Â
     Kabar gembira jika vaksin untuk mencegah, mengobati covid-19 telah tiba di Indonesia. Dengan adanya vaksin ini wajah ceria di masyarakat Indonesia penuh dengan harapan. Ada yang berharap semoga dengan adanya vaksin ini masyarakat dapat kembali melakukan aktivitas seperti bisa.Â
Ada yang berharap semoga dapat kembali membuka bisnis, bekerja dan mencari uang. Ada juga yang berharap dapat sekolah tatap muka, ketemu dengan banyak teman. Namun ada juga yang sedih tentunya, usaha atau bisnis yang sudah bangkrut, dia harus kembali mulai dari nol dan mencari modal.Â
Belum lagi itu, masyarakat juga pasti akan bertanya, vaksin itu dalam bentuk apa nantinya? Jika dalam bentuk obat kapsul atau obat suntik, dibelikah atau gratis? Jika dibeli mahalkah? Masyarakat akan bertanya seperti. Menurut saya wajar jika masyarakat bertanya seperti itu. Mengapa? Karena belajar dari harga masker selama covid-19 ini yang harganya mahal.
      Pemerintah mesti memperhatikan kondisi dari rakyat, hidup di masa krisis dan membutuhkan dana lagi untuk membangun usaha. Kalau vaksin dijual lagi betapa kewalahan dari masyarakat untuk membelinya. Mudah-mudahan vaksin ini gratis.Â
Pasti ada kebijakan dan setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah, saya yakin bahwa itu sebuah kebijakan yang tepat dan demi kebaikan bersama. Harapannya saja juga tidak ada lagi korupsi dana-dana bantuan dari pemerintah ini.Â
Kalau terjadi korupsi dana bantuan, seperti apakah itu orang dan apa yang dipikirkannya. Masyarakat juga akan bertanya, dana bantuan aja dikorupsi gimana dengan dana yang lainnya. Ini hanya sebagai sebuah contoh dan harapan tidak ada korupsi dana bantuan.
      Selama pandemi ini masker dijual dengan harga yang mahal. Dari masker yang dijual empat lima ribu menjadi satu lima ribu. Masyarakat kewalahan dalam membelinya. Ini adalah sebuah pengalaman yang menjadi contoh dari kita semua dan menjadi pembelajaran bagi kita betapa dimanfaatkan hidup di masa krisis oleh sebagian orang.Â
Saya sebagai mahasiswa bertanya kok masker ini mahal sekali. Â Saya pernah dan berapa kali membeli masker, setiap satu minggu tentu kita harus ganti masker. Dalam hati saya bilang mahal sekali, tidak adakah konsep pemikiran saling membantu di masa pandemi ini dengan menjual sedikit murah maskernya.Â
Dengan demikian banyak yang kreatif membuat masker, dan saya sendiri juga menjahit masker sendiri. Intinya saja bisa menutu mulut dan hidung saja. Ini demi menghemat pengeluaran menjadi seorang mahasiswa.
      Dalam pemikiran saya sekarang, seandainya vaksin dalam bentuk obat kapsul dan disuntik, timbul pertanyaan dan kekhawatiran dalam diri saya, bahwa saya takut ada yang memanfaatkan situasi dengan menjual obat dan dikatakan sebagai vaksin dengan harga yang mahal. Demi mencari uang hal ini bisa saja terjadi.Â