Â
      Keperawananku sudah hilang selama dua tahun. Apa yang kujaga selama belasan tahun hilang dhadapan pecundang, yan bermata telanjang, ingin menyesal, mau menyesal sama siapa. Aku yang salah, tidak mau mendengarkan nasihat orang tuaku. Orang tua ku memang selalu curiga padaku selama dua tahun terakhir tapi aku yang keras kepala akan omongan mereka.
      Akupun mengambil keputusan untuk menceritakan semua itu kepada orang tua, dan orang tua sok mendengar ceritaku. Mamaku langsung masuk rumah sakit karena pingsan. Aku hidup dalam penyesalan.
      Bapaku pun tanpa sepengetahuanku mencari tahu mengenai laki-laki itu. Dan dia menemukan jejak laki-laki itu. Beberapa bulan setelah bapaku mendapatkan jejaknya, laki-laki itu hilang. Istrinya pun mulai mencarinya kemana-mana, sama seperti yang kulakukan ketika mencarinya. Aku tahu siapa bapakku dan karakternya, dalam hatiku ada rasa penyesalan, sedih dan juga senang melihat istrinya mencarinya. Aku tahu darahnya sudah mengalir seiring dengan mengalirnya darah keperawananku.
     Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H