Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menulis, Menjahit dengan Kaki dan Bernyanyi Keren, Mukjizat Itu Nyata

19 Desember 2020   17:45 Diperbarui: 19 Desember 2020   22:43 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia mengatakan kepada saya bahwa kios ini kecil tapi kemurahan Tuhan besar banyak pembeli yang datang berbelanja ke kios ini. mereka datang dengan penuh kasih. Mereka mungkin menyadari bahwa kios ini hasilnya untuk anak panti asuhan, gurauannya, hehehheh.. tapi sebenarnya Tuhan yang mengerakkan mereka.

Ibu ini tidak memnedakan pembeli. Kalau orang rapi dan kaya dilayani dengan baik, sedangkan yang tidak rapi dan miskin dilayani dengan tidak sepenuh hati. Ibu ini memperlakukan setiap orang yang berbelanja sama. Bahkan ada orang tua yang sudah tua dikasihnya minuman.

Saya membandingkan dengan kios yang melayani pembeli tergantung dari kerapihan dan status pembeli itu. Kalau yang rapi dan kaya dilayani dengan baik dan ramah sedangkan yang sebaliknya dilayani dengan kurang baik.

Saya mengatakan demikian kepada ibu ini dan ibu ini mengatakan kepada saya ah, ngarang kamu. tidak ada yang begitu. Saya mengatakan ada yang begitu ibu. Dan ibu ini mengungkapkan bahwa biarin saja, nanti pada saatnya mereka akan sadar dan memahami arti dari sebuah pelayanan.

Menulis dengan Kaki

Saya tadi cerita bahwa ibu ini tangan satunya hanya berbataskan lengan. Jadi dia menulis dengan mengunakan kaki. Tulisannya cepat seperti saya menulis dengan tangan, hasilnya tulisannya lebih rapi dibandingkan tulisan saya. Dia juga tidak ada kekurang huruf dalam menulis, dibandingkan saya ada kekurangan huruf dalam menulis. Bagi saya ibu ini luar biasa. Saya bertanya kepada ibu ini, bu berapa lama ibu belajar menulis mengunakan kaki? Jawabannya sederhana. Ibu ini menjawab sama seperti kamu belajar menulis dengan tangan, begitu lamanya. Jawaban yang sangat mendalam dan membuat saya berefleksi dari jawabannya.

Saya memperhatikan gerakan kakinya dalam menulis, dia menulis dengan begitu rapi dan indah. Mudah dibaca oleh orang lain. Ketika ada orang yang datang berbelanja dia dengan cepat meletakan pulpen dikaki mengangkat kaki ke meja dan menulis. Kalau kamu melihatnya pasti akan terharu. Ini merupakan sebuah keajaiban dan muzijat dari Tuhan.

Saya pun mencoba untuk menulis dengan mengunakan kaki, tulis huruf a saja tidak sempurna dan memakan kertas. Yang lainnya di bagian bawa garis dan yang lainnya di bagian atas garis. Coba kalau ibu ini yang menulis rapi. Ibu ini pun tertawa melihat hasil tulisan mengunakan kaki. Dia bilang biarkan kamu menulis mengunakan tangan karena Tuhan menghendaki kamu seperti itu. Jangan mengharap hal yang lebih yang tidak bisa kamu lakukan.

Menjahit dengan Kaki

Ibu ini juga menjahit baju dengan mengunakan kakinya, saya sampai tidak menyangka bahwa gerakan kaki dari ibu ini begitu sempurna dalam mengerakkan jarum. Kalau dipikir-pikir jari kaki lebih besar dibandingkan dengan jari tangan. Kok bisa dia mengerakkan jarumnya. Saya juga hidup dalam penuh keheranan dan kagum. Tuhan memang luar biasa.

Saya pun mencoba menjahit mengunakan jari kaki, hasilnya malah jari kaki saya yang tertusuk jarum. Saya pun garuk garuk kepala. Luar  biasa benar ini ibu. Seruku dalam hati. Dai mengatakan kunci dari kita belajar sesuatu adalah fokus pada hal yang kita pelajari. Jangan kita belajar pada satu hal dan melihat hal yang lain kita tertarik lagi dan melepas hal yang sedang kita pelajari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun