Nggak sampe segitunya kalee. Yang jelas bertemu dengan sesama kompasianr dari Indonesia yang sudah lama kita kenal lewat 'alam maya', adalah hal yang sangat menyenangkan. Dan sejatinya, bila kami kedatangan 'tamu' dari Indonesia kami ingin selalu menyambutnya dengan suka cita.
Sayapun lantas mengenalkan Fera kepada mbak Sufiani. Dan lagi-lagi karena keterbatasan waktu, mbak Sufiani langsung meminta kita bertiga (saya, Lexy dan Fera) untuk bersedia 'berakting' di depan kamera. Wuihh..main sinetron? Enggak..enggak. Mereka cuma ingin merekam bagaimana gaya kita saat ngeblog. Yahh.. Nggak beda jauhlah sama gaya ibu-ibu arisan RT gitu. Penasaran? Sama! Saya juga penasaran lihat hasilnya. Mari kita tunggu sama-sama munculnya penampakan wajah-wajah narsis ini di SCTV! :)
Usai sudah rangkaian acara syuting pagi itu di Victoria Park. Selanjutnya kami mencari tempat untuk makan siang. Perut-perut yang keroncongan sedari pagi itu minta diisi. Pilihan kami jatuh pada sebuah rumah makan Indonesia yang ada di Sugar Street, Causeway Bay. Bahagianya saya melihat wajah-wajah ceria mereka demi melihat makanan Indonesia. Maklum selama berhari-hari mereka hanya mengkonsumsi makanan lokal yang cita rasanya belum terlalu akrab di lidah dan perut para jurnalis itu. Saat makan siang itulah mbak Vidi baru menampakkan wajahnya setelah sepagian saya nyari kemana gerangan dia pergi. Rupanya dia 'menghilang' demi menikmati padatnya jalanan sekitar Causeway Bay. Mencari-cari spot yang sekiranya cantik untuk dibingkai dalam kameranya.
Usai makan siang, kami antar mereka ke Tsim Tsa Tsui untuk 'final shopping'. Kebersamaan itu meski tak seberapa lamanya sangat membekas di hati saya. Perkenalan yang singkat tak lantas membuat kita merasa canggung satu sama lain. Percakapan demi percakapan mengalir begitu saja. Saya sempat bertanya kepada mereka satu persatu tentang kesan-kesannya selama beberapa hari singgah di Hong Kong. Selain itu ada juga masukan/pesan yang khusus disampaikan mereka khusus untuk BMI Hong Kong.
Ada satu pernyataan menarik terlontar dari mbak Sufiani yang saya mintai pesannya untuk disampaikan kepada BMI Hong Kong. Tentunya dengan kapasitasnya sebagai seorang jurnalis. Berikut petikan 'wawancara' kilat saya dengannya, "Aku berpesan untuk teman-teman BMI terutama yang sudah melakukan kegiatan-kegiatan positif untuk tetap diteruskan. Karena itu bisa menjadi inspirasi buat banyak orang, termasuk aku. Yang kedua, mari kita sama-sama membuat informasi yang positif mengenai buruh migran di luar negeri sehingga kami para jurnalis ini tidak ada celah lagi untuk membuat berita yang negatif di media."
Senada dengan mbak Sufiani, mas Nurul, mbak Vidi dan mas Julianus, sebelum berpisah dengan kami juga sempat menyatakan kekagumannya dengan BMI Hong Kong yang selain sibuk dengan pekerjaannya masih sempat melakukan kegiatan lain yang bermanfaat.
Sungguh Sabtu itu manjadi hari yang sangat istimewa buat saya. Tentu begitu juga yang dirasakan kedua sohib saya Fera dan Lexy. Oiya nggak ketinggalan, pasti pak Ludovicus juga. Bapak yang satu ini juga sempat 'diambil' gambarnya beberapa menit sebelum kami berpisah di MTR Tsim Tsa Tsui untuk dimintai pendapatnya seputar sistem transportasi Hong Kong. Siap-siap nongol di tivi, Bapaknya! :D
Dan ini dia beberapa momen penting yang sempat terabadikan oleh kamera saya.
[caption id="attachment_218572" align="aligncenter" width="600" caption="Pak Ludovicus, Mbak Vidi (Cosmopolitan), mas Nurul dan Lexy di depan sebuah restoran Indonesia (foto. Aulia)"]
***
[caption id="attachment_218722" align="aligncenter" width="600" caption="berfoto bersama  Sufiani Tanjung (repoter SCTV), Ludovicus (kompasianer Hong Kong), Julianus Kriswantoro (reporter SCTV) dan si kecil Charles  usai syuting (foto. Aulia)"]