2. LGD (Leaderless Group Discussion)
Sebelum masuk ke dalam ruangan LGD, biasanya kita akan bertemu dengan teman satu kelompok untuk diskusi ini, sambil menunggu dipanggil masuk ke ruangan. Banyak yang menyarankan untuk berbincang dulu dan menentukan alur diskusi, serta memilih moderator. Nah sebenarnya dalam LGD ini tidak diperkenankan adanya ketua diskusi karena seperti yang disebutkan dijudulnya ini adalah diskusi grup tanpa ketua. Saya pribadi lebih senang untuk sekedar berbincang sejenak dengan teman satu kelompok untuk menilik dan memahami sedikit kepribadian setiap orang, dibandingkan dengan menentukan alur diskusi dan memilih moderator. Biarlah diskusi berjalan tanpa kemudi J.
Ketika memasuki ruangan LGD, kita akan diberikan sebuah artikel mengenai topik tertentu. Kelompok saya mendapatkan tema diskusi mengenai banyaknya hakim yang melanggar kode etik dan tingkat kepercayaan masyarakat yang rendah terhadap sistem peradilan di Indonesia dikarenakan banyaknya kasus suap. Di dalam ruangan, kami memutuskan untuk bergantian mengungkapkan pendapat. Saya mendapat bagian kelima untuk berbicara. Sedari awal, strategi saya memang berbicara setelah menunggu pendapat orang lain. Menurut saya, berbicara di bagian-bagian akhir setelah orang lain berbicara duluan merupakan keuntungan. Kenapa? Karena kita dapat dengan mudah mematahkan alur diskusi dan memberikan pendapat yang segar dan baru. Misalnya, empat orang teman kelompok saya yang berbicara dulu terfokus membicarakan pendidikan moral bagi hakim dan gaji yang tinggi untuk hakim. Saya berpendapat bahwa selain hakim, kita juga perlu untuk meningkatkan pemikiran positif masyarakat terhadap peradilan dan membuat masyarakat turut serta dalam pengawasan terhadap hakim dan peradilan. Lebih baik lagi, jika teman-teman bisa menganalisis latar belakang masalah dan solusi dengan singkat, padat, dan jelas. Salahnya saya adalah terlalu banyak menunduk dan menulis, jarang melakukan kontak mata dengan peserta lain, dan terlihat kurang antusias
Nah menurut saya, dalam LGD, sangat penting untuk :
- Memberikan pendapat yang berbeda tanpa menjatuhkan pendapat sebelumnya, berikan persetujuan terhadap pendapat sebelumnya dan langsung tambahkan pendapat kita sendiri. Intinya adalah terapkan etika berdiskusi
- To the point dan jangan bertele-tele karena akan memberikan dampak yang kurang baik. Selain itu, waktu yang ada hanya cukup sekitar 2-3 pendapat per orang.
- Jangan ingin menonjol dengan cara menolak/membantah pendapat yang dikemukakan orang lain. Jangankan bagi psikolog, bagi peserta lainpun itu menyebalkan dan menandakan pribadi yang egois.
3. Wawancara
Nah inilah tahap yang paling menegangkan dengan kemampuan bahasa inggris yang pas-pasan. Sebelumnya, saya kira ketika sesi wawancara ini akan dilakukan dalam bahasa indonesia. Malam hari sebelum wawancara, saya baru mengetahui kalau wawancara dapat dilaksanakan dalam bahasa indonesia, bahasa inggris dicampur bahasa indonesia, atau bahasa inggris dari awal sampai akhir. Patahlah semangat saya seketika. Saya berlatih sendirian setidaknya untuk bisa menjelaskan latar belakang diri dengan bahasa inggris. Saya mengikuti tes untuk wawancara ini hari kamis jam 9 pagi. Saat masuk ruangan wawancara, Saya mengucapkan selamat pagi dan menyalami satu per satu penguji untuk menunjukkan kesopanan. Setelah penguji mengenalkan dirinya masing-masing, dimulailah sesi wawancara. Penguji saya adalah Pak Mufti dan Pak Hamdi dari UI dan Pak Mukhtar dari UNAND.
Berikut ini percakapan yang saya ingat ketika wawancara:
Please tell me about yourself?
(Mampus udah bahasa inggris lagi) Saya ceritakan mengenai diri saya, lulusan mana, jurusan, dan kegiatan yang dilakukan selama kuliah, dan bidang yang ingin saya geluti.
What is your research in undergraduate?
(Mulai keringetan dan panik karena sedikit lupa mengenai TA) Sambil berusaha mengingat-ngingat kembali saya mencoba menjelaskan dalam bahasa inggris dan kebanyakan aaa eeeuu aaa euuu maybe eeuuu. Dan akhirnya saya memutuskan untuk bilang kepada Pak Mufti agar saya dapat menjelaskan dengan menggunakan Bahasa Indonesia agar lebih mengena dan jelas.