Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Meminta Kado di Hari Ulang Tahun, Padahal Berpamitan ke Surga

28 Februari 2024   18:53 Diperbarui: 28 Februari 2024   18:55 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi| parokicikarang.or.id

Saudari saya ini orangnya pendiam dan sangat disiplin dalam dunia kerja. Jam 06.30 dia sudah berada di sekolah mempersiapkan materi untuk anak-anak didiknya. Meskipun belasan tahun sebagai guru honorer dengan gaji yang seadanya. Dia tidak pernah menyerah dan putus asa. Dalam hidupnya dia penuh cinta akan bangsa dengan terus mendidik anak-anak bangsa.

Teman-teman gurunya bercerita bahwa dia itu pribadi yang berwibawa dan disiplin serta bekerja keras untuk mendidik anak-anak. Prinsipnya bahwa masa depan anak-anak ini bergantung pada didikan gurunya. Sehingga tidak mengherankan dia menerapkan kedisiplinan pada anak-anak didiknya. Sehingga di hari kematiannya, anak-anak didiknya datang dan menangis penuh histeris.

Saya juga adalah muridnya dia tujuh belas tahun yang lalu. Dia memang pribadi disiplin dengan tepat waktu saat mulai dan mengakhiri pelajaran. Dia mendidik kami untuk membiasakan diri membaca yang akan berguna di masa depan. Perkataannya memang dirasakan untuk saat ini, tanpa sering membaca pengetahuan kita akan dangkal dan ketinggalan dengan orang lain.

Berbuat Baiklah

Saudari saya ini dikenal sebagai orang loyal akan waktu. Kapanpun orang membutuhkannya dia selalu siap untuk hadir membantu. Tetangga dan orang di kampung suaminya mengatakan bahwa dia selalu hadiri membimbing ibu-ibu setiap kali acara-acara di kampung itu. Dia membimbing ibu-ibu dalam hal memasak dan membuat kue untuk orang-orang dalam sebuah acara. 

Kematiannya bagi ibu-ibu di kampung kehilangan sosok pemimpin yang mengarahkan mereka dan juga penuh dengan kesabaran. Orang-orang sekitar juga mengatakan bahwa dia selalu membantu orang yang sedang dalam kesulitan dalam hal ekonomi meskipun gajinya sebagai guru tidak seberapa. Baginya berbagi kepada sesame itu adalah bagian dari hidup.

Kini sudah satu tahun dia meninggal dunia, cerita tentang kebaikannya tetap membara dalam diri orang-orang yang mengenalnya. Meskipun sudah pergi jauh dan tidak kembali lagi. Kebaikannya tetap menjadi sejarah bagi orang yang pernah berjumpa dengannya. Semoga bahagia di surga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun