Akhir-akhir ini, selama beberapa bulan terakhir, kasus-kasus kenakalan remaja di Kota Bekasi sedang marak terjadi. Kenakalan remaja adalah berbagai tindakan yang mengarah ke arah negatif dengan cara melanggar aturan atau norma setempat yang dilakukan oleh para remaja. Kenakalan remaja terbagi dalam kasus-kasus yang bervariasi, mulai dari tawuran, mabuk, pencurian, dan masih banyak bentuk kenakalan yang lainnya.Â
Menurut WHO, golongan remaja adalah masyarakat yang berusia 10-19 tahun. Secara usia, dapat dikatakan bahwa usia tersebut merupakan usia yang tergolong sangat muda, namun tidak menutup kemungkinan bahwa tindakan kriminal dapat dilakukan oleh golongan usia tersebut. Salah satu kenakalan yang banyak dilakukan oleh para remaja di Indonesia adalah tergabung dalam sebuah perkumpulan dalam konteks yang negatif atau akrab juga dikenal sebagai geng motor.Â
Beberapa bulan terakhir di Kota Bekasi khususnya, tragedi yang melibatkan geng motor banyak terjadi. Anggota geng motor umumnya berisikan anak-anak sekolah menengah atas (SMA), baik yang masih berstatus sebagai pelajar maupun yang sudah putus sekolah. Geng motor biasanya memiliki tempat tersendiri yang mereka anggap sebagai basecamp untuk tempat mereka berkumpul.Â
Kegiatan yang dilakukan oleh para anggota geng motor sangat bervariasi tingkatannya, mulai dari berkumpul saja sampai tindakan kriminal. Saya akan membahas mengenai tindakan kriminal yang kerap kali dilakukan oleh geng motor yaitu pembegalan. Aksi pembegalan yang akan saya bahas disini merupakan kasus yang spesifik terjadi di Kota Bekasi karena maraknya kejadian yang terjadi selama 3 bulan terakhir.
Sebelum berlanjut, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu mengenai definisi dari pembegalan. Pembegalan adalah sebuah aksi kriminal yang dapat dilakukan oleh seorang individu atau suatu kelompok dengan cara merampas barang berharga para pengendara di jalan, baik itu motor maupun mobil. Biasanya, begal beraksi di jalan-jalan yang sepi, hal itu bertujuan untuk menghindari adanya warga yang menyaksikan.Â
Di Kota Bekasi, beberapa bulan terakhir wilayah yang menjadi rawan begal adalah wilayah sekitar tol Cikunir. Sekolah-sekolah di Bekasi memperingati siswa-siswinya untuk waspada saat dalam perjalanan dengan kondisi berseragam, sebab yang menjadi incaran adalah para pelajar. Namun, saat itu sempat ada isu bahwa aksi yang ramai diperbincangkan hanyalah hoax semata, walaupun nyatanya ada bukti bahwa aksi tersebut benar adanya terjadi di Kota Bekasi.
Aksi-aksi seperti ini seringkali menimbulkan pertanyaan tentang mengapa mereka melakukan tindakan tersebut, apa yang menjadi pemicunya, apa tujuannya dan lain-lain. Oleh sebab itu, di bawah ini akan saya berikan beberapa faktor yang dapat memengaruhi tindakan para pelaku:
1) Pergaulan
Lingkungan pergaulan memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan dan penyesuaian pribadi seseorang dalam kehidupan sosialnya. Bergaul, bersosialisasi, atau berkoneksi memang merupakan suatu hal yang baik dan harus dilakukan oleh setiap orang. Namun, pada nyatanya banyak yang salah mengartikan konsep dalam bergaul. Jika suatu pergaulan terlihat melakukan keburukan, alangkah lebih baik jika kita menjauhkannya. Sebab, kita dapat terjerumus ke dalam keburukan yang sama tanpa kita sadari dan inginkan.Â
2) Keluarga
Tempat kita dibesarkan, tempat kita ditanamkan nilai-nilai kehidupan pertama kali, juga tempat kita bermula seringkali menjadi faktor seseorang melakukan tindakan kriminal. Seharusnya keluarga adalah tempat dimana kita dapat merasa aman dan terlindungi dari kejahatan di luar sana, tetapi ketidak kondusifan lingkungan rumah dapat menjadi penyebab remaja mencari pelarian atau pelampiasan di lingkungan luar. Terkadang hal tersebutlah yang menjerumuskan mereka ke lingkungan negatif hingga akhirnya mereka terpengaruh untuk melakukan tindakan kriminal.
3) PendidikanÂ
Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh terhadap perilaku para remaja di lingkungan sosialnya. Pendidikan di sekolah menanamkan nilai-nilai baik yang dapat kita terapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, anggota geng motor didominasi oleh pelajar sekolah. Kemungkinan besar yang terjadi adalah remaja-remaja tersebut merupakan seseorang yang rebellious, mereka tidak menaati dan menerapkan ilmu yang didapatnya dari sekolah. Selain itu, anak remaja masih labil dan mudah terpengaruh, mereka seringkali mengikuti perilaku teman-temannya.
Setelah kita memahami apa saja faktor yang mungkin memengaruhi para remaja untuk melakukan tindakan kriminal seperti tergabung ke dalam geng motor, saya harap kedepannya kita bisa mengingatkan teman atau bahkan diri sendiri agar tidak terjerumus ke dalam hal yang seperti itu. Sekian pembahasan saya mengenai geng motor dalam bentuk kenakalan remaja, terima kasih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H