Mohon tunggu...
chatarina lia
chatarina lia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Arcaka, Majalah Arsitektur UAJY yang Menginspirasi

2 November 2017   09:36 Diperbarui: 2 November 2017   12:41 1643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arcaka merupakan majalah yang digarap oleh mahasiswa /i program studi Arsitektur UAJY yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur  dibawah bimbingan Dr. Ir. Y. Djarot Purbadi, MT. Majalah ini diterbitkan oleh Himpunan Mahasiswa Atma Jaya Yogyakarta sejak 2013 yang awalnya sebagai wadah apreasiasi karya mahasiswa dan alumni UAJY. Hingga akhirnya bisa menjadi refrensi mahasiswa dalam mengerjakan tugas kuliah.

"Buku ini sangat menginspirasi sekali. Diterbitkan setiap satu kali dalam satu semester dimana ketika semester ganjil. Eksplorasi kita seni arsitektur dalam pulau Jawa. Sementara pada waktu semester genap, eksplorasi kita dapat ke luar pulau Jawa bahkan ke mancanegara." Ujar Florentina Ditta, anggota Biro Penelitian dan Penulisan. Selain pengetahuan, majalah Arcaka juga dapat dijadikan refrensi untuk menambah wawasan karena di dalamnya ada banyak sekali karya - karya arsitektur dari arsitek - arsitek senior yang sudah sukses.

"Pada majalah kali ini, kita meminta arsitek senior, bapak Realrich Sjarief dari biro RAW dan arsitek junior, Ben Saraswati dari Kusa Architect. Dalam wawancara, beliau berdua ini menjelaskan bagaimana menjadi seorang arsitek yang baik, unggul dan jujur. Selain menjelaskan, beliau juga mencontohkan dan memarmerkan hasil - hasil karyanya. Sehingga kita dapat melihat secara real  bagaimana sebuah bangunan di konsep dari awal. Teknologi apa saja yang dapat digunakan untuk menunjang hasil karya hingga apa filosofi dari bangunan tersebut, " tambah Florentina.

Tim yang dibentuk terdiri dari 11 orang yang masing -- masing memiliki tugas yang berbeda. Selain proses produksi yang cukup menyita waktu karena harus pergi ke luar kota Jogja dan meninggalkan kuliah sejenak. Pembiayaan juga harus di usahakan secara maksimal sehingga tidak membebankan pihak mahasiswa maupun kampus.

"Kalau untuk pembiayaan, kita berusaha keras mencari sponsor sendiri. Usaha dana seperti berjualan juga harus di genjot  karena dana yang dibutuhkan cukup besar apalagi ketika harus liputan ke luar Jawa yang membutuhkan biaya yang lebih besar lagi." ujar Florentina.
Setiap kali terbit majalah ini mendapatkan apreasi dari mahasiswa lain. Habis terjualnya 100 eksemplar majalah setiap kali terbit, walaupun sebagian orang menganggap harganya mahal menjadi bukti apreasi mahasiswa.

"Satu majalah harganya Rp. 80.000,00 puji Tuhan selalu mendapat apreasi yang baik dari teman - teman walaupun sebagian orang menganggap nya mahal. " ujar Florentina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun