Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aku Terbunuh di Tanah Rantauan, Seperti Nasib Anak Manggarai Di Makasar

16 September 2020   00:39 Diperbarui: 16 September 2020   20:19 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Youtube/ P Pyn Tajong

       Dalam mencari nafkah nyawa pun terkadang menjadi taruhannya. Orang rela merantau demi mencari sesuap nasi dan dapat membiayai keluarga. Di tanah rantauan bekerja keras, dan berharap rejeki datang pada waktunya. Sebagai perantau terkadang kita dihargai dan terkadang pula tidak dihargai. 

Nyawa yang sebenarnya dihargai, bagi orang tertentu tidak ada artinya. Rasa persatuan dan persaudaraan bagi mereka yang mau menghabiskan nyawa sesama manusia tidak ada. Kemarin diberitakan seorang putra asal Manggarai terbunuh di Makasar,

"Marcel (24) asal Kabupaten Manggarai, tewas ditikam di Jl Dg Tata 1, Kecamatan Tamalate, Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Senin (14/9) sore. Pengantar galon itu tergeletak di jalan setapak lorong 5 dengan kondisi bersimbah darah. Korban mengenakan celana jeans biru dan kaos merah pun ditutupi kain sarung. Motif penikaman pun terungkap. Sul naik pitam setelah empat hari lalu meminta agar Macel mengganti air galon. Namun permintaan Sul tidak dipenuhi Marcel". (Sumber)

Persoalannya hanya karena tidak memenuhi permintaan dari pelaku terkait pengantian galon. Dan kita kurang tahu seperti apa kronologi komunikasi mereka sebelumnya melalui HP (whatsapp atau sms). Dan yang jelas dalam berita ini persoalannya adalah karena tidak memenuhi permintaan untuk pergantian galon.

Meninggal di tanah rantauan jauh dari keluarga itu sangat menyedihkan apalagi meninggal dengan cara yang seperti ini. Keluarga akan merasa terpukul sekali. Tidak menyaksikan dan melihat anak mereka berada di dekat mereka menjelang penghembusan nafas terakhirnya.

Mendengar dan membaca berita ini saya merenung bahwa menjadi orang atau pribadi yang merantau memang berada pada situasi yang penuh kehati-hatian. 

Adakalanya orang di daerah tempat kita merantau berpola piker berbeda dengan kita dan cara budaya mereka berdialog atau berelasi mungkin berbeda dengan budaya kita. 

Akan tetapi sebagai orang yang hidup di Negara yang sama sebenarnya kita semua adalah saudara, tidak ada lawan atau musuh yang ada hanyalah saudara.

Penyelesaian masalah tidak bisa diselesaikan melalui tindakan fisik seperti pembunuhan. Emosional pribadi (marah) tidak bisa dipakai dalam relasi bersama terlebih dengan melakukan aksi pembunuhan. Sebab yang berelasi juga adalah manusia. Pribadi yang mampu untuk berpikir dan menentukan arah pikirannya sesuai dengan konteks. 

Dalam relasi ini kita sebagai pribadi tidak boleh mengambil sikap benar sendiri dan orang lain salah sehingga kekerasan fisik terjadi. Komunikasi adalah hal terpenting dalam relasi. 

Dan dalam membangun usaha atau kerja juga setiap orang tentu menginginkan keuntungan serta kekurangan, jadi sebagai manusia yang lemah kita mesti memahami itu, sebab kita semua memiliki keterbatasan.

Pembunuhan bukanlah sebuah sikap penyelesaian masalah yang cepat, justru pembunuhan mendatangkan masalah baru yang lebih berat, bukan hanya antar keluarga pelaku dengan keluarga korban bahkan jika bisa mencakup seluruh. Apalagi jika pembunuhan itu terjadi bukan di daerah asal dari korban. Dan tindakan pembunuhan ini tentu melanggar hukum. 

Dan cara dia menyelesaikan masalah itu salah. Kita memang tahu bahwa masalah ini sudah dibawa ke ranah hukum, akan tetapi emosional keluarga dari korban tentu belum hilang. 

Oleh karena itu, pihak keamanan bekerja keras dalam bekerja agar tidak terjadi korban lagi. Dan masalah dapat diselesaikan melalui jalur hukum bukan kekerasan fisik lagi.

Kalau setiap masalah diselesaikan dengan kekerasan fisik seperti pembunuhan yang terjadi atau yang dialami Marcel, seperti apakah keadaan yang ada dalam masyarakat. 

Hidup di atas pembunuhan, dendam, dan situasi tidak aman. Kebahagiaan pun menjadi tidak ada. Kita akan hidup dalam ketakutan, kecemasan. Maka, hindari penyelesaian masalah dengan cara seperti pembunuhan.

Anak Rantauan

Nasib menjadi anak rantauan memang tidak menentu, sebagai orang yang datang ke daerah orang dia harus bertidak sopan dan mengikuti kebudayaan setempat. Meskipun dia sudah menampilkan sikap yang sopan, namun tidak sesuai dengan kemauan orang setempat , dia kadang ditindas. 

Nasib menjadi anak rantauan ada yang bernasib baik namun ada juga yang bernasib buruk. Nyawa kadang tidak dihargai oleh orang lain. Tujuan utama mencari nafkah dan pulang bisa membawa kesuksesan ke daerah asal hanya sekedar cerita bagi mereka yang bernasib buruk di tanah rantauan.

Sebagai anak rantauan tentu perjuangan untuk bertahan hidup juga tidak mudah, tuntutan biaya hidup di tanah rantauan dan berusaha untuk  memenuhi kebutuhan keluarga di kampung halaman. Adakalanya makan enak namun terkadang juga makan apa adanya. Yang terpenting bisa membahagiakan keluarga. 

Keluarga di kampung bisa bahagia, tersenyum meskipun mereka tidak tahu apa pekerjaan kita di tanah rantauan. Intinya mereka bangga dengan diri kita. 

Anak rantauan selalu disalahkan oleh mereka yang menganggap diri pintar di situ. Anak rantauan mesti berjalan bungkuk di tengah mereka yang nakal di tanah rantauan, tidak bisa bertindak melarang mereka yang punya kekuasaan bagi diri dan menurut mereka sendiri. Anaka rantauan selalu menjadi pribadi yang mengalah meskipun benar.

Masa depan dan waktu yang akan datang, tentang apa yang akan terjadi tidak bisa kita ketahui dan baca. Apakah bernasib baik, atau bernasib buruk, itu tidak kita ketahui. 

Seperti yang dialami oleh Marcel putra asal Manggarai ini. Dia tidak tahu apa yang terjadi di waktu yang akan datang, dia tidak pernah tahu bahwa dia akan meninggal di tanah rantauan dengan cara dibunuh oleh orang. 

Mungkin saat berangkat kerja Marcel pergi dengan penuh semangat, tersenyum dan bahagia berharap bisa mendapatkan uang atau rejeki. Dia tidak memikirkan bahwa nyawanya akan melayang hari itu. Mungkin dia bekerja mengikuti arahan dari bosnya, atau bekerja dengan prinsip hidup yang dbangunnya.

Dalam perjalanan kerja dia dibunuh, dengan alasan tidak memenuhi permintaan pelanggan yang adalah pelaku untuk mengantikan air galon. Menurut saya bila diprediksi atau dianalisis berdasarkan pemikiran saya, mungkin Marcel tidak melayani mungkin karena stok habis, atau dia lagi sakit, atau mungkin pelanggan tidak membayar, atau mungkin Marcel memiliki kesibukan lain, dan sebagainya.

Komunikasi

Sebagai mahluk sosial komunikasi itu penting dalam hidup bersama. Dalam merencanakan sesuatu secara bersama harus dibicarakan bersama. Jika ada perbedaan pendapat diungkapkan dalam dialog itu, bukan dengan menaruh dendam, tunggu pada waktunya. Kesadaran diri dan melihat diri sendiri penting disini. 

Misalnya berkaitan dengan masalah yang dialami Marcel, pelaku sebenarnya mesti berpikir kenapa Marcel tidak melayani permintaannya. Karena setiap tindakan pasti ada alasan, Marcel tentu punya alasan, dan pembunuhan bukan alasan yang tepat.

Komunikasi adalah hal terpenting. Saat bertemu dialog dulu, Tanya kenapa begini dan kenapa begitu, alasannya apa. Dari berita saya melihat bahwa pelaku langsung menikam Marcel, ada perencanaan. Oleh karena itu hukumannya pun harus sesuai dengan hukum berlaku.

Pihak keluarga korban berusaha untuk mengendalikan diri, berusaha untuk bertindak sebagai pribadi yang menyerahkan semuanya pada proses hukum dan tentu dengan tetap mengawasi. 

Hindari adanya dendam dengan menginginkan untuk balas dendam. Karena balas dendam tidak mendatangkan solusi yang tepat dan tidak menyelesaikan masalah, justru menambah wawasan baru. Sebagai keluarga kita mendoakan beliau keluarga kita yang pergi meninggalkan kita. Kita menyerahkan penyelesaian masalah ini melalui jalur hukum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun