Mohon tunggu...
Faiza Arifatul Husna
Faiza Arifatul Husna Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Angkatan 2022 Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keamanan Jaringan Perusahaan: Saatnya Meniggalkan Pendekatan Tradisional

12 September 2024   17:22 Diperbarui: 13 September 2024   06:06 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keamanan Jaringan Perusahaan: Saatnya Meninggalkan Pendekatan Tradisional 

Di era digital yang semakin maju, keamanan jaringan perusahaan menjadi isu yang sangat krusial. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Minzhao Lyu, Hassan Habibi Gharakheili, dan Vijay Sivaraman, seperti yang diterbitkan dalam artikel "A Survey on Enterprise Network Security: Asset Behavioral Monitoring and Distributed Attack Detection" pada tahun 2024, menyajikan gambaran mendalam tentang tantangan dan solusi yang berkembang dalam dunia keamanan siber, khususnya bagi jaringan perusahaan. Dalam dunia yang semakin terhubung, perusahaan tidak hanya dihadapkan pada serangan tradisional seperti virus atau malware, tetapi juga pada serangan yang lebih kompleks dan terdistribusi seperti Distributed Denial of Service (DDoS) yang dapat melumpuhkan sistem dalam hitungan menit. Lyu dan koleganya menyoroti fakta bahwa serangan terdistribusi ini tidak hanya meningkat dalam frekuensi, tetapi juga semakin canggih dalam metodologi. Menurut laporan mereka, sekitar 60% serangan DDoS yang terjadi di jaringan perusahaan pada tahun 2023 menggunakan teknik yang dinamis dan sulit dideteksi oleh sistem keamanan tradisional. Data ini menunjukkan bahwa sistem yang mengandalkan konfigurasi statis dan aturan berbasis tanda tangan (signature-based systems) tidak lagi memadai untuk menghadapi ancaman ini. Di sinilah pentingnya pendekatan baru seperti pemrograman jaringan yang dinamis dan pembelajaran mesin yang adaptif. Artikel ini tidak hanya mengulas metode deteksi serangan yang ada, tetapi juga mengidentifikasi celah-celah kritis yang perlu diatasi oleh komunitas riset dan industri. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi referensi penting bagi perusahaan yang ingin memperkuat postur keamanan siber mereka dan mengantisipasi serangan yang terus berkembang.

***

Dalam konteks keamanan jaringan perusahaan, artikel yang ditulis oleh Lyu, et al memberikan wawasan penting tentang tantangan dan solusi yang ada. Salah satu temuan utama mereka adalah ketidakmampuan sistem keamanan tradisional untuk mengatasi serangan yang semakin kompleks dan terdistribusi. Pada tahun 2023, tercatat bahwa lebih dari 70% jaringan perusahaan yang diserang DDoS mengalami downtime yang signifikan, mengakibatkan kerugian finansial yang tidak sedikit. Lebih jauh lagi, laporan dari Ponemon Institute menunjukkan bahwa rata-rata biaya downtime akibat serangan siber mencapai $9.000 per menit, sebuah angka yang menekankan urgensi untuk meningkatkan sistem keamanan jaringan.

Lyu dan timnya juga menyoroti pentingnya pemantauan perilaku aset dalam jaringan perusahaan. Pendekatan ini memungkinkan identifikasi pola perilaku abnormal yang mungkin menunjukkan adanya serangan. Misalnya, mereka mencatat bahwa penggunaan graf jaringan dinamis untuk memantau perilaku aset telah terbukti mampu mendeteksi anomali dengan lebih akurat dibandingkan metode statis. Dalam uji coba yang dilakukan oleh peneliti pada jaringan perusahaan besar, metode ini berhasil mengidentifikasi 85% serangan yang tidak terdeteksi oleh sistem tradisional. Ini menunjukkan bahwa penerapan metode yang lebih dinamis dan adaptif dalam pemantauan jaringan dapat secara signifikan meningkatkan keamanan.

Namun, meskipun teknologi seperti pemrograman jaringan yang dapat diprogram (programmable networking) dan pembelajaran mesin menawarkan solusi yang lebih fleksibel dan akurat, masih ada tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan terbesar adalah skala dan kompleksitas implementasi. Dalam jaringan perusahaan besar yang melibatkan ribuan perangkat dan jutaan aliran data, menerapkan pemantauan dinamis dan pembelajaran mesin secara efektif memerlukan sumber daya komputasi yang besar. Pada tahun 2024, diperkirakan bahwa hanya 15% perusahaan yang mampu mengadopsi teknologi ini secara penuh karena keterbatasan infrastruktur dan biaya. Ini menandakan perlunya inovasi lebih lanjut dalam hal optimasi sumber daya dan penyederhanaan proses implementasi.

Secara keseluruhan, artikel ini menunjukkan bahwa sementara teknologi baru menawarkan potensi besar untuk memperkuat keamanan jaringan perusahaan, adopsi yang luas masih memerlukan waktu dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk penyedia teknologi, akademisi, dan pemerintah. Tanpa kolaborasi ini, banyak perusahaan mungkin akan tetap rentan terhadap serangan yang semakin kompleks dan sulit dideteksi.

***

Kesimpulan yang dapat ditarik dari artikel ini adalah bahwa keamanan jaringan perusahaan tidak lagi dapat mengandalkan pendekatan tradisional yang statis dan reaktif. Dalam menghadapi serangan siber yang semakin kompleks dan terdistribusi, perusahaan perlu beralih ke solusi yang lebih dinamis dan proaktif, seperti pemrograman jaringan yang dapat diprogram dan pembelajaran mesin. Namun, implementasi teknologi ini tidak tanpa tantangan, terutama dalam hal skala, biaya, dan kebutuhan sumber daya. Dengan hanya 15% perusahaan yang mampu mengadopsi teknologi canggih ini pada tahun 2024, jelas bahwa masih ada jalan panjang sebelum kita mencapai adopsi yang luas dan efektif.

Oleh karena itu, penting bagi semua pemangku kepentingan, termasuk pengembang teknologi, peneliti, dan pembuat kebijakan, untuk bekerja sama dalam mengembangkan solusi yang lebih terjangkau dan mudah diimplementasikan. Selain itu, perusahaan juga harus mulai menginvestasikan sumber daya yang memadai dalam peningkatan infrastruktur keamanan mereka, agar siap menghadapi ancaman yang terus berkembang. Sebagai penutup, artikel yang ditulis oleh Lyu, Gharakheili, dan Sivaraman ini memberikan kontribusi penting bagi pemahaman kita tentang arah masa depan keamanan jaringan perusahaan dan menjadi dasar bagi upaya penelitian dan pengembangan lebih lanjut di bidang ini.

Referensi

Lyu, M., Gharakheili, H. H., & Sivaraman, V. (2024). A survey on enterprise network security: Asset behavioral monitoring and Zdistributed attack detection. IEEE Access, 12, 89363-89378. https://doi.org/10.1109/ACCESS.2024.3419068

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun