Mohon tunggu...
Che Ghele
Che Ghele Mohon Tunggu... Freelancer - Opini, Sastra, Budaya

Mempelajari Sastra Jepang sebagai sarana komunikasi global,pegiat literasi yang suka puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Chamomile

26 Juli 2024   07:25 Diperbarui: 26 Juli 2024   07:36 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senjaku mulai buram,

Tinggalkan sepi,

Pekat

Hitam

Aku dan bayang

Titik darah tertinggal antara kerumunan sang putri malu

Satu

Satu

Belum,

Aku belum benar-benar perih

Masih sanggup aku berjalan

Titik darah membekas, membanjiri setapak

Lolongan mulai terdengar

Gemuruh si jahat

Wajah pemikat

Topeng

Pesona

...

Sial,

Dua

Tiga

Empat

Menghitung keberuntungan

Siapa saja

Medanku makin buram

Jatuh

Berpeluh

Lalu;

Secangkir chamomile 

Gelak tawa,

Pelukan

Chris Tomlin dalam kidung sukacita

Tinker Bell dan sekelebat kunang-kunang

Selesai

Selesai sudah.

...

Ia terbangun

Wanita itu sedang meringkuk memeluk tubuhnya

Wanita itu, yang tersengal-sengal

Dan fantasinya

Dan dunianya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun