Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Pendamping Belajar

Seorang pekerja migran yang beralih profesi menjadi pendamping belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Yuk Menengok Ruang Menyusui di Hong Kong

8 Agustus 2012   12:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:05 1293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_205426" align="aligncenter" width="640" caption="Babies Room di salah satu shopping center di Hong Kong (Aulia)"][/caption]

Beberapa hari yang lalu seorang teman yang belum lama melahirkan curhat tentang pengalamannya. Gimana excitednya saat ia sukses melahirkan sampai urusan remeh-temeh seperti kecumburuannya ke suami gara-gara si baby terlihat lebih nurut ke dia daripada ke bundanya.

"Nurut gimana Nin? Kan Afiqah-mu masih belum bisa ngapa-ngapa?"  Ninda nama teman saya itu.

"Kalau lagi nangis itu loh..aku coba ngediemin dia bermenit-menit ee nggak berhasil. Begitu si ayah mengambil alih, ehh Aqiqah langsung diem."

"Hahahhaa.." Tertawa saja saya mendengarnya.

Obrolan kita pun berlanjut. "Eh cepetan pulang dong! Tengokin nih ponakan. Dia manggil-manggil nama kamu mulu." *tsaaah Afiqah juga belum genep berusia 3 bulan, gimana bisa manggil-manggil. :D
Lantas temen saya itu mulai cerita gimana asiknya menjalani profesi barunya sebagai ibu. Huwaa pengeeen *nangis gulung-gulung.
"Beneran loh, jadi ibu itu sesuatu banget rasanya. Dulu aku selalu nunda kehamilan ini, dengan alasan pengen bisa mesra-mesraan ama misua tanpa di-ribetin urusan baby sitting." *jiyaah..
"Tapi itu dulu. Sebelum aku luluh ama rayuan suami dan lalu rutin berobat ke tong fang. Terima kasih tong fang."
"Haaa..serius? Kamu berobat ke klinik tong fang?"
"Hahhahahaha..kena de loo.."
Yiee..

Lantas dengan antusias juga dia cerita bagaimana sekarang kantor tempat dia bekerja sudah didukung fasilitas nursery room untuk karyawati yang baru saja kembali dari cuti melahirkan.
"Lumayan say, biar kata ruangannya nggak besar dan cuma berupa bilik-bilik kecil dengan tirai sederhana, kita bisa leluasa ber-pumping ria."
"Tempat ini baru aja dibikin. Lumayan nyaman sih. Satu bilik satu kursi. Dan di luar bilik disediakan kulkas untuk menyimpan ASI yang udah kita pump untuk kita berikan ke si bayi kalau kita pulang nanti. Kesediaan mereka menyediakan ruangan ini sih katanya mengacu sama PP yang mengatur hak ibu bekerja agar bisa kontinyu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya" Ninda meneruskan ceritanya.

Owh ada peraturan pemerintah baru thoo. Hehehe baru tahu. Bagus kalau begitu. Dengan demikian kebutuhan ibu-ibu yang masih menyusui bayi, bisa terpenuhi meski mereka berada di tempat kerja. Masih kata Ninda, sebelum ada nursery room itu mereka (karyawati yang baru melahirkan) biasa melakukan 'pumping' di toilet, gudang atau mushola. Duhh bisa kebayang gimana nggak nyamannya. Pasti pumping-nya sambil clingak-clinguk. Coba kalau pas pumping tiba-tiba ada orang yang nyelonong masuk.

Yang di tempat kerja dia mungkin oke. Tapi kemudian Ninda yang tinggal di Tangerang ini mendapat masalah ketika mengajak Afiqah jalan-jalan.
"Susah mencari ruang menyusui dan mengganti popok bayi yang nyaman. Mall-mall gede itu nggak nyediain tempat khusus untuk itu." Gerutunya.
Nah, mulai dari percakapan itu Ninda meminta saya untuk menceritakan seperti apa sih gambaran sebuah ruang menyusui di Hong Kong. Untung saja dia nggak meminta saya nyeritain nursery room di kantor tempat ibu-ibu Hong Kong mem-pumping. Mana mungkin saya punya akses ke kantor-kantor itu. Ihh dari tadi bilang 'pumping' mulu. Pake istilah yang lebih meng-Indonesia napa? Apa yaa? Memerah..gitu kali yaa.. :D

Well kita kembali cerita tentang ruang menyusui di Hong Kong. Sama seperti yang saya ceritain ke Ninda, kayaknya nggak ada salahnya kalau saya juga share pengalaman saya saat membawa bayi yang saya asuh menjelajah berbagai tempat yang memiliki fasilitas ruang menyusui yang selanjutnya akan saya sebut sebagai baby room.

Baik itu di mall, klinik, playgroup, playground, musium, atau theme park seperti Disneyland, Ocean Park bisa dipastikan memiliki fasilitas khusus untuk bayi. Kadang di sebut baby room, babies room atau juga nursery room. Saya nggak tahu kenapa bisa nggak kompak gini nyebutnya. Cuman ada yang masih disayangkan memang. Manajeman MTR tak menyediakannya. Jangankan baby room, kita juga musti nahan pipis kalau lagi berada di stasiun MTR tertentu. Kenapa? Karena nggak semua stasiun MTR ada toiletnya. *smile dulu.

Kita cuekin dulu tentang stasiun MTR tak bertoilet. Fokuskan perhatian di baby room. Yuuk marii! Di bawah tulisan ini nanti ada beberapa foto yang saya ambil dari sebuah baby room yang ada di Elements. Sebuah mega shopping center di Kowloon Station. Its such a luxury. Memang tak semua baby room di Hong Kong akan terlihat seperti foto-foto dibawah ini. Ada yang lebih sederhana dan ada juga yang lebih mewah.

Soal penyediaan fasilitas publik, Hong Kong memang ahlinya. Nggak sekedar asal-asalan tapi benar-benar memenuhi standar internasional. Penyandang cacat, manula, balita dan anak-anak sangat diperhatikan dan diutamakan. Fasilitas dibangun dengan tujuan agar mereka juga mendapatkan rasa nyaman seperti yang kita rasakan.

Pun seperti perawatan bayi yang tak ubahnya diperlakukan seperti 'treasure'. Sesuatu yang tak ternilai harganya. Dan akhirnya anggapan itu seakan berbuah menjadi kesepakatan tak tertulis. Bahwa kepentingan yang berhubungan dengan seorang bayi/anak menjadi tanggung jawab bersama. Semua bahu-membahu untuk menciptakan lingkungan yang bersahabat dan nyaman untuk bayi/anak. Salah satunya dengan menyediakan baby room di ruang publik.

Dengan adanya baby room, ibu-ibu tak lagi kebingungan mencari tempat untuk sekedar mengganti popok dan menyusui bayinya. Lebih-lebih untuk urusan yang terakhir itu (menyusui). Tak bisa kita lakukan di tempat umum. Sifatnya privacy banget.

Di setiap baby room yang saya jumpai, kebanyakan menyediakan fasilitas yang sama. Begitu kita masuk, kita akan disambut oleh jejeran sofa panjang yang berfungsi untuk tempat tunggu. Kalau-kalau ruang menyusui dan ganti popoknya penuh. Ruang untuk mengganti popok ada yang menyatu dengan ruang menyusui ada yang ditempatkan terpisah.

Seperti baby room di Elements shopping center, tersedia dua ruang menyusui lengkap dengan wastafel, mattres untuk mengganti popok dan sarana pendukung lainnya seperti dispenser, tissue box, cotton bud, penyeteril botol dan gelas pengukur untuk keperluan membuat susu.

Fasilitas tambahan seperti air purified yang berfungsi sebagai alat penetralisir udara agar tetap bersih dan fresh juga tersedia. Tapi tidak semua baby room punya alat yang satu ini. Hanya sebagian tempat 'elit' saja. Dan terkadang kita juga menjumpai seorang ibu dengan dua balita. Yang satu masih bayi yang satunya toddler (balita berusia 18 bulan sampai 3 tahun). Nah di sinilah perlunya sebuah high chair. Saat sang ibu menyusui si bayi, si kakak (toddler) tentunya memerlukan pengawasan juga. Cukup biarkan kakak duduk di high chair. Sambil menyusui, sang ibu bisa mengajak kakak ngobrol atau bermain. Dengan begitu sang ibu tak perlu merasa panik dan bisa berkonsentrasi penuh.

[caption id="attachment_205412" align="aligncenter" width="640" caption="Sign untuk baby room yang biasannya mejadi satu dengan restroom (Aulia)"]

1344390880667489077
1344390880667489077
[/caption]

***


[caption id="attachment_205413" align="aligncenter" width="640" caption="Pintu masuk (Aulia)"]

13443909711752587141
13443909711752587141
[/caption]

***


[caption id="attachment_205414" align="aligncenter" width="640" caption="Sofa panjang di ruang tunggu yang lega dan nyaman (Aulia)"]

134439103031065990
134439103031065990
[/caption]

***


[caption id="attachment_205415" align="aligncenter" width="640" caption="high chair tersedia untuk bayi dan toddler"]

1344391102402029226
1344391102402029226
[/caption]

***


[caption id="attachment_205416" align="aligncenter" width="640" caption="Sebuah sofa bersebelahan dengan wastafel mattres tersedia untuk ibu yang ingin menyusui bayinya di ruang tertutup. (Aulia)"]

13443911641169083761
13443911641169083761
[/caption]

***


[caption id="attachment_205417" align="aligncenter" width="640" caption="Mattres yang di desain cekung di bagian tengah untuk memudahkan ibu mengganti popok bayi. (Aulia)"]

13443912651284845625
13443912651284845625
[/caption]

***


[caption id="attachment_205425" align="aligncenter" width="640" caption="Tersedia juga penyeteril botol, cotton bud, measuring cup dan tissue box. (Aulia)"]

1344391777765971899
1344391777765971899
[/caption]

***


[caption id="attachment_205419" align="aligncenter" width="640" caption="Dispenser juga di sediakan"]

13443913581986084401
13443913581986084401
[/caption]

***


[caption id="attachment_205421" align="aligncenter" width="640" caption="air purified, untuk menjamin udara tetap bersih (Aulia)"]

13443914571179377741
13443914571179377741
[/caption]

***


[caption id="attachment_205422" align="aligncenter" width="640" caption="Katalog dan majalah siap menemani ibu-ibu yang jenuh karena kelamaan menunggu (Aulia)"]

13443915321338900951
13443915321338900951
[/caption]

Dan bila pengguna ruangan menemui kesulitan dan membutuhkan asistan, di ruangan itu juga terdapat nomer hotline yang bisa dihubungi kapan saja. Jadi ibu-ibu yang kurang expert tentang baby sitting tak perlu khawatir. Orang-orang di ujung telepon akan bersedia membantu dengan senang hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun