Sudah bukan fakta baru bagi semua orang bahwa kanker telah menjadi momok yang menakutkan di dunia medis. Meskipun sudah terdapat berbagai jenis terapi yang tersedia, tantangan dalam mengatasi kanker tetaplah besar. Status quo tersebut pun berlaku untuk salah satu jenis kanker yang paling umum ditemukan di masyarakat, yaitu kanker payudara.
Maka, saat mendengar kata kanker sendiri, dua hal yang pasti muncul di kepala adalah kematian dan kemoterapi. Kemoterapi, yang dikenal sebagai pengobatan andalan untuk kanker, ternyata tidak selalu menjamin keberhasilan karena tubuh pasien dapat memunculkan penolakan terhadap obat yang diberikan. Jika begitu, apakah kanker payudara tidak dapat disembuhkan?
Para saintis di bidang Biologi Molekuler tidak bisa menerima pertanyaan itu. Apakah Anda sudah mengetahui kabar menarik bahwa mereka sedang mengembangkan harapan baru untuk mengobati kanker? Dengan menggunakan “gunting” yang dapat memotong DNA, materi genetik yang dimiliki setiap makhluk hidup, sel kanker di dalam tubuh dapat dimusnahkan dan bahkan tingkat kelangsungan hidup para pengidap kanker dapat ditingkatkan.
Anda sekarang mungkin berpikir, “Loh, apa hubungannya kanker, DNA, dan gunting; bagaimana bisa?” Ternyata, seseorang bisa mengidap kanker saat mengalami perubahan pada DNA-nya, yaitu pada daerah DNA (gen) penyebab kanker. Lalu, DNA yang salah tersebut dapat digunting sehingga pasien menjadi sehat kembali. Anda diharap untuk tidak salah memahami karena gunting di sini bukanlah sembarang gunting kertas ataupun dapur, melainkan gunting molekuler canggih yang sering disebut CRISPR-Cas9 (Gambar 1). Terdengar keren, bukan?
CRISPR-Cas9 atau clustered regularly interspaced short palindromic repeats-associated protein-9 adalah bagian dari sistem kekebalan bakteri yang melindunginya dari serangan virus. Benar, bukan hanya manusia saja yang dapat sakit karena virus tetapi bakteri juga!
Saat virus menyerang, bakteri akan memotong DNA virus dan menggabungkannya dengan DNA mereka sendiri pada daerah yang disebut CRISPR. Maka, saat virus yang sama kembali menginfeksi, bakteri akan mengingat virus tersebut dan menghasilkan RNA (teman dekat DNA) dari daerah CRISPR.
RNA ini akan menempel dengan DNA virus dan suatu protein enzim bernama Cas9 akan menggunting DNA virus sehingga virus tidak dapat menginfeksi bakteri tersebut. Namun, bagaimana CRISPR-Cas9 ini dapat mengobati kanker payudara?
Setelah pengguntingan gen tumor terjadi, secara alami, sel-sel tubuh akan memperbaiki daerah DNA yang rusak. Proses inilah yang dapat dimodifikasi untuk menghilangkan fungsi dari gen kanker sehingga pertumbuhan tumor dapat dihentikan. Caranya adalah dengan memasukan gen yang benar ke dalam sel supaya dalam proses perbaikan DNA, gen yang benar dapat masuk ke daerah DNA yang terpotong sehingga bentuk DNA utuh kembali (Gambar 2).
Kanker payudara terjadi akibat berbagai kerusakan pada beberapa jenis gen. Maka, CRISPR-Cas9 dapat dimanfaatkan saintis untuk menargetkan dan mengubah fungsi gen tersebut. Sebagai contoh, gen pembentuk tumor dapat dipotong sehingga fungsinya hilang.
Sebaliknya, gen penekan pertumbuhan tumor yang tidak berfungsi dapat dimanipulasi menggunakan CRISPR sehingga fungsi awalnya dapat kembali lagi. Selain itu, CRISPR-Cas9 dapat digunakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dalam melawan sel kanker.
Namun, mengingat kemoterapi merupakan pengobatan utama kanker, apakah CRISPR-Cas9 dapat meningkatkan keberhasilannya? Ternyata, gunting molekuler ini mampu melakukannya melalui dua cara; memotong gen yang menyebabkan resistensi dan memanipulasi gen supaya sel lebih peka terhadap obat kanker saat kemoterapi.
CRISPR-Cas9 terdengar sangat canggih dan praktis tetapi penggunaannya tidak semudah penulisan artikel ini. Teknologi ini awalnya mengalami penolakan karena dianggap melanggar etika. Namun, terlepas dari alasannya, hal tersebut dilakukan untuk kebaikan umat manusia.
Sebagai negara yang berkembang, tampaknya Indonesia masih jauh dari kata siap dalam menerima CRISPR-Cas9. Kemirisan tersebut tidak membuat kita putus semangat tetapi dengannya membuat kita, para generasi penerus bangsa, mau berpikir. Indonesia “hanya” membutuhkan tenaga manusia yang unggul dan ahli serta dukungan infrastruktur yang mumpuni untuk dapat menerapkan teknologi ini, khususnya dukungan dari pemerintah.
Dalam hal ini, teknologi terobosan CRISPR-Cas9 sangat menjanjikan untuk melawan kanker. Gunting DNA ini memungkinkan penargetan gen kanker payudara secara spesifik untuk memanipulasi gen dengan presisi tinggi. Dalam beberapa tahun ke depan, dengan penelitian dan pengembangan yang intensif, kita dapat mengharapkan penggunaan CRISPR-Cas9 sebagai terapi andalan kanker. Harapan baru dan masa depan yang lebih cerah ada di hadapan kita. Teknologi ini dapat menjadi senjata penting dalam perang melawan kanker dan membawa perubahan positif dalam hidup jutaan pasien yang terkena dampak penyakit ini.
Penulis: Prof. Topik Hidayat, M.Si., Ph.D., Chayra Endlessa, William Junino Saputro, dan Zeranita Ageng Nur Anisa.
Referensi
Redman, M. dkk. (2016). What is CRISPR/Cas9?. Archives of disease in childhood. Education and practice edition, 101(4), 213–215.
https://doi.org/10.1136/archdischild-2016-310459
Tamam, M. B. (2018). Cara kerja CRISPR-Cas9 untuk edit gen. Diakses dari: https://generasibiologi.com/2018/11/cara-kerja-crispr-untuk-edit-gen.html
Uddin, F., Rudin, C. M., & Sen, T. (2020). CRISPR Gene Therapy: Applications, Limitations, and Implications for the Future. Frontiers in oncology, 10, 1387. https://doi.org/10.3389/fonc.2020.01387
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H