Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menanti Program Makan Gratis untuk Mengatasi Mutu Gizi

3 Maret 2024   12:26 Diperbarui: 3 Maret 2024   12:29 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Rakyat saat ini pasti sering menonton berita untuk mengetahu presentasi kemenangan dari CAPRES dan CAWAPRES. Berkaitan dengan perhitungan sementara pasangan nomor urut 02 mengungguli pasangan lain. Salah satu program dari pasangan ini adalah makanan gratis untuk menciptakan generasi emas bangsa. 

Program makan gratis ini akan berpotensi meningkatkan gizi anak-anak. Apakah makanan yang di konsumsi anak dalam program makan gratis ini bergizi sesuai dengan rancangan dari pusat? Ataukah programnya yang berjalan tetapi yang dikonsumsi oleh anak-anak di pedalaman tidak sesuai dengan rancangan dari pusat? Apakah yang harus dilakukan oleh pemerintah agar bisa sesuai dengan rancangan kelayakan gizi dari makanan itu?

Anak-anak akan menantikan program ini, sehingga mereka dapat makan di sekolah pada saat jam-jam istirahat. Realitas yang terjadi pada sekoah yang berada di pedalaman, karena kemiskinan anak-anak hanya bisa duduk diam di waktu istirahat. Dengan program ini anak-anak akan bisa makan di saat jam istirahat untuk menambah gizi mereka dan mengurangi penyakit maag pada anak yang terlambat makan siang.

Dalam anggaran dari pusat tentu kadar makanan ini sangat bergizi boleh dikatakan empat sehat lima sempurna. Program ini belum berjalan. Akan tetapi, menurut saya realitas yang akan terjadi di lapangan nantinya bukan tidak mungkin tidak akan sesuai seperti anggaran yang berlangsung dari pusat. 

Pihak-pihak tertentu juga ingin mengambil keuntungan dari program ini. Misalnya saja dalam meminum susu, satu anak dianggaran mendapatkan satu saset susu, tetapi di lapangan dua sampai tiga anak bisa hanya dengan satu saset susu saja. Ini bisa terjadi. Begitu juga dengan makanannya.

Untuk mengantisipasi peristiwa ini, pemerintah harus dapat mengambil keputusan yang tepat untuk menjalankan program makan gratis ini. Dengan menetapkan aturan bagi pihak penyelenggara di daerah untuk mengontrol secara baik program ini. Jangan sampai pihak kaum menengah ke bawah hanya "sebagai pihak dokumentasi", maksudnya hanya di foto saat mau dikirim sebagai laporan ke pusat dengan makanan sesuai anggaran dan realitas yang terjadi sebenarnya tidak seperti itu setiap hari.

Bahkan bisa saja terjadi korupsi dalam program ini nantinya. Yang hanya memperkaya orang-orang tertentu dan kaum menengah ke bawah akan tetap mendapatkan makanan yang tidak layak. Contoh sederhana saja bantuan bansos saja masih di korupsi yang sangat di butuhkan masyarakat, apalagi dengan uang program ini, mungkin saja akan di korupsi.

Orang tua sangat mengharapkan akan keberlangsungan program ini untuk kebaikan anak-anak mereka. Sehingga dari segi kesehatan orang tua tidak mencemaskan lagi. Sebab anak mereka mengonsumsi makanan bergizi. Orang tua dapat bekerja mencari nafkah dengan nyaman sebab anak mereka bisa mengonsumsi makanan bergizi.

Solusi Agar Program ini Sesuai Anggaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun