Mohon tunggu...
Travel Story Artikel Utama

Goa Ini Ternyata Tempat Bersembunyi Sunan Kalijaga

12 Juli 2016   15:05 Diperbarui: 13 Juli 2016   08:31 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atap pelindung hujan & ventilasi udara (koleksi pribadi)

Memasuki Kabupaten Tuban – Jawa Timur, kota kecil dan asri, tepat di bundaran depan SMAN 1 Tuban, terpampang slogan “Tuban Bumi Wali”. Bukan berlebihan jika Tuban menyebut demikian, karena Kota Tuban memang merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam oleh tak kurang dari 380an wali. Yang diantaranya paling kita kenal Wali Songo yang dimakamkan di Tuban yaitu Sunan Bonang dan juga merupakan tanah kelahiran Sunan Kalijaga. Selain itu juga terdapat makam Syekh Maulana Ibrahim Asmaraqandi di Palang, Sunan Gesing, Sunan Bejagung dan masih banyak lagi.

Goa Akbar (koleksi pribadi)
Goa Akbar (koleksi pribadi)
Tuban juga dijuluki sebagai Kota Seribu Goa, karena saking banyaknya goa di Tuban ini. Ada Goa Suci, Goa Akbar, Goa Putri Asih, Goa Ngerong, dll. Wajar saja. Tuban terletak di pegunungan kapur utara pulau Jawa, yang potensi sekali terbentuk goa-goa kapur (karst) dengan deposit mineral berupa stalaktit dan stalagmit yang indah.  

Dengan banyak pilihan tempat wisata alam, wisata sejarah, dan wisata religi di Tuban, akhirya penulis memilih untuk mengunjungi salah satu destinasi andalan kota Tuban yang menarik.

Goa Akbar, Goa Terbesar di Tuban 

Pintu Masuk Goa Akbar Tuban (koleksi pribadi)
Pintu Masuk Goa Akbar Tuban (koleksi pribadi)
Goa Akbar ini berlokasi Desa Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, di belakang Pasar Baru. Area Goa Akbar ini berada tepat di bawah Pasar Baru Tuban. Berjarak hanya 1,8 km dari alun-alun  kota Tuban. Ketika masa sekolah penulis, tempat ini adalah goa yang hanya digunakan sebagai tempat pembuangan sampah, tempat bermain anak-anak kampung, tempat yang kumuh dan kotor.. Apakabar kini?

Relief Sejarah & Tokoh Tuban

Memasuki tempat wisata ini, pengunjung disuguhi dengan relief-relief yang bercerita tentang sejarah berdirinya Kabupaten Tuban 12 Nopember 1293, tokoh-tokoh seperti RA Ronggolawe Adipati Mancanegara di Tuban, dan perjuangan prajurit wanita Sri Huning yang gugur sebagai Mustikaning Tuban pada Perang Sumpyuh.

Salah satu kisah menarik yang konon terjadi dalam goa ini adalah bahwa goa ini merupakan tempat persembunyian Raden Sahid yang juga memiliki nama samaran Berandal Lokajaya ketika diusir oleh orang tuanya (Adipati Tuban ke-8 Raden Haryo Tumenggung Wilatikta) karena “keberandalannya”. 

Beliau suka merampok bersama pengikutnya. Namun yang menarik, hasil rampokannya tersebut diberikan kepada orang-orang yang tidak mampu. Pembaca mungkin jadi teringat pada kisah Robinhood. Dan setelah bertemu Sunan Bonang, akhirnya sadar dan insyaf dari perbuatan buruknya, bahkan berguru hingga dinobatkan sebagai Sunan Kalijaga.

Relief Sunan Kalijaga diuji kesungguhan hatinya, menjaga tongkat di tepi sungai hingga Sunan Bonang tiba (koleksi pribadi)
Relief Sunan Kalijaga diuji kesungguhan hatinya, menjaga tongkat di tepi sungai hingga Sunan Bonang tiba (koleksi pribadi)
Memasuki Goa Akbar

Ternyata, 20 tahun berlalu.. sejak 1996 goa ini telah berubah menjadi tempat wisata goa yang begitu indah. Selain adanya stalaktit dan stalagmit yang masih alami, suasana remang dan tetesan air dengan beberapa lampu yang menerangi sekaligus memberi efek suasana khas goa  menjadi lebih indah. 

Sebagian pengunjung mungkin akan dapat merasakan bagaimana kehidupan dalam goa pada masa-masa goa difungsikan sebagai tempat berlindung masa berperang, atau para sunan bertapa, ataupun para pemuka agama dan pemimpin pemerintahan melakukan pertemuan.

Salah satu view dalam goa Akbar (koleksi pribadi)
Salah satu view dalam goa Akbar (koleksi pribadi)
Salah satu view di tengah goa Akbar
Salah satu view di tengah goa Akbar
Salah satu stalaktit bernama Gampeng Watu Naga (koleksi pribadi)
Salah satu stalaktit bernama Gampeng Watu Naga (koleksi pribadi)
Konon salah satu ruang pertemuan dalam goa adalah Paseban Agung Para Wali yang bernama Maha Mandhapa Sri Manganti. Ruangan ini adalah yang terbesar dan terdapat tempat yang lebih tinggi menyerupai panggung atau podium.

Paseban Agung Para Wali (koleksi pribadi)
Paseban Agung Para Wali (koleksi pribadi)
Yang khas juga dalam goa ini adalah komunitas kelelawar kecil yang bergelantungan di dinding atas di beberapa lokasi dalam goa Akbar. Pengunjung jangan khawatir, karena si ‘batman’ kecil itu sedang asyik tidur  ketika kita berkunjung dalam goa. Hanya 1-2 ekor kelelawar kecil yang kebetulan melintas rendah di atas kepala saat penulis mencoba mencari sumber suara decit kelelawar sambil mendongak ke arah atap dinding goa.

Kelelawar bergelantungan di dinding atap goa (koleksi pribadi)
Kelelawar bergelantungan di dinding atap goa (koleksi pribadi)
Pengunjung dibuat nyaman dan aman, karena sepanjang jalan dalam goa yang lembab dan basah beberapa lokasi dipasang paving agar pengunjung tidak mudah tergelincir karena tanah yang lembab bahkan basah. Di sepanjang jalan rute berkeliling goa juga diberi pagar stainless steel agar tidak tersesat karena lobang-lobang goa yang banyak dan area yang luas. Pengunjung juga harus mengikuti aturan agar tidak berbicara dan bersikap tidak sopan di dalam goa, menjaga kebersihan lingkungan, menjaga ketertiban dengan tidak melompati pagar atau berbalik arah, serta tidak merusak keaslian dan keindahan goa.

Penulis di pagar stainless steel sepanjang rute dalam goa Akbar (koleksi pribadi)
Penulis di pagar stainless steel sepanjang rute dalam goa Akbar (koleksi pribadi)
Pengunjung juga tak perlu khawatir akan kekurangan oksigen ketika berada dalam goa. Beberapa lokasi goa terdapat lobang alami di bagian atasnya sebagai ventilasi udara. Namun juga tak perlu khawatir bila sedang hujan, lubang goa tersebut terlindungi dengan baik dengan atap payung yang sengaja dibuat untuk melindungi goa dari cucuran air hujan.

Atap pelindung hujan & ventilasi udara (koleksi pribadi)
Atap pelindung hujan & ventilasi udara (koleksi pribadi)
Pengunjung dapat sejenak melaksanakan ibadah sholat di musholla di bagian ujung lokasi dalam goa. Tempat ini konon merupakan tempat pasujudan para wali.

Musholla Baitul Akbar, Pasujudan para Wali (koleksi pribadi)
Musholla Baitul Akbar, Pasujudan para Wali (koleksi pribadi)
Tak terasa 1,2 km kaki melangkah dalam goa. Tak terasa melelahkan. Setiap sudut goa bisa dinikmati dengan santai dan menyenangkan, karena penataan yang tidak membosankan. 

Tanah yang basah, udara lembab, tetesan air pada stalaktit, stalagmit yang besar dan memukau, sumber air dengan gemericik dan jernihnya, ruang yang gelap, tidak membuat suasana menakutkan, malah seru dan mengasyikkan.. Apalagi bagi yang suka fotografi, juga selfie.. tak bakal kehabisan obyek.

Dengan hanya tiket Rp.5.000,- dan donasi bulan dana PMI Rp.700,- per orang, pengunjung bisa menikmati wisata edukasi: wisata alam, sekaligus wisata religi di Goa Akbar. Wisata alam yang membuat kita kagum pada keindahan karya Ilahi yang Maha Agung dengan batu-batu kapur yang secara alami mengukir keindahan stalaktit stalagmit selama ribuan tahun di bawah permukaan kulit bumi. 

Wisata religi  yang membuat kita memahami kisah perjuangan para wali dan pemuka pemerintahan yang menggunakan dan memerlukan tempat-tempat persembunyian untuk berjuang, berunding, bertapa, serta pusat penyebaran agama Islam di tanah Jawa oleh Wali Songo.

Bumi Ronggolawe, 9 Juli 2016 / 4 Syawal 1437 H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun