Mohon tunggu...
Agung Poku
Agung Poku Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

sedang tidur, kaku dan biru\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Leonard Cohen Sastrawan yang Bernyanyi

17 Desember 2011   22:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:07 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dalam sebuah kebaktian minggu, kelompok paduan suara tampil dengan seragam putih-putih di atas panggung. Awalnya saya yakin ini bakal membosankan, karena seperti yang sudah-sudah, mereka akan membawakan lagu-lagu pop dengan nada yang datar. Tapi kali ini berbeda, ketika sang pianis untuk pertama kalinya menyentuh tuts piano, dan satu per satu muncul dentingan gospel yang lembut. Mirip lompatan-lompatan nada dalam You Are So Beautiful-nya Ray Charles. Seorang perempuan muda, dengan rambut tebal berombak, bernyanyi sendirian:

Well I heard there was a secret chord

That David played, and it pleased the Lord

But you don't really care for music, do ya?

Well it goes like this

The fourth, the fifth The minor fall and the major lift

The baffled king composing Hallelujah

Dan disusul oleh seluruhnya, dalam pembagian suara yang menggelegar:

Hallelujah

Hallelujah

Hallelujah

Hallelujah

Ya, benar. Itu adalah lagu Leonard Cohen. Lagu yang membuat saya jatuh cinta pada sosok Kanada ini. Bukan karena Halelujah yang diperdengarkannya dengan suara bas mendalam dan berat. Tapi sosok Cohen sangat mengesankan, setidaknya yang bisa kita tangkap dari lirik-lirik lagunya. Menurut saya vokal Leonard Cohen biasa-biasa saja, meskipun basnya akan membawa anda pada sebuah lubang asap, dimana anda akan bergetar-getar dan menjadi hitam karena gumpalan asap. Tapi secara keseluruhan vokalnya tidak begitu istimewa bagi saya. Sama seperti mengolok-olok Bob Dylan dengan suara cemprengnya. Tapi saya tahu bahwa saya akan sakit kepala jika tak menyetel Forever Young dalam sehari.

Sosok Leonard Cohen sangat berkesan bagi saya. Bernama lengkap Leonard Norman Cohen, lahir di Montreal, Quebec, Canada, pada 21 September 1934. Lahir dalam keluarga Yahudi keturunan Polandia. Kakeknya pun seorang Rabi. Kelak hal ini mempengaruhi karir musiknya. Seperti dalam lagu Halelujah, lirik-lirik yang dia ciptakan tak lepas dari tema-tema agama bahkan seks, dan hubungan antar pribadi dalam keseharian. Penuh perenungan yang dalam dari hal-hal yang sangat sederhana. Mirip Tolstoy!

[caption id="attachment_150154" align="aligncenter" width="523" caption="Leonard Cohen (Foto:leonardcohen.com)"][/caption] Cohen remaja belajar bermain gitar dan bersama teman-temannya membentuk sebuah kelompok musik yang diberi nama Buckskin Boys. Beraliran Country. Ambisi besar untuk menjadi musisi membawanya hijrah ke Amerika, pada tahun 1967. Setelah berkelana, tampil pada banyak festival, pertemuannya dengan Judy Collins yang berawal dari lagu Suzane, menjadi terobosan besar. Katanya lagu ini dinyanyikan Cohen bersama Judy Collins lewat telepon dan mereka bersepakat akan merekamnya. Beruntung Columbia Records menemukan talenta Cohen lewat perwakilannya John H. Hammond. John juga yang menemukan musisi-musisi bertalenta sekaliber Bob Dylan dan Bruce Springsteen.

Album pertamanya, Songs of Leonard Cohen (1967) tidak begitu meledak, tapi setidaknya mendapat pujian. Beliau cukup produktif dalam menghasilkan album. Selang dua tahun, terbit album barunya, Songs from a Room (1969). Kalau diperhatikan kemunculan album barunya selalu berjarak dua tahun, sampai akhir 70-an. Memasuki tahun 1980, total berjumlah tujuh album. Cukup produktif. Memasuki era 80-an, vokal Cohen berubah. Suaranya yang kini dikenal orang, dengan bas yang dalam. Yang paling lekat adalah lagu Halelujah dalam album Various Positions (1984). Pada album The Future (1992) lagu-lagunya bersifat politis. Lirik-liriknya tajam dan puitis seperti dalam lagu Democracy yang mengkritik Amerika. Pandangan politiknya juga termuat dalam lirik-lirik yang dia ciptakan, sangat humanis seperti yang dia katakan: "Saya bukan kiri atau kanan."

Cohen adalah seorang sastrawan, penyair, novelis. Jauh sebelum dia menekuni musik, sastra adalah hidupnya. Dan boleh dibilang ketenaran di dunia musik, cukup mendongkrak produktifitasnya dalam sastra. Bahkan dianugerahi penghargaan sastra tertinggi di Spanyol yang bernama Prince of Asturias Award. Total ada enam buku yang dihasilkannya selama 1956-2006:

  • Let Us Compare Mythologies (puisi) 1956
  • The Spice-Box of Earth (puisi) 1961The Favourite Game (novel) 1963
  • Flowers for Hitler (puisi) 1964
  • Beautiful Losers (novel) 1966
  • Parasites of Heaven (puisi) 1966
  • Selected Poems 1956–1968 (puisi) 1968
  • The Energy of Slaves (puisi) 1972
  • Death of a Lady's Man (puisi dan prosa) 1978
  • Book of Mercy (prosa puisi/mazmur) 1984
  • Stranger Music (puisi pilihan dan nyanyian) 1993
  • Book of Longing (puisi, prosa, gambar) 2006

Identitas awalnya sebagai penulis, sangat mempengaruhi karirnya di dunia musik. Bisa jadi berkolaborasi dengan sempurna. Lirik-liriknya tak biasa. Puitik dan satir. Beberapa julukan untuk dia adalah pemenang penyair pesimisme, ayah baptis dari kegelapan. Banyak pujian yang datang padanya, karena kepiawaiannya dalam menulis. Suzanne Vega dan Rufus Wainwright, mengatakan: "Saya benar-benar yakin dia adalah penyair yang hidup terbesar di bumi." Begitu pula Kurt Cobain, pentolan Nirvana dalam lagunya Pennyroyal Tea: "Berikan aku Leonard Cohen sesudahnya/ Agar aku dapat mendesah selamanya."

Salah satu puisinya yang terkenal adalah Millennium from Flowers For Hitler:

...

I did not understand

the day it was

till I looked outside

and saw a fire in every

window on the street and crowds of humans crazy to talk and cats and dogs and birds

smiling at each other!

Pribadi yang suka kesepian ini pernah mengalami depresi berat dan mengkonsumsi LSD, sejak kematian ayahnya. Ditanya perihal obat-obatan, dia menjawab: "rekreasi obsesif dan farmasi." Ia mengasingkan diri dan menjadi biawaran Buddhis Zen Rinzai, sejak 1994-1999. Pria yang satu ini pengagum Janis Joplin. Tentang Joplin, dia berkata: "Wanita yang paling cantik yang pernah kulihat." Bahkan dia menulis lagu tentang Janis Joplin yang berjudul Hotel Chelsea No 2. Dan kabarnya pada tanggal 30 Januari 2012, Leonard Cohen akan meliris album baru yang berjudul Old Ideas. Kita tunggu saja. Yang pasti akan dahsyat!

*Sumber: wikipedia.org, guardian.co.uk, rollingstone.co.id, leonardcohenfiles.com, leonardcohen.com, youtube.com *catatan: buat mas Jaya dan bang Edu, saya gak jadi bikin SR. Vaughan. Blom dapat feel-nya bang. Cohen dulu ya. hehehe...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun