Mohon tunggu...
Chazali H Situmorang
Chazali H Situmorang Mohon Tunggu... Apoteker - Mantan Ketua DJSN 2011-2015.

Mantan Ketua DJSN 2011-2015. Dosen Kebijakan Publik FISIP UNAS; Direktur Social Security Development Institute, Ketua Dewan Pakar Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia (LAFAI).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kemarahan Struktural Presiden

3 Juli 2020   23:50 Diperbarui: 3 Juli 2020   23:47 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pengangkatan Menteri oleh Presiden dengan mengedepankan milenial, generasi muda, dalam suasana normal memang dibutuhkan untuk estafet kepemimpinan kedepan. Skenario Pak Jokowi itu banyak diapresiasi dikalangan anak muda. Ada yang tergelincir dalam perjalanannya itu bisa saja. Yang tua juga banyak yang tergelincir. Itu proses, dan Presiden  harus terus melakukan edukasi kepada mereka ini.

Persoalannya siapa yang tahan dan sanggup menghadapi pandemi covid-19 ini. Meluluhlantakkan peradaban dunia. Interaksi sosial menjadi kacau. Komunitas menjadi makhluk yang bernama webinar.

Pandemi ini dapat menghapuskan mimpi Presiden untuk mewujudkan Indonesia Maju. Semuanya menjadi serba mundur, tereduksi dan  seakan-akan bekerja kembali dari titik nol bahkan ada yang mengatakan titik minus.

Jadi memang sense of crisis harus menjadi senjata utama yang diyakini ampuh untuk mengatasi persoalan. Karena itu harus muncul dari pikiran dan hati sanubari penyelenggara pemerintahan. Situasi ini tidak  bisa dijadikan drama, sandiwara hidup.

Kalau dijadikan drama dan sandiwara hidup maka yang menang adalah virus corona itu. Sebab corona tidak pernah lengah, tidak pernah tidur, tidak pernah bersandiwara, tidak pernah main drama, kerjanya membuat orang  terinfeksi dan puncak prestasinya  adalah kematian dan kesakitan bagi inangnya. Virus corona adalah pasukan bunuh diri yang lawan tangguhnya hanya satu bernama Imunitas.

Jiwa dan semangat senses of crisis pertama dan utama harus dimiliki oleh mereka yang membuat kebijakan pemerintah sebagai kebijakan publik. Sebab kebijakan pemerintah yang bermuatan sense of crisis.  akan dapat mempersempit ruang gerak virus, berbarengan dengan inangnya yang harus menjadi sasaran target pengendalian penyebaran virus.

Secara bersama petinggi pemerintah lainnya, harus mempunyai kebijakan sense of crisis untuk memberikan ruang yang cukup, aman, sesuai dengan protokol kesehatan, berupa  stimulus ekonomi yang sudah sempat hancur untuk bangkit kembali, dalam suasana relaksasi PSBB.

Bertemunya sense of crisis kesehatan dan ekonomi, secara simultan, maka secara perlahan akan terbangun kembali kehidupan sosial yang lebih ramah, familiar, dan merasakan senasib dan sepenanggungan dalam menghadapi musibah covid-19.

Presiden Jokowi, mencoba  menghentak dan melakukan kejutan kepada para menterinya, untuk tetap menggenggam erat sense of crisis,  karena  Presiden melihat genggaman tangan mereka melemah karena dihembus angin sepoi-sepoi yang membuat mudah tertidur.

Hentakan Presiden memerlukan dukungan masyarakat, maka itu video kemarahan strukturalnya di luncurkan, yang juga untuk menyadarkan masyarakat bahwa situasi negara ini sedang  oleng dihantam ombak virus corona.

Harapan masyarakat, semangat sense of crisis  yang sedang bangkit di sanubari Presiden, juga akan tergambar dalam berbagai kebijakan pemerintah kedepan ini, dalam menghadapi berbagai persoalan kesehatan, ekonomi dan sosial dalam situasi pandemi wabah covid-19 yang belum dapat dipastikan kapan akan berakhir,  beserta dampak ikutannya.

Cibubur, 2 Juli 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun