Nama: Charrisa Septichia Kirani
NPM: 20200110400075
Prodi Ilmu Komunikasi
FISIP, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Adanya pandemi yang melanda dunia saat ini tentu membuat seluruh aspek harus berubah mengikuti keadaan. Dikeluarkannya juga kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat para pengusaha makanan baik restoran maupun pedagang kecil harus berfikir lebih keras untuk bisa terus melanjutkan usahanya.
Walaupun terdapat kebijakan yang menyuruh untuk tetap berada di rumah dan membatasi kegiatan di luar tentu bukan menjadi halangan bagi Gojek selaku layanan transportasi online. Gojek terus berinovasi dengan lebih memperkenalkan layanan gofood mereka melalui iklan-iklan yang kreatif.
Analisis iklan sebelum adanya pandemi Covid-19
Dalam iklan ini, gojek menggunakan media yang bersifat massa (above the line) yaitu melalui strategi iklan digital advertising dengan memasang iklan di platform youtube dengan durasi yang singkat. Menggunakan pendekatan secara slice of life karena menampilkan masalah yang sering dihadapi dalam kehidupan nyata, menggunakan pendekatan secara problem solution karena iklan yang ditampilkan bertujuan untuk menjadi sebuah solusi dari masalah yang sedang dihadapi seperti sudah waktunya berbuka puasa namun tetap harus bekerja dengan teman-teman di kantor. Pendekatan lain yang digunakan ialah pendekatan Straight Forward dan Humor yaitu inti iklan disampaikan secara langsung dan singkat dengan menggunakan unsur humor berupa latar musik yang dinyanyikan oleh sekelompok grup qasidah.
Analisis iklan sesudah adanya pandemi Covid-19
Kali ini iklan yang dibuat gojek agak sedikit berbeda dengan sebelumnya. Iklan ini tetap menggunakan media yang bersifat massa (above the line) dan menggunakan strategi iklan digital advertising. Agar dapat dilihat oleh massa, gojek memasang iklan tersebut melalui platform youtube dengan durasi yang cukup singkat.
Iklan ini menggunakan pendekatan Humor dengan menggunakan animasi bertema salah satu program masak ternama di televisi yaitu “Master Chef” yang kemudian diparodikan menjadi “Master Safe”. Unsur humor yang disajikan ialah dengan adanya adegan-adegan lucu yang cukup berlebihan sehingga membuat orang yang menonton merasa terhibur. Pendekatan iklan lain yang digunakan ialah pendekatan Straight Forward, yaitu inti pesan iklan disampaikan secara langsung berupa info-info tentang mitra gofood telah menerapkan proteksi lebih terhadap makanan yang akan diantar sehingga pelanggan dapat merasa nyaman dan aman.
Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa didapatkan dari hasil analisi di atas ialah terdapat perbedaan pada kedua iklan tersebut ialah berupa isi iklan. Iklan yang ditampilkan sebelum adanya pandemi menyampaikan bahwa gofood bisa menjadi salah satu problem solving ketika lapar melanda namun harus tetap mengerjakan sesuatu sehingga tidak memungkinkan untuk beli secara langsung.
Sedangkan iklan yang ditampilkan sesudah adanya pandemi berisi info-info mengenai penerapan proteksi lebih terhadap makanan yang akan diantar karena driver dan mitra menerapkan pengemasan ganda, melakukan pengecekan kesehatan, serta pengecekan kebersihan agar pelanggan tetap merasa nyaman dan aman. Durasi yang digunakan oleh kedua iklan tersebut termasuk singkat sehingga pesan iklan bisa disampaikan dengan baik dan tidak membuat penonton bosan.
Referensi
https://www.youtube.com/watch?v=FV_KU0mHdbU&list=PL7NxCAESV9f0JKfxzm9BO7x7TcyeXsJ1Q&index=3 (iklan gofood sebelum pandemi)
https://www.youtube.com/watch?v=UET7pikTiYA&list=PL7NxCAESV9f0JKfxzm9BO7x7TcyeXsJ1Q&index=1 (iklan gofood sesudah adanya pandemi)
https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/05/171011569/jenis-jenis-iklan?page=all
http://e-journal.uajy.ac.id/980/3/2EM15860.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H