Mohon tunggu...
Chaycya Oktiberto Simanjuntak
Chaycya Oktiberto Simanjuntak Mohon Tunggu... Jurnalis - Suka menulis dan traveling

a writer and traveler.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berdayakan 5 Kawasan Pesisir, Bakti 59 Tahun Pertamina untuk Negeri

13 Desember 2016   20:59 Diperbarui: 13 Desember 2016   22:08 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SELAMA dua hari berturut-turut sejak Sabtu (10/12) - Minggu (11/12) tagar #PertaminaBersihkanPantai menjadi trending topic di media sosial Twitter di Indonesia. Ada apa sebenarnya dengan Pertamina?

Pertamina merupakan Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara. Kini, lebih dikenal dengan PT Pertamina (persero). Perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berdiri sebagai pengejawantahan UUD Republik Indonesia Nomor 33 pasal 3 dan UU Nomor 22 tahun 2001 yang menyebutkan: Minyak dan gas bumi dikuasai oleh negara (dalam hal ini Pemerintahan Indonesia). Berdiri pada 10 Desember 1957, dalam perjalanannya, Pertamina pernah mencatat sejarah, menjadikan Karen Agustiawan sebagai perempuan pertama yang memimpin perusahaan minyak raksasa Indonesia tersebut dan bahkan, perusahaan ini juga yang mengajari Malaysia, menjadi "guru' mengembangkan perusahaan energinya, Petronas.

Hingga menginjak usia 59 tahun sekarang (10 Desember 2016) , Pertamina sudah banyak menyumbang energi untuk dinikmati warga Indonesia, mulai dari pengelolaan energi bumi hingga penggunaannya ke khalayak umum secara komersial.

Menginjak 59 tahun, yang kalau secara usia manusia, Pertamina sudah sangat matang dan sukses, tinggal menikmati masa tua, menanamkan kebaikan untuk mendapatkan surga di akhirat kelak. Maka tibalah saatnya mereka menanam kebaikan. Lewat program Corporate Social Responsibility (CSR), perusahaan ini pun mengadakan kegiatan sosial lewat pemberdayaan masyarakat pesisir dengan memilih lima kawasan di Indonesia yaitu Pantai Grand Watu Dodol di Banyuwangi - Jawa Timur, Pantai Mutiara Hijau di Karangsong daerah Balongan - Jawa Barat, Pantai Teluk Penyu di Cilacap - Jawa Tengah, dan Pantai Kampung Atas Air di Balikpapan - Kalimantan Timur, serta di Pantai Adinda di Kampung Bugis, Tanjunguban, Bintan di Kepri. Acara dilaksanakan secara serentak pada Sabtu (10/12) lalu.

Saya menjadi salah satu peserta dari blogger yang diundang mengikuti puncak acara dari program Pemberdayaan dan Pembersihan Pantai di Tanjunguban, Bintan. Bangun pukul 04.00 WIB, berangkat menuju meeting point di Housing Pertamina Trans Kontinental Kabil, dan baru pukul 07.35 WIB, rombongan media,blogger, dan undangan dari Batam berangkat menggunakan speedboat milik Satpolair Bintan dari pelabuhan khusus Pertamina Tongkang (PTK) di Kabil.

Pukul 08.15 WIB, menggunakan bus dari pelabuhan, tibalah kami di Kampung Bugis, tepatnya di Pantai Adinda, salah satu garis pantai Sakera berpasir putih yang sudah terkenal di kalangan penikmat wisata lokal. Pantai inilah yang akan dibersihkan sekaligus menjadi tempat pelaksanaan kegiatan acara coastal clean up Tanjunguban, sempena HUT Pertamina Ke-59.

Pagi itu, pantai sudah dipenuhi lebih dari seribuan yang hadir yang terdiri dari perangkat desa, kepolisian, TNI AL, pelajar, para media dan blogger, serta masyarakat setempat. Mereka mengenakan seragam kaus putih biru bersablonkan Pertamina dan Kompas, membaur dengan karyawan Pertamina. Oh ya, dalam acara itu, Pertamina menggandeng media besar Indonesia saat ini, Kompas sebagai mitra.

Sebelum aksi #PertaminaBersihkanPantai dan penanaman 10 pohon ketapang dilaksanakan, para hadirin terlebih dahulu melakukan olahraga bersama, senam maumere yang dipimpin dua instruktur senam dan dua MC dari atas panggung. Meriah? Ya namanya perayaan pasti meriah bahkan bertabur hadiah.

Oh ya, acara ini dihadiri langsung Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Arief Budiman, Wapimred Kompas Ninu Mardiana, Sekda Pemkab Bintan Raja Muhammad Akib Rachim dan para tetamu lainnya. Tarian selamat datang khas Melayu, Sekapur Sirih pun dimulai sebagai tanda dimulainya acara inti.

Direktur Keuangan Pertamina, Arief Budiman mengatakan, kegiatan yang menggelontorkan dana sebesar Rp640 juta ini bertujuan menggugah kesadaran masyarakat supaya lebih peduli akan kelestarian lingkungan pesisir pantai, khususnya dengan menjaga kebersihannya dan sekaligus menjadi bukti komitmen Pertamina dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan melalui program Corporate Sosial Responsibility (CSR) maupun Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dengan momentum HUT perusahaan.

“Pertamina memiliki wilayah operasi dari ujung barat sampai dengan ujung timur tanah air. Sebagian diantaranya bersentuhan dengan pantai. Pertamina selalu berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah operasi, termasuk masyarakat pesisir sekitar Terminal BBM Tanjung Uban ini," ujar Arief disela-sela acara berlangsung.

Dalam kesempatan itu juga, turut dilaksanakan penyerahan secara simbolis bantuan kepada masyarakat Kampung Bugis, berupa tiga taman baca dan rumah baca sebesar Rp 375 juta, santunan 59 anak yatim sebesar Rp 29,5 juta yang diserahkan simbolis kepada dua anak, Zaenab dan Arief. Selain itu, Pertamina juga mengadakan pengobatan massal dengan melibatkan 10 tenaga medis dengan biaya sebesar Rp 25 juta, serta penyerahan bantuan alat pengolahan sampah untuk menjadi kompos seharga Rp 100 juta.

Aksi bersih-bersih pantai pun dimulai. Lebih dari 100 sapu plastik dan keranjang sampah disebar. Wilayah pembersihan ini dibagi ke dalam tiga zona di pantai sepanjang 200 meter itu. Seluruh hadirin pun turun langsung membersihkan, meski cuaca panas menyengat jelang siang itu, seluruh tamu dan juga warga kompak turun, gotong royong membersihkan pantai dari berbagai jenis sampah, mulai dari sampah laut, plastik, dan aneka material yang membahayakan kelangsungan biota laut.

Saya jadi teringat pernyataan Wapimred Kompas, Ninu Mardiana yang hadir dalam acara tersebut. Beliau mengatakan, 73 persen sampah di Indonesia terbuang ke laut. Bayangkan kalau itu tak dibersihkan, tentu itu berbahaya dan bisa merusak ekosistem laut. “Kalau sampai sampah ini tak dibersihkan dalam waktu yang cukup lama, dengan jumlah persentase sebanyak itu, maka satu pulau seperti Bintan ini bisa tenggelam ditutupi sampah,” ujarnya.

Tak sampai 30 menit, garis pantai yang tadinya dipenuhi sampah itu kini bersih dan nyaman digunakan untuk berjemur dan bermain tanpa takut jijik dan kotor. Semua bersatu padu, menyapu, membersihkan, mengumpulkan sampah, dan lantas membuangnya ke tempat pengumpulan untuk selanjutnya diangkut ke TPA. Ah,kalau sudah begini, ingin rasanya mengajak teman-teman traveler, rekan couchsurfer berkunjung ke Pantai Adinda ini, memperkenalkan, betapa indahnya seluruh pantai di Indonesia.

Aksi bersih pantai pun dilanjutkan dengan penanaman pohon ketapang di sepanjang garis pantai. Sekretaris Daerah Kabupaten Bintan Raja Muhammad Akib Rachim yang turut serta menanam pohon menyebutkan, kegiatan ini sangat membantu masyarakat kabupaten Bintan. “ Seperti kita tahu bahwa Pertamina berkomitmen terhadap kemajuan masyarakat di sekitarnya. Kami ucapkan terimakasih dan selamat ulang tahun ke-59 kepada Pertamina,” ujarnya.

Bantu Masyarakat Pesisir Lewat Pengolahan Sampah


Masih dalam acara tersebut, sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat pesisir, Pertamina memberikan bantunan berupa alat pengolahan sampah menjadi kompos seharga Rp 100 juta. Hal itu berangkat dari kreatifitas warga yang mampu menjadikan sampah menjadi barang bernilai seni tinggi.

Sebut saja, pelepah pisang yang dijadikan menjadi bunga hias, demikian juga sisik ikan yang ‘disulap’ menjadi bunga layak pamer dalam ajang pameran internasional sekali pun.

Kepri memang dikenal sebagai provinsi kepulauan. Itu artinya, sebagian besar masyarakatnya di pesisir bermatapencaharian sebagai nelayan. Apakah cukup sang suami cuma menangkap di laut? Istri pun harus jeli, dituntut kreatif membaca keadaan demi keberlangsungan hidup. Kalau biasanya kita warga di kota, usai menikmati hidangan seafood gonggong, cangkangnya langsung dibuang, beda dengan warga Kampung Bugis di Tanjunguban, Bintan ini. Cangkang gonggong itu dikumpulkan, dibersihkan, dijemur, lalu dicat, dibentuk menyerupai bunga, bross, hiasan dinding, dan bahkan pigura. Tak hanya itu, aneka kayu hutan pun bisa diukir menyerupai garuda, atau pajangan lainnya. Sungguh sangat kreatif.

Dan hal inilah yang coba mereka tunjukkan lewat pameran kreatif kerajinan lokal. Harusnya ini bisa didukung Usaha Mikro Kredit Kecil dan Menengah (UMKM) dan semua hasil kreasi para ibu-ibu nelayan ini sudah sangat memungkinkan laku dijual ke pasar nasional dan internasional. Sayang, mereka masih kurang akses untuk itu.

“Kami juga memberikan bantuan pemberdayaan berupa alat pengolahan sampah dan kompos yang diharapkan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir Pantai Kampung Bugis ini. Selama enam bulan ke depan, kami akan melakukan pembinaan dan setelah itu mengevaluasi seberapa kuat komitmen warga mengoptimalkan bantuan yang kami berikan tersebut,” tutup Direktur Keuangan Pertamina, Arief Budiman.

Sejauh mata memandang akan kegiatan tersebut, aksi 10 Desember pagi itu, boleh dikatakan sebagai bakti 59 tahun Pertamina untuk negeri dengan memberdayakan dan memperhatikan kelangsungan hidup masyarakat pesisir sebagai kawasan terdekat dengan wilayah kerja perusahaan yang sekarang dipimpin Dwi Soetjipto ini.***

2-5850040902b0bd351f04c122.jpg
2-5850040902b0bd351f04c122.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun