Pelaksanaan program Praktik Pembuatan Bio-enzyme dilakukan oleh kelompok mahasiswa KKN-T IPB 2022 pada hari Selasa, tanggal 12 Juli 2022 pukul 09.00 WIB di Aula Kantor Desa Kawali, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Program praktik pembuatan Bio-enzyme ini diikuti oleh dua puluhempat peserta yang terdiri dari Kepala Desa, perangkat desa, ibu-ibu PKK, BUMDes, Badan Permusyawaratan Desa, Perwakilan Kelompok Bank Sampah, Lembur Berseka dan KWT.Â
Program Praktik Pembuatan Bio-enzyme dilakukan dengan memanfaatkan sampah organik segar (sampah dapur) menjadi sebuah produk yang bernilai jual. Program dilatarbelakangi oleh informasi dari BUMDes mengenai pengolahan sampah organik di Desa Kawali yang belum optimal juga terdapat persaingan pupuk kompos dengan harga yang relatif mahal, sehingga adanya Bio-enzyme diharapkan dapat menjadi alternatif solusi pupuk yang relatif murah.
Acara dibuka oleh Dinda Kristiana sebagai Master of Ceremony, dan diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Ade Dimas Kurnia. Laporan kegiatan disampaikan oleh Amirah. Kemudian dilanjutkan oleh sambutan dari Bapak Hendriyuana Sunarya sebagai Kepala Desa Kawali serta penyampaian terkait kondisi permasalahan sampah di Desa Kawali, serta fasilitas bangunan pengolah sampah organik dan non-organik yang belum dimanfaatkan secara optimal.Â
Bapak Hendriyuana juga mengimbau kepada perwakilan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah secara berkelanjutan. Selanjutnya memasuki sesi acara inti yaitu pemaparan materi dan praktik langsung pembuatan Bio-enzyme oleh Agung Gumilar sebagai perwakilan mahasiswa.Â
Dalam sesi pemaparan materi, diawali dengan sharing session mengenai pengelolaan sampah yang ada pada tiap kelompok masyarakat yang ada di Desa Kawali. Dalam sesi ini, perwakilan dari Bank Sampah menyebutkan bahwa pengelolaan sampah organik masih sampai tingkat penyuluhan, belum sampai praktik pembuatan. pemanfaatan pengelolaan sampah anorganik sudah sampai praktik.Â
Kedepannya, Bank Sampah memiliki rencana untuk membuat bahan pakan ikan/ternak dari pemanfaatan sampah limbah organik. Pada sesi penyampaian Bank Sampah juga menyebutkan bahwa salah satu kendala pengelolaan sampah yaitu asumsi masyarakat mengenai pemilahan sampah yang dianggap merepotkan.Â
Selanjutnya penyampaian dari perwakilan BUMDes yang menyebutkan untuk pengelolaan sampah di Desa Kawali sudah berjalan yaitu pengelolaan sampah anorganik yang ada di Dusun Indrayasa, mulai dari pemungutan sampah hingga penjualan. Namun, untuk pengelolaannya belum konsisten disebabkan oleh masyarakat yang cenderung memilih untuk menjual sampah anorganik ke pengepul sampah. Sedangkan untuk pengelolaan sampah organik berada di dekat Pasar Galuh, Kawali. Terdapat keluhan dari masyarakat terkait produk sampah organik berupa pupuk yang dianggap memiliki harga jual yang tinggi namun kualitas rendah.
Setelah sesi penyampaian kondisi pengelolaan sampah oleh masing-masing perwakilan kelompok masyarakat, Agung Gumilar selaku pemateri kemudian melanjutkan dengan memaparkan alternatif Bio-enzyme sebagai pemanfaatan sampah organik yang dapat diubah menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan dan ekonomis.Â
Pada sesi pemaparan materi, Agung memaparkan terkait pengertian dari Bio-enzyme itu sendiri yaitu sebuah cairan alami serbaguna dari hasil fermentasi molase, sampah sayur dan buah, serta air dengan perbandingan 1:3:10. Selain itu, dijelaskan juga terkait manfaat dan kegunaan Bio-enzyme, cara pembuatan, dan tujuan dari pembuatan Bio-enzyme. Setelah pemaparan materi, dilanjutkan dengan pemutaran video pembuatan Bio-enzyme kepada peserta. Selanjutnya dilanjutkan dengan sesi tanya jawab bersama peserta.Â
Dalam sesi ini, terdapat beberapa pertanyaan yang diajukan peserta kepada pemateri terkait pembuatan Bio-enzyme. Setelah sesi tanya jawab, kegiatan dilanjut dengan praktik langsung pembuatan Bio-enzyme oleh pemateri bersama seluruh peserta. Pada sesi praktik, peserta diberi kesempatan untuk membuat langsung Bio-enzyme dari sampah dapur, mulai dari persiapan sampah yang akan dipakai hingga proses penamaan label pada Bio-enzyme. Melalui praktik langsung ini harapannya peserta dapat lebih memahami tata cara pembuatan Bio-enzyme dari awal hingga akhir.Â
Sesi pemaparan materi dan praktik berlangsung selama 2 jam yang disambut baik dan antusias oleh peserta kegiatan karena banyaknya pertanyaan yang muncul juga partisipasi secara langsung dari peserta pada saat sesi praktik.Â
Peserta juga berharap setelah adanya kegiatan ini dapat memberikan pemahaman terkait pemanfaatan dan pengelolaan sampah organik kedepannya. Setelah sesi pemaparan selesai, dilanjutkan dengan doa penutup oleh Ade Dimas Kurnia. Program Praktik Pembuatan Bio-enzyme ditutup oleh MC dengan dokumentasi bersama seluruh peserta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI