Mohon tunggu...
Travel Story Artikel Utama

Goa Ini Ternyata Tempat Bersembunyi Sunan Kalijaga

12 Juli 2016   15:05 Diperbarui: 13 Juli 2016   08:31 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musholla Baitul Akbar, Pasujudan para Wali (koleksi pribadi)

Sebagian pengunjung mungkin akan dapat merasakan bagaimana kehidupan dalam goa pada masa-masa goa difungsikan sebagai tempat berlindung masa berperang, atau para sunan bertapa, ataupun para pemuka agama dan pemimpin pemerintahan melakukan pertemuan.

Salah satu view dalam goa Akbar (koleksi pribadi)
Salah satu view dalam goa Akbar (koleksi pribadi)
Salah satu view di tengah goa Akbar
Salah satu view di tengah goa Akbar
Salah satu stalaktit bernama Gampeng Watu Naga (koleksi pribadi)
Salah satu stalaktit bernama Gampeng Watu Naga (koleksi pribadi)
Konon salah satu ruang pertemuan dalam goa adalah Paseban Agung Para Wali yang bernama Maha Mandhapa Sri Manganti. Ruangan ini adalah yang terbesar dan terdapat tempat yang lebih tinggi menyerupai panggung atau podium.

Paseban Agung Para Wali (koleksi pribadi)
Paseban Agung Para Wali (koleksi pribadi)
Yang khas juga dalam goa ini adalah komunitas kelelawar kecil yang bergelantungan di dinding atas di beberapa lokasi dalam goa Akbar. Pengunjung jangan khawatir, karena si ‘batman’ kecil itu sedang asyik tidur  ketika kita berkunjung dalam goa. Hanya 1-2 ekor kelelawar kecil yang kebetulan melintas rendah di atas kepala saat penulis mencoba mencari sumber suara decit kelelawar sambil mendongak ke arah atap dinding goa.

Kelelawar bergelantungan di dinding atap goa (koleksi pribadi)
Kelelawar bergelantungan di dinding atap goa (koleksi pribadi)
Pengunjung dibuat nyaman dan aman, karena sepanjang jalan dalam goa yang lembab dan basah beberapa lokasi dipasang paving agar pengunjung tidak mudah tergelincir karena tanah yang lembab bahkan basah. Di sepanjang jalan rute berkeliling goa juga diberi pagar stainless steel agar tidak tersesat karena lobang-lobang goa yang banyak dan area yang luas. Pengunjung juga harus mengikuti aturan agar tidak berbicara dan bersikap tidak sopan di dalam goa, menjaga kebersihan lingkungan, menjaga ketertiban dengan tidak melompati pagar atau berbalik arah, serta tidak merusak keaslian dan keindahan goa.

Penulis di pagar stainless steel sepanjang rute dalam goa Akbar (koleksi pribadi)
Penulis di pagar stainless steel sepanjang rute dalam goa Akbar (koleksi pribadi)
Pengunjung juga tak perlu khawatir akan kekurangan oksigen ketika berada dalam goa. Beberapa lokasi goa terdapat lobang alami di bagian atasnya sebagai ventilasi udara. Namun juga tak perlu khawatir bila sedang hujan, lubang goa tersebut terlindungi dengan baik dengan atap payung yang sengaja dibuat untuk melindungi goa dari cucuran air hujan.

Atap pelindung hujan & ventilasi udara (koleksi pribadi)
Atap pelindung hujan & ventilasi udara (koleksi pribadi)
Pengunjung dapat sejenak melaksanakan ibadah sholat di musholla di bagian ujung lokasi dalam goa. Tempat ini konon merupakan tempat pasujudan para wali.

Musholla Baitul Akbar, Pasujudan para Wali (koleksi pribadi)
Musholla Baitul Akbar, Pasujudan para Wali (koleksi pribadi)
Tak terasa 1,2 km kaki melangkah dalam goa. Tak terasa melelahkan. Setiap sudut goa bisa dinikmati dengan santai dan menyenangkan, karena penataan yang tidak membosankan. 

Tanah yang basah, udara lembab, tetesan air pada stalaktit, stalagmit yang besar dan memukau, sumber air dengan gemericik dan jernihnya, ruang yang gelap, tidak membuat suasana menakutkan, malah seru dan mengasyikkan.. Apalagi bagi yang suka fotografi, juga selfie.. tak bakal kehabisan obyek.

Dengan hanya tiket Rp.5.000,- dan donasi bulan dana PMI Rp.700,- per orang, pengunjung bisa menikmati wisata edukasi: wisata alam, sekaligus wisata religi di Goa Akbar. Wisata alam yang membuat kita kagum pada keindahan karya Ilahi yang Maha Agung dengan batu-batu kapur yang secara alami mengukir keindahan stalaktit stalagmit selama ribuan tahun di bawah permukaan kulit bumi. 

Wisata religi  yang membuat kita memahami kisah perjuangan para wali dan pemuka pemerintahan yang menggunakan dan memerlukan tempat-tempat persembunyian untuk berjuang, berunding, bertapa, serta pusat penyebaran agama Islam di tanah Jawa oleh Wali Songo.

Bumi Ronggolawe, 9 Juli 2016 / 4 Syawal 1437 H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun