Bagaimana tidak, orang yang merasa diri sudah mematuhi lalu lintas kecewa dan marah dengan pribadi yang melanggar. Yang sudah setia menunggu lampu berwarna biru baru menjalankan kendaraannya.
Melawan arah
Terdapat juga orang-orang yang sering melawan arah di jalan raya. Misalnya arah jalan itu hanya bisa dilewati oleh pengendara yang dari timur menuju ke barat, akan tetapi ada masih orang-orang yang melanggar dengan tetap jalankan kendaraannya dari barat ke timur di jalur jalan itu. Peristiwa-peristiwa ini juga seringkali juga bisa menimbulkan kecelakaan.
Kedisiplinan
Salah satu untuk mengatasi peristiwa-peristiwa di atas adalah membangun kedispinan dalam diri. Kedisiplinan untuk melatih diri taat pada setiap aturan, apapun aturan itu. Kedisplinan akan ada jika dibiasakan.Â
Oleh karena itu, kedisiplinan itu bukan hanya di tempat kerja melainkan juga di jalan raya. Kebiasaan displin diri akan mengurangi kecelakaan dan akan membawa kita pada kenyamanan dalam berkendaraan di jalan raya. Mental melanggar lampu lalu lintas harus diubah dan menjadikan ketaatan dalam berkendaraan.Â
Dengan tujuan untuk keselamatan diri dan juga orang lain. Mulailah untuk mengatur waktu dengan baik, sehingga tidak akan terjadi situasi terburu-buru di jalan raya hingga melanggar lampu lalu lintas.
Keselamatan lebih penting
Hal yang terpenting juga adalah mulai membangun dalam diri sebuah kesadaran bahwa nyawa kita itu berharga. Kesadaran untuk mencintai diri. Dari kesadaran ini kita akan termotivasi untuk berhati-hati dan taat pada aturan lalu lintas. Ingat bahwa jika anda merasa diri anda berharga begitu juga dengan orang lain.
Kesadaran dalam diri juga bahwa lampu lalu lintas bukan hanya sebagai sebuah aturan lalu lintas, tetapi lebih dari itu yaitu untuk keselamatan diri dan pencegahan akan terjadinya kemacetan dan kecelakaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H