukaan global akan meningkat 1,1 hingga 6,4 °C (2,0 hingga 11,5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
Sampah yang Berkontribusi kepada Pemanasan Global
      Tahukah kamu bahwa setiap tahun kita menghasilkan begitu banyak sampah yang bisa setara dengan berat seekor gajah? Namun, sampah manakah yang menjadi penyebab pemanasan global? Berikut keadaan sampah yang menjadi salah satu kontributor pemnasan global:
- Sampah plastik sangat berpengaruh terhadap pemanasan global. Mengapa demikian? Plastik diproduksi dari zat berbasis minyak seperti minyak bumi dan gas alam. Bahan baku tak terbarukan ini lalu dimurnikan dan diproses menjadi resin plastik, kemudian dikirim ke produsen plastik. Produksi dan pengangkutan resin plastik ini membutuhkan bahan bakar dan energi dalam jumlah besar. Karbon dioksida dan metana dipancarkan selama proses pemurnian dan pengangkutan resin plastik. Setelah produk plastik dibeli dan digunakan oleh masyarakat, produk tersebut sering kali dibuang ke tempat pembuangan sampah atau dibakar. Pembakaran plastik akan melepaskan karbon dari produk tersebut ke atmosfer, sehingga bumi ini terselimuti oleh karbon tersebut.
- Tidak hanya sampah plastik, sampah organik juga berkontribusi kepada pemanasan global. Sampah organik yang bertumpuk dan tidak bisa terurai karena kadar air dan oksigen yang tidak mencukupi akan membusuk perlahan, sehingga melepaskan apa yang dikenal sebagai gas tempat pembuangan sampah (LFG), yang mengandung karbon dioksida dan metana.
- Sampah elektronik seperti ponsel, komputer, dan televisi mengandung bahan-bahan berbahaya yang dapat mencemari tanah dan air jika tidak didaur ulang dengan benar. Proses produksi elektronik juga menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Pandangan Saya terhadap Sampah di Indonesia saat Ini
Menurut saya, masalah sampah bukan lagi hal remeh yang patut kita abaikan. Dampak sampah tidak main-main bagi lingkungan. Bayangkan saja, sewaktu-waktu jika sampah kian menggunung dan tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan ledakan sampah yang berbahaya dan memperburuk dampak pemanasan global. Dan saat inilah waktu bagi kita semua untuk melakukan suatu aksi yang dapat memberikan keadilan lingkungan bagi semua orang, karena setiap orang memiliki hak untuk merasakan udara segar dan cuaca yang baik. Kita dapat menciptakan negara yang bersih dengan membangun kesadaran diri masing-masing, mari lakukan 1 tahapan demi 1000 kebaikan. Misalnya, mengurangi sampah plastik saat berbelanja dengan cara membawa tas belanja, mendaur ulang sampah sepintar mungkin, dan sebaiknya anak diajarkan jenis-jenis sampah sejak usia dini. Kita harus segera mencegah pemanasan global ini karena kita tidak mengetahui apa yang akan dirasakan oleh anak dan cucu kita berpuluh-puluh tahun ke depan, karena pada saat ini saja kita telah merasakan dampak negatif dari pemanasan global yang begitu dahsyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H