Mohon tunggu...
Chaycya Oktiberto Simanjuntak
Chaycya Oktiberto Simanjuntak Mohon Tunggu... Jurnalis - Suka menulis dan traveling

a writer and traveler.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Covid-19 dan Tradisi Pulang Kampung

29 Maret 2020   07:52 Diperbarui: 30 Maret 2020   22:35 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Efek terburuknya begini: seorang kena. Dia nggak pulang kampung dan memilih diisolasi dalam ruang perawatan dan ditangani tim medis yang tepat. Ya udah tidak akan terjadi penularan. Tapi seorang yang positif pulang kampung. Wah mudaratnya banyak. Jadi penderita iya, penyebar virus juga iya.

Virus ini sangat jahat. Begitu dinyatakan positif, ya sudah. Ibarat pertarungan hidup atau sehat. Itulah akhir dari kita terputus secara sosial. Diisolasi. Tak bisa dijenguk keluarga dan kerabat. Bahkan mati pun tak ada perayaan penghormatan akhir dari orang-orang tersayang bahkan keluarga. Begitu selesai ya udah selesai. 

Hilang kebiasaan dan tata cara lama yang biasa dilakukan. Jasad diwrapping. Ditutup segera. Tidak ada upacara tutup peti. Dimakamkan segera. Tidak ada iring-iringan pengantaran yang mengangkat foto dan menaburkan bunga buatmu. Jadi saya MOHON, pikirkan ini baik-baik.

Dunia sekarang ini sangat chaos. Pandemi melahirkan multieffect. Krisis sosial, ekonomi paling terasa. Pranata- pranata hilang. Manusia menjadi egois untuk sekedar pertahanan hidup yang ditandai dengan panic buying.  Untuk supaya kita bisa melalui itu, yuk mari bersama, BERDIAM DIRI DI RUMAH, JANGAN PULANG KAMPUNG, dan BERDOA SUPAYA VIRUS DAN SEGALA DAMPAKNYA INI BERLALU DARI PLANET INI.

Tunda mudik tahun ini. Ambil jeda dan perbanyak berdoa di rumah. Selalulah positif thinking dan berpengharapan bahwa semua ini akan berlalu dan hari esok akan lebih baik lagi.

Terkhusus kepada pemerintah pusat, pembuat kebijakan, sebaga rakyat jelata yang berharap virus ini segera berlalu, tolong segera berlakukan kebijakan TEGAS. Buat PP darurat, larangan mudik atau menutup jaringan transportasi menyeluruh sementara waktu untuk memutus penyebaran virus ini. 

Manfaatkan seluruh stakeholder dan alat negara  terkait untuk pengamanan setelah himbauan dilaksanakan. Selama ini tindakan preventif sudah dijalankan. Dirasa kurang berdampak, tindakan represif bahkan represif koersif sangat mungkin untuk diberlakukan. Di situasi seperti sekarang ini, disiplin seluruh warga negara sangat diperlukan. Ketegasan pemimpin juga sangat diperlukan. 

Untuk kita renungkan bersama. Izinkan, saya mengutip tulisan/puisi karya Bapak Said Muniruddin (Mohon izin pak) yang ditulis di Surabaya, 22 Maret 2020 lalu. 

TUHAN MENGAJAR MELALUI CORONA

Karya : Said Muniruddin

Vatikan sepi
Yerusalem sunyi
Tembok Ratapan dipagari
Paskah tak pasti
Ka'bah ditutup
Shalat Jumat dirumahkan
Umroh batal
Shalat Tarawih Ramadhan mungkin juga bakal sepi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun