Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Buta

10 Oktober 2020   17:16 Diperbarui: 10 Oktober 2020   18:20 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/search?q=foto+pemerkosasn&oq=foto+pemerkosasn&aqs=chrome..69i57.14467j0j4&client=ms-android-samsung-gj-rev1&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8#imgrc=-IS5IVhonbCFfM

          

            Keperawananku sudah hilang selama dua tahun. Apa yang kujaga selama belasan tahun hilang dhadapan pecundang, yan bermata telanjang, ingin menyesal, mau menyesal sama siapa. Aku yang salah, tidak mau mendengarkan nasihat orang tuaku. Orang tua ku memang selalu curiga padaku selama dua tahun terakhir tapi aku yang keras kepala akan omongan mereka.

            Akupun mengambil keputusan untuk menceritakan semua itu kepada orang tua, dan orang tua sok mendengar ceritaku. Mamaku langsung masuk rumah sakit karena pingsan. Aku hidup dalam penyesalan.

            Bapaku pun tanpa sepengetahuanku mencari tahu mengenai laki-laki itu. Dan dia menemukan jejak laki-laki itu. Beberapa bulan setelah bapaku mendapatkan jejaknya, laki-laki itu hilang. Istrinya pun mulai mencarinya kemana-mana, sama seperti yang kulakukan ketika mencarinya. Aku tahu siapa bapakku dan karakternya, dalam hatiku ada rasa penyesalan, sedih dan juga senang melihat istrinya mencarinya. Aku tahu darahnya sudah mengalir seiring dengan mengalirnya darah keperawananku.

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun