Mohon tunggu...
Inovasi

Pentingnya Penerapan Etika Jurnalisme

26 Mei 2017   01:42 Diperbarui: 26 Mei 2017   03:26 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Seorang jurnalis memiliki etika-etika yang harus dipatuhi dan ditaati dalam melakukan seriap kegiatan jurnalismenya. Maka dari itu menerapkan nilai-nilai jurnalisme pada media baru sangatlah penting, lalu apa saja etika jurnalisme tersebut? berikut penjelasannya.

Etika - etika Jurnalisme

1. Tidak melakukan plagiarisme

Seorang jurnalis dituntut untuk selalu melakukan dan menyelesaikan pekerjaan nya sendiri. Wawancara orang atau narasumber sendiri-tidak pernah mencuri kata-kata dari wawancara atau hasil kerja orang lain. Foto online juga memiliki hak cipta dan tidak bebas untuk mengambil atau menggunakannya dalam berita yang dibuatnya. Organisasi berita harus membayar sanksi berupa uang dalam jumlah besar ketika mereka menggunakan musik dalam video tanpa izin dari pemilik hak cipta. Jika Anda ingin menggunakannya harus membuat permintaan dari press release, kemudian katakan hal tersebut.

2.  Memiliki sikap terbuka

Seorang jurnalis juga harus memiliki sikap terbuka dalam setiap beritanya seperti tidak pernah menyembunyikan apa pun dari pembaca atau pemirsa. Jika ada hubungan antara wartawan atau jurnalis dalam cerita , maka katakanlah dengan jujur mengenai cerita tersebut. Lalu jika ada hubungan antara organisasi berita dan apa pun dalam cerita, maka katakanlah dengan jujur mengenai cerita tersebut. dengan kata lain seorang jurnalis harus bersikap transparan untuk pembacanya.

3. Tidak menerima hadiah maupun uang atau hal apapun

Tidak menerima segala bentuk pembayaran dari sumber manapun untuk setiap cerita. Kembalikan uang atau barang ataupun pemberian yang diberikan narasumber kepada Anda baik oleh politisi, perusahaan, dll. Jika Anda tidak dapat kembalikan kepada mereka, maka menyumbangkan untuk amal merupakan salah satu caranya. Jika seorang jurnalis menerima hadiah atau uang dari sumber, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan merupakan seorang wartawan dan sama saja dengan mengiklankan pihak tersebut.

4. Verifikasi, mengatakan fakta

Seorang jurnalis harus memiliki prinsip bahwa penulisan berita berdasar pada fakta buka opini. Publikasi online sedang marak saat ini, dan kadang-kadang wartawan mempublikasikan berita di situs tanpa memeriksa dengan hati-hati. Hal ini sedikit berbeda dari radio, TV atau cetak, karena banyak orang mungkin menyalin dan repost, atau e-mail, atau teks, apa yang seorang jurnalis telah terbitkan secara online. Seorang jurnalis dapat memperbaiki kesalahannya dengan cepat secara online tetapi tidak dapat benar-benar mengubah semua salinan yang telah beredar di Internet dengan secepat kilat oleh publik. Item terakhir di sini adalah tentang menjadi adil, jika seorang jurnalis mengangkat cerita dengan melibatkan klaim tentang seseorang, maka jurnalis tersebut harus berusaha keras untuk mendapatkan sisi cerita narasumber yang bersangkutan sebelum mempublikasikannya.

5. Jujur

Prinsip utama menjadi seorang jurnalis adalah sikap kejujuran. Dengan tidak jujur maka seorang jurnalis tidak dapat dipercaya dan bahkan dikatakan bukan merupakan seorang jurnalis sejati. Jurnalis harus jujur dengan tidak berbohong dan menyembunyikan suatu apapun dalam menulis setiap karyanya. Jurnalis harus bekerja keras dalam menemukan kebenaran apapun.

Koreksi dan Materi tidak teredit

Jika jurnalis melakukan kesalahan, mereka harus mengakui hal tersebut dengan segera. Dengan staf editorial yang lebih kecil di ruang berita, beberapa berita dihormati organisasi telah berubah dengan gaya "Web pertama" penerbitan. Di beberapa Newsroom, "Web pertama" berarti bahwa berita online hampir seperti siaran langsung, karena berisi berita yang baru terjadi. Tak haran jika sebuah kesalahan dapat dibuat dan terjadi. Tetapi kesalahan ini tidak akan diizinkan untuk terus menerus dibiarkan. Mereka harus dikoreksi dengan segera setelah kesalahan mereka ditemukan.

Nada dan Objektivitas

Ketika masalah dengan para wartawan blog dibahas, kata "objektivitas" banyak digunakan. Sebuah blog tidak dapat digunakan untuk berita pelaporan karena tidak objektif, tetapi juga, tidak disamakan dengan kolom opini. Sikap cover both side harus dimiliki oleh seorang jurnalis terhadap peristiwa yang ada.

User-Generated Content (UGC)
 UGC merupakan sebuah frase yang dapat berarti video, atau foto, atau apa pun, disumbangkan oleh publik. Luas, itu juga dapat merujuk kepada komentar yang terdapat pada berita atau blog para wartawan. Dengan kontribusi bahan, terutama foto dan video, selalu ada bahaya bahwa mereka telah dimanipulasi. Dengan komentar dari publik, sangat sulit untuk mengetahui yang adalah posting komentar. Namun itu baik untuk mengajak diskusi online. Satu solusi untuk masalah setan atau menyinggung komentar adalah untuk memberikan pengguna cara yang mudah untuk bendera ofensif komentar mereka melihat.

Sumber:

Widodo, Yohanes. (2017). Online Ethics Social Media and Online Journalism. Diambil dari (25 Mei 2017) https://ayomenulisfisip.wordpress.com/juron/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun