Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

6 Penyebab Utama Cerai

5 September 2020   02:32 Diperbarui: 5 September 2020   02:24 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman sekarang kasus perceraian sering terjadi. Apalagi di masa krisis di tengah pandemi ini. Orang dengan mudah aja kawin- cerai, seolah itu menjadi hal biasa ketika masa pacaran putus-nyambung. Apakah mereka yang kawin-cerai itu tidak beban dengan selesai nikah dan cerai? 

Dalam pandangan saya secara pribadi, saya merasa beban sekali kalau seandainya sudah menikah secara resmi dan setelah itu cerai. Gimana dengan nasib dari anak-anak. 

Kawin cerai sebenarnya bukan berkaitan dengan tren, tetangga sebelah udah cerai, kok kita belum. Bukan. Kalau demikian, tidak usah nikah secara resmi. Kasihan keluarga, anak-anak dan diri mereka sendiri. Berikut ini saya ingin memaparkan penyebab-penyebab cerai dan solusi menurut saya:

Penyebab-penyebab Cerai

Orang Ketiga (selingkuh)

Orang ketiga dari kedua pasangan menjadi penyebab utama dari terjadinya kasus perceraian. Kedatangan orang ketiga ini menggangu keharmonisan keluarga yang telah di bangun. 

Kapan salah satu dari pasangan ini mengenal orang yang ketiga. Kemungkinan karena teman kantor, teman kerja dan sebagainya. Orang ketiga hadir sebagai pribadi yang mengadu domba. 

Dengan kata-kata manis penuh aroma mawar orang ketiga merayu salah satu pasangan ini. Orang ketiga ini sebagai teman selingkuh dari salah satu pasangan ini. Yang menjadi persoalannya adalah apabila orang ketiga ini juga orang yang udah menikah dan memiliki pasangan.

Disini menurut saya kebodohan dari dia (perempuan) misalnya yang berselingkuh dengan laki-laki yang sudah menikah. Begitu pun sebaliknya. Apa yang kamu cari dari dia. 

Yakinkah dapat menemukan kebahagiaan dengan orang ketiga ini. Ini yang menjadi permenungan bagi mereka yang suka cerai karena kehadiran dari orang ketiga.

Media Sosial

Persoalan mengenai cerai juga disebabkan oleh media sosial seperti Facebook, Whatsapp, dan Instagram. Medsos yang terlalu bebas memberikan kepada pengunanya untuk berinteraksi menimbulkan persoalan di satu sisi. Bukan salah dari medsos, tapi ketidaktahuan dan salah pengunaan dari orang atau pelaku yang mengunakannya. 

Tampilan foto do Facebook dengan edit yang bagus berlatar belakangkan keindahan menimbulkan keinginan pencaritahuan dari orang lain tinggi. Begitu juga hasil edit di Instagram dan juga Whatsapp. 

Apalagi bila menampilkan cerita atau story berisi habis bertengkar, epen dengan kau. Ini menjadi kesempatan enak bagi dia yang sudah menyiapkan panah untuk menembak mangsanya.

Situasi ketidakharmonisan rumah tangga yang di ceritakan di media massa tentu mudah di ganggu oleh pihak ketiga. Dengan sedikit saja rayuan maut, si pribadi yang bersayap langsung terbang menghampiri, hai kita bagaikan malaikat, bahagianya. Benarkah bahagia. Iya, bahagia tapi kebahagiaan semu. 

Di tambah lagi kalau di medsos menampilkan goyangan tik toknya, itu juga menambah selera dari yang menginginkan (peluang). Jangan berharap bahagia dengan dia yang menjadi pribadi ketiga, sebab dia datang karena nafsu.

Kemiskinan

Penyebab cerai juga itu faktor kemiskinan. Kemiskinan dalam kehidupan rumah tangga mengakibatkan ada seorang dari pasangan memutuskan untuk cerai. 

Aku tidak sanggup lagi hidup bersamamu, aku tidak menemukan kebahagiaan. Hmm..emang kebahagiaanmu ada pada harta, cinta mu bergantung pada sadel motor, dan kursi mobil. Dengan cerai salah satu dari pasangan bisa mencari yang baru, yang memiliki dompet yang tebal.

Memang manusia memerlukan harta dan untuk bertahan hidup harus makan. Untuk itu dia harus bekerja. Akan tetapi perlu disadari bahwa manusia tidaklah sempurna. Juga perlu diingat bahwa di balik kekurangan pasti ada kelebihan dari setiap orang. Roda kehidupan juga terus berputar, sekarang begini dan besok mungkin begitu.

Sifat atau Karakter

Cerai juga bisa di sebabkan oleh sifat atau karakter. Tidak bisa saling menerima kekurangan pasangan. Pertanyaan kita saat pacaran kemana dulu, kok baru sekarang baru tidak menyukai sifat pasangan? 

Ataukah pasangannya menampilkan topeng. Tidak ada kata maaf dan keegoisan itu poin penting dari cerai karena sifat. Dengan adanya kata maaf sebenarnya bisa menyelesaikan masalah. 

Aku maklumi saja sifatnya, kalau dia begitu saya harus begini untuk mengimbanginya. Kemudian mana janji manismu dalam pernikahan untuk hidup bersama dengan pasangan. Apakah itu janji manis karena nafsu. Mungkin janji manis untuk cepat-cepat menikmati malam pertama.

Bosan

Bosan juga bisa menjadi penyebab cerai. Bosan dengan pasangan yang setiap hari minuman keras, atau malas bekerja.

Seks Tidak Puas

Orang bilang sama seperti memakai pakaiaan, semakin lama kita memakainya, semakin jelek dan kita pun bosan memakainya. Mungkin pasangan yang cerai oleh faktor ini analoginya seperti ini. 

Sudah bosan ketemu terus dengan orang yang sama di ranjang, di dapur, di meja makan, di rumah. Atau selera seks salah satu pasangan tidak diterima oleh pasangannya.

Akibat Cerai

Cerai menimbulkan masalah yang amat fatal, selain berpengaruh pada anak juga bisa mnimbulkan terjadinya pembunuhan. Bisa saja salah seorang pasangan sakit hati dengan kepergiaan kekasih dengan orang ketiga. 

Pembunuhan pun jalan keluarnya, bisa jadi. Anak juga menjadi terlantar. Misalnya saja istri yang memilih untuk cerai dan menikah dengan orang baru. 

Anak-anak akan binggung, ibu dimana. Dan tidak menemukan sosok ibu. Terlebih lagi anak-anak yang masih dalam proses pertumbuhan. Batin mereka bisa terluka. Saat dewasa pun kehidupan dari anak-anak ini akan kacau.

relationshiptalk.net
relationshiptalk.net
Solusi Untuk Tidak Cerai

Dalam hasil refleksi saya mengenai kasus perceraiaan ini, saya berada pada titik melihat bahwa untuk mempertahankan cinta itu hanya satu kuncinya, yaitu dialog atau komunikasi dengan pasangan secara baik. 

Dialog untuk terbuka apa yang diinginkan, harapan dan jalan hidup keluarga. Jangan malu untuk menjadi yang pertama berbicara, misalnya rencana pembangunan ekonomi keluarga, tidak suka dengan suami yang pemabuk dan sebagainya. 

Beranilah untuk berbicara. Kalau keterbukaan dalam komunikasi ada kesetiaan dalam hidup rumah tangga pun bisa berjalan lancara dan bisa sampai rambut beruban menyaksikan cucu-cucu. 

Dalam komunikasi tidak boleh egois. Maksudnya kalau memang sudah bersalah beranilah untuk meminta maaf agar hubungan kembali harmonis lagi. Komunikasi disini bukan terletak pada suami yang bertindak, dia yang mengatur dan istri hanya mengikuti. Kalau demikian tidak terjalin komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik itu melihat kesetaraan. 

Suami dan istri itu sama. Memiliki hak yang sama untuk mengatur keluarga dan berbicara. Punya hak juga untuk mengatur keluarga serta menyampaikan ide atau gagasan untuk kebaikan keluarga.

Seorang suami tidak boleh mengambil sikap bahwa dia yang berkuasa. Istri tidak boleh membatah rencananya dan tidak boleh mencegah keinginannya. 

Suami yang baik harus memposisikan diri sebagai orang yang bijak, yang menjadi penengah, antar idenya dengan ide istri. Sebaiknya kita mengambil sikap dan rencana yang gini.

Komunikasi yang baik ini unuk keluarga harmonis bisa dengan membuat jadwal seperti jadwal makan bersama, rekreasi bersama dan cerita bersama. Misalnya pada jam sekian kita harus berada di ruang televise melepas hanphone dan berbagi pengalaman selama sehari. Anak membagikan pengalaman, suami dan istri juga demikian. Terbuka untuk bercerita apa yang menjadi pengalaman hari itu.

Tidak boleh sembunyi dalam mengunakan media sosial. Suami membuat kunci atau pola Hanphone tanpa diketahui oleh istri begitu juga sebaliknya. Harus ada komunikasi disini, jujur bahwa ini kunci atau pola hanphoneku, ini sandi Facebookku. Ini akan membuat keluarga harmonis.

Kemudian kalau letak persoalan pada masalah seks yang bosan. Jujur sama pasangan bahwa saya bosan berseks dengan kau juga dengan memberitahu alasannya. Jika karena istri tidak memakai pakaian seksi, iya agar istri memakai pakaian seksi seperti bentuk tubuh wanita lain yang diinginkannya. Jika wajah istri jelek, jujurlah agar istri ber-make up.

Kalau masalah kemiskinan solusinya kembali ke saat sebelum menikah dan janji perkawinan. Apa yang menjadi janji saat perkawinan. Tidak mungkin tidak melihat keadaan ekonomi dari pasangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun