Mohon tunggu...
Agung Poku
Agung Poku Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

sedang tidur, kaku dan biru\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gerak Semangat #4ThCanting

7 Februari 2014   17:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:03 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam uraian yang panjang tentang jiwa manusia di bawah sosialisme, Oscar Wilde menulis:

“Manusia berupaya hidup secara giat, penuh dan sempurna. Ketika dia dapat melakukan itu tanpa mengekang orang lain, atau pernah menderita, dan semua aktivitasnya dapat membuatnya senang, maka dia akan menjadi lebih waras, lebih sehat, lebih beradab, lebih menjadi dirinya sendiri. Kesenangan adalah ujian alam, tanda dari penerimaan alam. Ketika manusia senang, dia berada dalam harmoni dengan dirinya sendiri dan lingkungannya.”

Hukum alam berlaku seperti adanya. Tak bisa diubah atau bergeser. Tahun berganti, musim berganti, panen tiba, kekeringan juga melanda. Semuanya bergerak seperti roda gerobak yang berputar. Ditarik oleh tali kekang yang tersimpul pada waktu. Juga tiba saatnya bagi Komunitas Canting untuk memperingati hati kelahirannya. Bagi kawan-kawan Canting,  tentu ini waktu yang tepat untuk mengenang dan melihat jauh ke belakang, tentang seberapa jauh bayi ini tumbuh hingga sampai pada hari ini. Adalah waktu yang tepat juga, untuk menata anak tangga, mempersiapkan kayu yang kuat sebagai pijakan jika kelak bayi ini tumbuh dewasa.

Tetapi tak ada seorangpun yang berhasil menata kesenangannya. Dan juga tak seketat itu. Ia adalah jiwa harmoni. Ia hanya melangkah keluar dan mendapati dirinya dalam keadaan riang, seperti seorang anak kecil yang bermain di taman pada minggu pagi. Sedianya, aku tak pernah berharap untuk menjadi dewasa. Pemandangan dan warna-warni hidup tak lagi spektakuler, seperti pandangan seorang anak kecil terhadap awan yang bergerak. Orang dewasa terlampau meratapi kesedihan hidup, dan mereka terlalu sering menghukum diri sendiri.

Bagiku, Canting adalah tempat dimana aku menemukan kembali tulang-tulangku yang mungil. Cara pandangku terhadap dunia tak sebesar apa yang orang pikirkan. Aku hanya menjadi bagian dari dunia yang orang pikirkan. Definisiku tentang Canting masih tetap sama. Sejak semula, Canting berarti liburan. Suatu tempat, sebuah keadaan dimana aku bertaruh dengan diriku yang lain, tentang bagaimana seharusnya dunia menjadi. Ada celah-celah dalam fantasi berwarna, yang kemudian menjadi suatu kesempatan untuk memulai atau memangkas gerakan. Inilah liburan.

Mengingat Canting berarti mengingat semangat. Daya hidup yang terus tumbuh. Aktivitas yang terus berlangsung tanpa semangat, sama saja dengan mesin. Perilaku yang telah terprogram bukanlah daya hidup. Ia tak mampu menyimpan memori, bahkan sebesar apapun ia diberi kapasitas untuk itu. Soal ini, aku teringat suatu hal, ketika Canting mulai hadir dan bertemu dengan banyak orang. Sesungguhnya Canting itu punya tujuan apa. Sebelum orang-orang mengenal secara langsung, mereka menduga Canting adalah sebuah gerakan dengan segala rencana yang tersusun secara matang dan terstruktur. Aku akan mengatakan, ya, Canting adalah sebuah gerakan semangat. Setiap manusia punya semangat. Robot tak pernah dan tak akan pernah punya semangat. Gerak mesin adalah gerak konsisten. Ia tak mengenal sakit atau keluh. Pada manusia, daya hidup juga bisa berarti gerak konsisten. Dan hal ini yang manusia coba wujudkan, segala ekspresi dan perilakunya pada mesin. Manusia benar-benar berusaha secara cermat dalam hal ini. Sampai akhirnya cara berpikir layaknya aplikasi sebuah program computer mempengaruhi banyak orang. Bahkan merubah cara pandang, bagaiamana seseorang menjadi atau dunia menjadi. Aku menggambarkannya seperti ini.

A adalah sebuah variabel. Variabel tersebut mempunyai nilai, misal 0. Nilai pada variabel berarti cara berpikir. Nilai kemudian menjadi wujud ekspresi pada variabel lain. Nilai bisa berganti seribu kali, bahkan lebih. Tetapi variabel tak akan pernah berubah. Eksistensi secara badaniah. Nilai suatu variabel saling berhubungan. Dalam teori bahasa dan otomata sebuah program computer, akan menjadi:

Secara mekanis, nilai-nilai tersebut bergerak dari satu variabel ke variabel yang lain, bahkan saling mempengaruhi. Nilai yang saling mempengaruhi memunculkan dialektika. Variabel-variabel baru bermunculan. Keketatan secara mekanis mempengaruhi cara berpikir. Orang-orang bergerak seperti mesin dan mereka mengekang dengan keketatan. Bahkan pada saat mereka menginginkan bagaimana seharusnya seseorang menjadi atau dunia menjadi.

1391769732850983187
1391769732850983187

Aku sepenuhnya setuju dengan Wilde, jika manusia secara giat melakukan aktivitas tanpa mengekang orang lain dan membuatnya senang, ia menjadi waras. Sebagaimana pula Canting, ia adalah semangat. Itu pendapatku. Canting lahir dari semangat. Sebuah komunitas bukanlah pikiran puluhan atau lebih kepala. Individualisme menuntun setiap orang untuk bekerja secara bebas. Tujuan hanyalah akibat. Ia bergerak, beraktivitas, didorong oleh semangat. Daya hiduppun terus tumbuh.

Sebentar lagi, Canting akan memperingati hari lahirnya. Ia akan berusia empat tahun. Gerak semangat telah mempertemukannya dengan orang-orang yang penuh semarak. Aku teringat sekaligus haru bagaimana orang-orang menyalurkan semangat mereka kepada Canting. Bahkan bagaimana bentuk wajah mereka atau dimana mereka berada, akupun tak tahu. Mengamini semangat yang bebas, bergerak kemanapun ia suka. Seharusnya dunia menjadi.

Secara khusus, sebagaimana tulisan ini aku persembahkan khusus kepada Faa. Salah seorang dari Canting yang telah meraih kesenangannya sendiri. Mengingat Canting, berarti juga mengingat pribadinya yang giat.

Dirgahayu Canting! SemangArt!

[caption id="attachment_310780" align="aligncenter" width="300" caption="Faa"]

13917699941151962116
13917699941151962116
[/caption]

Agung Poku

Jogja, Februari 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun