Mohon tunggu...
Putri Chikal SAM
Putri Chikal SAM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Wiraswasta

Seorang mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Siber Asia '23 dengan kepribadian yang mudah bergaul dan cepat beradaptasi. Menyukai hal-hal yang seru dan baru. Menulis adalah hal baru bagiku dan nampaknya sangat seru!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Z adalah Generasi Teknologi

3 Desember 2023   20:16 Diperbarui: 3 Desember 2023   21:02 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1.Judul
    Generasi Z Adalah Generasi Teknologi
2.Pendahuluan
Latar belakang
    Generasi Z, yang sering kali menjadi sorotan dalam percakapan sehari-hari, menghadapi perbincangan seputar eksistensinya di dunia nyata dan maya. Secara luas dikenal sebagai generasi teknologi atau generasi net, muncul pertanyaan kritis mengenai apakah Generasi Z sejatinya menjadi budak dari kemajuan teknologi. Seiring kemajuan zaman, keterlibatan mereka di dunia digital semakin tak terhindarkan, memunculkan pertanyaan akan sejauh mana teknologi telah membentuk dan memengaruhi pola pikir serta   perilaku mereka.
    Dalam konteks ini, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi memiliki dampak signifikan terhadap Generasi Z. Dari satu sisi, kemajuan teknologi memberikan akses lebih luas terhadap informasi, koneksi global, dan platform kreatif. Namun, sebaliknya, kecanduan media sosial, tekanan digital, dan konsumsi konten online berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kesejahteraan mental dan interaksi sosial mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi keseimbangan antara pemanfaatan teknologi secara positif dan menjaga kesehatan mental Generasi Z.
    Dalam rangka memahami peran Generasi Z di era digital ini, perlu dilakukan analisis mendalam terhadap dinamika kompleks antara mereka dan teknologi. Sebagai budaya yang terus berkembang, menemukan solusi yang seimbang dan berkelanjutan menjadi kunci untuk memastikan bahwa Generasi Z dapat mengoptimalkan potensi teknologi tanpa terjerat dalam dampak negatif yang mungkin muncul.
3.Tujuan
    Mengajar Dampak Teknologi pada Generasi Muda
Mengetahui dampak positif dan negatif teknologi bagi Generasi Z untuk menjadi bahan ajar.
4. Isi
    Generasi Z, atau yang biasa disebut Gen Z atau iGeneration, merupakan kelompok generasi yang lahir setelah generasi Milenial. Mereka mengalami perkembangan pada era kemajuan teknologi yang sangat pesat, lahir antara tahun 1997 hingga 2012, dengan rentang usia berkisar 8-23 tahun. Jumlah Gen Z di Indonesia mencapai 27,94% atau sekitar 75,4 juta dari total populasi 270 juta manusia.
    Generasi ini tumbuh dan berkembang di tengah kemajuan teknologi yang telah maju, berbeda dengan Generasi Milenial yang masih menggunakan teknologi analog atau sedang dalam transisi dari analog ke teknologi digital. Oleh karena itu, Gen Z dianggap lebih unggul dan mahir dalam hal teknologi.
    Gen Z memiliki ciri-ciri instan, efektif, efisien, cepat, kreatif, ambisius, dan penuh tantangan, karena ketergantungan mereka pada teknologi. Gaya hidup ini membuat mereka menyadari potensi besar teknologi sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
    Meskipun Gen Z memiliki keunggulan dalam pemanfaatan teknologi, terutama dalam browsing, mencari informasi, berita terkini, berkomunikasi, menggunakan media sosial, kebebasan berpendapat, mencari teman, menambah wawasan, belajar online, hingga bekerja menggunakan teknologi, kemajuan teknologi juga membawa dampak negatif. Mereka rentan terhadap kecanduan media sosial, kurang produktivitas, penyebaran berita hoaks, malas belajar, dan paparan berbagai kejahatan internet.
    Kecenderungan bermain teknologi, terutama media sosial, juga berdampak buruk pada kesehatan mental Gen Z. Mereka sering mengalami kecemasan berlebih, depresi, peningkatan kesadaran, dan mudah stres karena sosial media menjadi patokan utama kehidupan sehari-hari. Gen Z cenderung membandingkan hidup mereka dengan apa yang terlihat di platform seperti Instagram, TikTok, WhatsApp, Twitter, Facebook, dan lainnya, memicu kecemburuan sosial. Gen  Z memiliki kebiasaan yang buruk juga terlalu terpaku pada apa yang mereka lihat dan terlintas di banak para Gen Z "Kok mereka bisa sukses ya?, kok mereka bisa terkenal ya?, kok mereka terlihat bahagia, kok mereka hidup enak ya?, kok mereka punya banyak teman ya? Kok Mereka bisa traveling setiap bulan ya?, kok aku gabisa kaya mereka!?" pikiran pikiran itulah yang membuat para Gen Z menjadi mudah depresi, lebih mudah overthinking dan mengganggu kesehatan mental para Gen Z karna memandang sebelah mata.
    Oleh karena itu, sebagai Generasi Z dan penerus bangsa, penting bagi kita untuk lebih menyadari penggunaan teknologi sehari-hari. Kita perlu menjadi lebih cerdas dan teliti agar tidak terjebak menjadi budak teknologi yang dapat merugikan kesehatan mental dan kesejahteraan kita. Kesadaran ini menjadi kunci untuk mengoptimalkan potensi positif teknologi sambil mengelola risiko dan tantangan yang mungkin timbul.
Kesimpulan:    Dalam kesimpulannya, Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, merupakan kelompok yang tumbuh dan berkembang di era kemajuan teknologi yang pesat. Mereka lebih terampil dan akrab dengan teknologi dibandingkan dengan Generasi Milenial. Meskipun memiliki keunggulan dalam pemanfaatan teknologi untuk berbagai aspek kehidupan, seperti belajar, bekerja, dan berkomunikasi, Generasi Z juga menghadapi risiko dan dampak negatif.

    Kemampuan instan, kreatif, dan ambisius menjadi karakteristik utama Gen Z, yang sangat tergantung pada teknologi dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Namun, perlu diakui bahwa kemajuan teknologi juga membawa dampak buruk, termasuk kecanduan media sosial, depresi, kecemasan, dan tekanan sosial yang timbul dari perbandingan hidup di dunia maya.

    Penting bagi Generasi Z dan generasi penerus bangsa untuk meningkatkan kesadaran terhadap penggunaan teknologi sehari-hari. Mereka diharapkan menjadi lebih cerdas dan teliti agar tidak jatuh menjadi budak teknologi yang dapat merugikan kesehatan mental dan kesejahteraan mereka. Kesadaran ini menjadi kunci untuk mengoptimalkan potensi positif teknologi sambil mengatasi risiko dan tantangan yang dapat muncul.
Referensi:
1) Wikipedia. (n.d.). Generasi Z. Diakses pada 2 Desember 2023, dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Generasi_Z
2) YouTube. (n.d.). [Seberapa Hebat Generasi Z? Apa kamu Salah Satunya?]. Diakses pada 2 Desember 2023, dari https://youtu.be/hFBaS7E7JB4?si=GWE3gzNtbFurQxLP.
3) Komara, I. (2023, September 13). Puluhan Juta Gen Z Bakal Nyoblos di 2024, Seberapa Besar Efeknya? DetikNews. Diakses pada 2 Desember 2023, dari https://news.detik.com/pemilu/d-6928759/puluhan-juta-gen-z-bakal-nyoblos-di-2024-seberapa-besar-efeknya.
4) SMA Pangudi Luhur Bernardus Deltamas. (n.d.). Dampak Positif dan Negatif dari Perkembangan Teknologi Digital. Diakses pada 2 Desember 2023, dari https://smapangudiluhurbernardusdeltamas.sch.id/artikel/dampak-positif-dan-negatif-dari-perkembangan-teknologi-digital.
5) YouTube. (n.d.). [Dampak Teknologi Pada Gen Z di Masa Depan]. Diakses pada 2 Desember 2023, dari https://youtu.be/RhxidUktG_A?si=s4d0q_8CgjAeN2tC.
6) Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. (n.d.). [DAMPAK NEGATIF PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI DAN CARA ANTISIFASINYA]. Diakses pada 2 Desember 2023, dari https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPTK/article/view/2890.

Sumner: PEXELS
Sumner: PEXELS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun