Eh tahu nggak anak-anak kecil di Hong Kong itu benar-benar tough and brave. Coba bayangkan, dari usia di bawah 1 tahun mereka sudah dikenalkan yang namanya "sekolah". Meski bentuknya hanya sebuah playgroup yang konsep aslinya mengutamakan "bermain daripada belajar", tetap saja anak-anak ini dijejali materi-materi ilmu pendidikan yang kadang menurut saya seperti over-stimulating. Sedikit berlebihan.
Itu sedikit cerita tentang dunia "PAUD" di Hong Kong, lain kali saya ceritakan lebih detailnya.
Pada tulisan kali ini saya lebih tertarik untuk berbagi kisah gadis blondie bernama Kelly.
Selama hampir satu jam, Kelly dan Curtis asyik bermain scrabble. Saya cukup mengamatinya dari ekor mata saya saja. Mereka tampak terlibat obrolan seru. Haduh beibeh Auntie kok dicuekin? Tapinya kok obrolannya aneh gini?
"Curtis, do you know I hate my mom?"
"Why?"
"She always hits me."
"I don't like her. One day when I older, I'll leave her. I'll go back to England and let her be alone."
Haah? Obrolan apaan ini kids?
Shock dan tidak percaya. Itulah yang saya rasakan setelah mendengar "curhatan" Kelly. Saya jadi flashback ke masa lalu. Dimana saat-saat itu ketika Kelly dan Curtis masih berumuran 2 tahun kami sering membawa anak-anak ini bermain bersama. Kadang ke playground, clubhouse, museum, tempat-tempat hiburan seperti Disneyland, Ocean Park, atau Chimelong (Guangzhou Cina) sekalipun.
Masih nampak jelas dalam ingatan saya tentang bagaimana Ms. Sanly memperlakukan Kelly. Rewel sedikit di pukul. Nakal sedikit dihukum. Di suruh berdiri di suatu sudut yang diberi judul "naughty corner" selama beberapa menit. Iya kalau itu berada didalam ruangan tertutup tak dilihat banyak orang. Lah ini dia melakukannya dimana saja. Di keramaian. Tidakkah dia peduli dengan perasaan Kelly. Tak tahukah dia dengan begitu dia telah mempermalukan putrinya dan dia sendiri di hadapan orang banyak?
Kalau sudah seperti itu biasanya, saya dan majikan tak bisa berbuat apa-apa. Speechless. Pernah juga dinasehati oleh majikan laki-laki saya, dia malah kelihatan grumpy. So, Let's her be..
Mengingat kejadian-kejadian di masa lampau membuat saya bisa mengerti perasaan Kelly yang begitu tertekan. Maunya sang Ibu, Kelly has to be good all the time. Mengeja huruf harus pas intonasi dan pronunciation-nya. Menulis harus rapi, melenceng sedikit bakal dihapus oleh ibunya. Dan itu berarti Kelly harus menulisnya lagi. Makan, mandi, bermain semua dibatasi menggunakan "timer".
Apalagi sekarang ini saat Kelly sudah memasuki jenjang pendidikan di Kindergarten 2 (K2) dimana gurunya memberi seabrek-abrek PR. Belum lagi kegiatan di luar jam sekolah yang memeras tenaga serta fikiran. Les piano, renang, balet, melukis, bahasa Mandarin, Kantonis, dan masih banyak lagi yang lainnya.