Mohon tunggu...
Chazali H Situmorang
Chazali H Situmorang Mohon Tunggu... Apoteker - Mantan Ketua DJSN 2011-2015.

Mantan Ketua DJSN 2011-2015. Dosen Kebijakan Publik FISIP UNAS; Direktur Social Security Development Institute, Ketua Dewan Pakar Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia (LAFAI).

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Bola Panas Bernama Gibran

14 Januari 2024   23:19 Diperbarui: 14 Januari 2024   23:19 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Gibran Rakabuming Raka, yang sehari-hari media menyebutkan Gibran, adalah pemuda usia muda ( 36 tahun) yang sangat terkenal dan populer di seluruh pelosok tanah air. Walikota Solo yang terpilih dengan rivalitas kontestasi yang disiapkan. Menang mutlak. Kota Solo semakin semarak karena dikeroyok oleh Kementerian diberbagai sektor publik, atas arahan Presiden Jokowi kepada para menterinya. Kenapa bisa begitu patuhnya para menteri membantu kota Solo. jawabannya jelas karena Gibran anak Presiden.

Sejak menjadi Walikota Solo, Gibran menjadi bola panas, yang membuat berbagai pihak akan kepanasan jika tidak ikut arus permainan.

Dua tahun menjadi Walikota Solo, sudah terasa dinasti kekuasaan Jokowi  menggurita kota Solo. Solo ingin menggeser popularitas dan kehebatan Yogyakarta. Hal itu diungkapkan Gibran, pada saat perdebatan Calon Wapres beberapa waktu yang lalu, bahwa pengunjung wisata ke Solo saat lebaran melampui Kota Yogyakarta. Tentu faktanya tidak seperti itu menurut komentar para netizen.

Bapaknya Gibran, Presiden Joko Widodo, mencermati bahwa baju Gibran sebagai Walikota Solo sudah sangat kesempitan. Maka disiapkan baju berupa jubah berpernik emas, untuk menjadi Wakil Presiden. Jika terpilih menjadi Wakil Presiden, Jokowi tentu masih leluasa untuk turut mengurus soal pemerintahan dan kenegaraan.

Persoalan koalisi partai mana yang mau disiapkan Presiden Jokowi tidak sulit,  karena sudah mengantongi sebagian  besar partai-partai yang ada di DPR, maka dapatlah figur calon Presdien yang sudah berpengalaman panjang sebagai calon Presiden yakni Prabowo Subianto.

Selama 4 tahun sebagai Menteri Pertahanan, ternyata Presiden Joko Widodo sangat senang dengan Prabowo.  Presiden Jokowi semakin memuncak "senang"nya, karena dimana-mana, kapan saja, memuji Kepemimpinan Presiden Jokowi. Hobi sama suka anomali.

Puja dan puji itu rupanya tidak cukup. Presiden Jokowi ingin bukti nyata kesetiaan Prabowo. Caranya bagaimana? Diumpanlah Gibran untuk menjadi Calon Wapres, mendampingi Prabowo sebagai Wapres.  Prabowo langsung sambar umpan yang diberikan Jokowi. Diikuti oleh Ketua-Ketua  Partai Indonesia Maju, termasuk mantan Presiden, menekukkan wajahnya dihadapan sang Gibran. *Suatu kejadian luar biasa yang tidak pernah terjadi sejak adanya Negara Kesatuasn Republik Indonesia*.

Bola panas Gibran, rupanya sudah sanggup meluluh lantakkan Organ-Organ Partai --Partai Indonesia Maju yang terbungkus dengan syahwat meneruskan kekuasaan, Bola panas yang digelindingkan itu pilihannya hanya 2 bagi Ketua-Ketua partai, yakni hangus terbakar atau  ngumpet di bunker yang tahan api. Alhamdulillah semuanya ngumpet, dan selamat.

Saat ini, proses kampanye sedang berlangsung. Debat Capres dan Cawapres semakin seru. Pada debat putaran ketiga, yang antara lain membahas Pertahanan, banyak yang menduga karena posisi Prabowo sebagai Menhan dan pensiunan jenderal, tentu sangat menguasai debat dan akan menguliti kedua lawan debat paslon 1 dan 3.

Tapi kenyataan, kejadian sebaliknya. Paslon 1 dan 3, menguliti habis Prabowo sampai tidak ada lagi bersisa. Kata mutiara yang terucapkan dari mulut Prabowo, " data yang disampaikan tidak  benar, saya akan menunjukkan data yang benar di kesempatan lain, terbuka dan tranfaran".  Ungkapan itu diterjemahkan penonton bahwa Paslon 2 dan juga Menhan itu, tidak bawa data, tidak menguasai data, sehingga tidak bisa membantah data yang disampaikan Paslon 1 dan 3.

Karena di forum debat KPU itu, diharamkan menumpahkan kemarahan terhadap lawan debat, maka diumbarlah kekesalannya di depan pendukungnya di Riau dan Palembang dengan mengatakan lawan debat goblok dan perumpamaan binatang. Suatu kampanye yang memilukan dan memalukan. Suatu pidato kampanye yang tidak beretika.

Bola panas Gibran sudah menjai bola panas yang tidak terkendali. Rakyat rame-rame ingin mematikan bola panas menjadi dingin. Bola menjadi dingin untuk selanjutnya akan ditendang kesana kemari sampai bola itu kempes.

Kapan bola itu kempes? Medio Februari 2024. Mereka yang ada di bunker tadi, dikeluarkan dan dituntut di adili oleh rakyat dengan berbagai tuntutan, mulai dari korupsi, penyalahgunaan wewenang, penipuan, pembohongan,, perampokan aset negara.

Oligarki yang menjadi penyokong dan penyanggah, duluan ngacir ke Luar Negeri, Singapure, Tiongkok, Hongkong. Mereka berkumpul kembali, konsolidasi kekuatan untuk mencoba merayu dan mempengaruhi rejim yang baru.  Semoga rejim yang baru tidak terpengaruh seperti rejim yang lama. Bagus diawal periode, Rusak diakhir periode.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun