Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Zaman Sekarang, "Selamat Hari Ibu" Hanya Di Media Saja

22 Desember 2021   12:50 Diperbarui: 22 Desember 2021   15:37 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena Anak Zaman Now, Berani menulis Status di Media, Malu mengungkapkan langsung Selamat Hari Ibu.
Ibu orang yang berharga dalam hidup kita. Siapapun dia, tetap dilahirkan dari seorang ibu. Ibu dapat dikatakan fondasi dasar kita hidup, bertumbuh menjadi dewasa. Tanpa ibu kita tidak mungkin ada. Ibu sosok yang mengayomi, penuh kelembutan dan cinta kasih. Tidak mengherankan seorang anak lebih dekat dengan ibu dibandingkan bapaknya. Kita patut bersyukur ada hari khusus untuk ibu. Sebuah penghormatan kepada ibu dan penghargaan atas jasanya yang telah melahirkan kita.

Ada fenomena yang menarik di dunia zaman sekarang di hari ibu ini. Di era digital yang penuh dengan aplikasi-aplikasi yang bisa mengungkapkan isi hati. Misalnya saja facebook, whatsapp, instagram dan lain sebagainya. Di media seperti ini banyak orang yang memposting ibunya sembari mengucapkan selamat hari ibu. Status- status di Whatsapp dan facebook penuh dengan posting mengucapkan selamat hari ibu. Ungkapan seperti ini sebagai sebuah rasa syukur, penghargaan dan penghormatan terhadap sosok ibu. Akan tetapi satu hal yang perlu kita pertanyakan, apakah mereka juga sudah mengungkapkan secara langsung kepada ibu? 

Sudahkah mereka menyampaikan selama hari ibu kepada ibu mereka? Saya merasa bahwa banyak yang tidak mengungkapkan langsung kepada ibu mereka tentang selamat hari ibu.  apakah budaya yang sedang dibangun oleh anak- anak zaman sekarang? Ingin perasaannya diketahui oleh ratusan orang di media mengenai ucapannya dan tidak diketahui oleh satu orang yang sangat mencintai dan dicintainya. Sangat senang tentu bila ada yang mengomentari, like dan share statusnya.sebuah penghargaan sendiri. Mereka merasa bahwa ada penghargaan dari orang lain mengenai ucapannya. Ada juga yang berpikir bahwa sudah viral dengan postingannya dan merasa bahagia. Tapi ibu yang berada di dekatnya tidak diucapkan selamat hari ibu dan terima kasih.


Saya berpikir bahwa dengan kehadiran teknologi, orang semakin melupakan budaya relasi dan komunikasi secara langsung dengan orang lain. Orang lebih banyak membangun dialog melalui media tertentu. Ini sebagai sebuah persoalan sosial yang mesti segera dibenahi.
Melihat fenomena yang terjadi di hari ibu ini, saya berpikir bahwa kemungkinan anak tidak berani mengungkapkan langsung kepada ibu, selamat hari ibu, karena beberapa alasan. Pertama, mereka merasa bahwa ibu mereka keras, dan masih mengingat persoalan ketika ibu memarahi mereka, dan sebagainya. Jadi disini semacam ada konflik batin dari seorang anak. Sehingga mereka hanya mampu mengungkapkan isi hati melalui media. Kedua, pola pikir yang merasa bahwa ibu mereka tidak mengetahui dan memahami mengenai hari ibu. Ketiga, mungkin perkembangan zaman yang mendidik mereka untuk lebih terbuka pada media dibandingkan ungkapkan secara langsung kepada ibu.

Persoalan ini cukup serius menurut saya. Bila terjadi sebuah persoalan yang lain misalnya, persoalan batin, masalah sekolah, keuangan. Mereka tidak menceritakan pada orang tua dan hanya sharing di media akan berakibat fatal pada sebuah tindakan menyakitkan diri sendiri.
Untuk itu perlu ada solusi untuk membantu anak-anak muda ini. Pertama, kerja keras dari pihak sekolah. Pihak sekolah harus bekerja keras mendidik anak-anak sekolah untuk memahami interaksi sosial dalam masyarakat. Sekolah harus mendidik siswa-siswa pentingnya membangun dialog dengan keluarga, dan masyarakat secara langsung bukan selalu mengandalakan dunia virtual. Kedua, pemerintah. Pemerintah mesti melakukan sosialisasi kepada anak-anak mengenai pentingnya relasi dalam masyarakat. Misalnya pada hari ibu ini, pemerintah mengadaka  kegiatan di desa dalam merayakan hari ibu. Agar anak-anak terbangun untuk berani mengungkapkan isi hati secara langsung.
Apabila anak- anak terbiasa melakukan komunikasi secara virtual melalui teknologi akan mendidik mereka bersifat tertutup dan sulit membangun komunikasi di tengah masyarakat.
Dampaknya, anak akan merasa bosan saat berkumpul bersama dengan keluarga atau di tengah masyarakat. Atau saat berkumpul masih memainkan hanphone. Persoalan sosial ini bisa menimbulkan sebuah konflik antara orang tua dengan anak. Orangtua memarahi dan anak merasa tidak dihargai.

Akhir kata saya juga mengucapkan selamat hari ibu untuk ibu-ibu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun