Program dari Kampus Mengajar sendiri adalah tes untuk mengukur kemampuan siswa, yaitu pre-test yang dilaksanakan pada awal penugasan dan post-test yang dilaksanakan di akhir penugasan. Dari hasil pre-test sendiri, didapati bahwa kemampuan siswa masih kurang baik. Sedangkan untuk hasil post-test masih didapati hasil yang sama yang kemungkinan hasil ini didapati karena para siswa tidak bersungguh-sungguh dalam pengerjaan dan tergesa-gesa akan pulang.
Tetapi di luar kegiatan pembelajaran akademik, mereka terbilang cukup kompak dalam mengerjakan sesuatu. Sebagai contoh dalam proker revitalisasi mading sekolah, mereka bersama-sama tolong menolong untuk menempel, mewarnai papan agar terlihat baru kembali, menghias, dll. Hal ini juga terlihat pada program kerja saat pondok ramadhan. Tanpa disuruh, mereka menghias aula yang akan dijadikan sebagai tempat untuk melaksanakan acara secara bersama-sama.
SMKS Sriwedari, dikenal dengan sekolah swasta "anak-anak buangan" di Malang. Nyatanya, sekolahan ini tidak seburuk seperti yang dikatakan oleh orang-orang. Menurut saya, hal itu dikatakan demikian karena jumlah murid yang terbilang cukup sedikit dan kurangnya kedisiplinan dari siswanya sedangkan untuk kegiatan KBM di sekolah ini sama seperti pada sekolah kejuruan yang lain.Â
Secara tidak langsung, keikutsertaan dalam program Kampus Mengajar 7, telah menambah pengalaman dan cerita baru karena turut andil serta turun langsung di sekolah serta menghadapi berbagai karakter peserta didik yang sebelumnya belum pernah dibayangkan sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H