Pria tua itu
Wajahnya yang penuh dengan guratan aneh;
Ia berteriak dan peluhnya menimbun menjadi lebih banyak
Diantara pori-pori dan gema suaranya; kemana-mana
Fronti nulla fides!
Ia mengulang-ngulang
Aku tak tahu makna
...
Baru ku tahu seminggu kemudian
Oh aku sudah salah paham
Karena aku-lah biang keladinya
Kupandangi lelaki tua keriput itu lagi dan lagi
Aku gagal kesekian kalinya
Aku masih tetap bilang tidak bisa
Tidak bisa
Tidak bisa
...
Lampu jalan itu bernyala terang
Fronti nulla fides! Aku mengatakan-nya
Dijalan pulang ini aku menemukan sebuah jawaban;
Pria tua itu sedang berkata padaku
Tentang bagaimana aku melihat
Bagaimana aku memahami
Bagaimana aku hidup
Bagamaina aku ...., mencintai
Ya,
Aku memahaminya.