Pacaraku     :Malam juga, ingin diskusi tentang...
Saya         : Apakah kamu sudah siap hidup berkeluarga bersama saya? ( saya langsung menyampaikan pertanyaan seperti ini)
Pacaraku     : Dengan tersenyum dan seolah mengatakan iya, dia menjawab iya, yang penting kamu juga siap.
Saya         : baiklah kalau gitu. Kemudian saya bertanya padanya, apa rencanamu setelah menikah.
Pacarku      : Aku ingin hidup bahagia dan berbisnis dengan membuka usaha kecilan.
Sayapun merenungkan jawaban yang terakhir ini dari pacarku ini. Dalam hati saya merenungkan bahwa pacar saya ini sudah matang memikirkan kehidupan berkeluarga dan selama ini dia menunggu lamaran dari saya. Saya merenungkan demikian, dengan memikirkan jawabannya itu.
Dari jawabannya juga saya juga merefleksikan bahwa menikah berarti memikirkan kehidupan setelah pernikahan dan mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu atas dasar keputusan bersama. Saya dengan pasangan harus membangun dialog dan menata kehiduapan di masa akan datang secara bersama.
Keuangan Untuk Menikah
Sebelum memutuskan menikah di tahun ini, saya berusaha menabung uang. Akan tetapi, itu sangat sulit. Sulit dipengaruhi tidak ada pribadi yang mampu mengendalikan saya. Dengan berkumpul bersama teman-teman sudah jelas akan mengeluarkan uang. Hal inilah yang menyebabkan tidak bisa menabung. Â Saya pun saat ini belum memiliki uang untuk membiayai pernikahan itu.
Saya membicarakan ini dengan saudara-sauara saya, saya menyampaikan bahwa saya ingin menikah tetapi saya tidak memiliki uang untuk membiayai pernikahan itu. Saudara-saudara saya mengatakan bahwa menikah itu urusan bersama keluarga. Kita akan berkumpul bersama mengumpulkan uang untuk membiayai pernikahan itu, yang terpenting kesiapan dirimu setelah menikah, kata mereka.