Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kata "Anjay" Mempererat Persahabatan

2 September 2020   13:45 Diperbarui: 2 September 2020   13:52 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata "Anjay" Merendahkan martabat seseora
Dari sudut pandang mana. Kata "Anjay" justru mempererat persahabatan.
Pengunaan kata ini sesuai dengan konteks, dan dalam hal gurauan berarti baik
Dan dalam hal marah berarti negatif.

Kata "anjay" menjadi persoalan akhir-akhir ini, kata ini dianggap dapat merendahkan martabat seseorang. Orang lain akan merasa dipinggirkan seandainya dibilang "anjay". Dia akan merasa tidak dihargai dan tidak diperhitungkan sebagai seorang manusia, jika dikatakan "anjay" loh. 

Benar kah seperti itu. Yang menjadi pertanyaan disini adalah kenapa kata ini dipersoalkan? Kok tidak mengurus masalah-masalah yang lain, yang menurut saya lebih penting. 

Masalah seperti kekerasan fisik terhadap anak, pelecehan seksual terhadap dan kekerasan fisik lainnya. Dikalangan mahasiswa kata "anjay" ini menjadi persoalankah? Kata "anjay" ini termasuk dalam kata caci makikah? Kalau ini termasuk kata caci maki, kenapa kata caci maki yang lain tidak dipersoalkan?

Kata anjay itu akan dapat membangun persahabatan lebih erat. Orang akan merasa lebih akrab dengan mengatakan anjay. Saat ketemu misalnya, orang mengatakan "anjay", apa kabarmu? Sambil berpelukan. Sehingga kata "anjay" disini untuk mempererat persahabatan. 

Saya mengambil contoh kata lain, misalnya maki di daerah daratan Flores. Saat seorang kerabat bertemu kata maki pasti jadi awalan dalam menyapa teman. Apalagi kalau sudah lama tidak ketemu. Ungkapan ini untuk menyampaikan kerinduan kepada sang teman dan juga keakraban.

Yang terpenting disini adalah pengunaan kata sesuai dengan konteks. Dalam situasi resmi tidak mungkin kata "anjay" digunakan. Di daerah saya daerah Manggarai, kata maki kalau dipakai dalam situasi resmi dengan marah-marah dan ekspresi wajah yang lain, itu berarti negatif. Akan tetapi bila dalam gurauan sembari senyum itu biasa-biasa saja.  Jadi disini tergantung pada situasi dan budaya setempat.

Etika dalam masyarakat memang mesti diperhatikan agar relasi sosial tetap berjalan dengan baik. Etika sopan santun saling menghargai satu sama lain memang itu penting. Orang yang beretika menunjukkan pribadi orang yang berpengetahuan dan dewasa. Dia tahu menempatkan kata dengan baik sesuai dengan waktu yang tepat.

Tidak mungkin orang mudah mengunakan kata "anjay" atau maki untuk orang tua,
Orang muda yang memahami etika dalam masyarakat pasti dalam perilakunya sopan santun.

Dalam hal ini kata "anjay" tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Kalau orang salah mengunakan kata itu di tengah masyarakat dengan situasi marah, nanti ada orang pasti yang akan menegurnya. Jadi lebih pada teguran saja bila kata itu digunakan dalam masyarakat, bukan dihukum.

Tangkapan layar
Tangkapan layar
Lebih baik kita sekaran fokus pada persoalan lain yang sedang marak terjadi dalam masyarakat. Kekerasan pelecehan seksual terhadap anak, kekerasan fisik, perendahan martabat perempuan. Persoalan-persolan ini lebih besar dari pada persoalan pengunaan kata "anjay". Kita mesti menemukan cara agar kekerasan-kekerasan fisik ini tidak terjadi lagi. Dibuatlah peraturan yang keras agar orang bertobat melakukan kekerasan fisik.

Ataukah menurut kalian, kekerasan fisik dan kekerasan verbal itu rasa sakitnya sama tau beda. Saya merasa bahwa kekerasan fisik lebih besar, karena persoalannya telihat jelas, dipukul, disiksa dan fakta bahwa ada kekerasan langsung ada. 

Kekerasan verbal misalnya orang bilang pengunaan kata "anjay" itu kekerasan verbal, inikan belum termasuk kekerasan. Karena pengunaan katanya ada karena gurauan, karena kekerabatan, sudah saling dekat satu sama lain. kecuali kalau dipakai saat dalam keadaan marah dengan intonasi yang tinggi, itu baru kekerasan verbal.

Yang diprioritaskan disini adalah persoalan-persoalan kekerasan fisik yang mesti dengan cepat diselesaikan.
Kekerasan fisik akan membuat orang takut, minder dan tidak percaya diri.
Kekerasan fisik membunuh mental seseorang untuk bertumbuh dan berkembang.

Kekerasan fisik akan membuat orang tidak kreatif dan tidak menunjukkan kemampuannya. Karena dia takut nanti kalau membuat kesalahan akan dipukul dan sebagainya. Kalau sejak dalam keluarga seseorang saat berbuat salah langsung dipukul dan disiksa, itu akan berpengaruh ketika anak itu sudah dewasa, dia akan menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan takut. 

Contoh: walaupun dia mampu menjawab pertanyaan seorang guru akan tetapi dia memasang wajah seorang yang melakukan kekerasan fisik terhadapnya, jadi dia akan menjadi takut. Takut nanti kalau salah menjawab dia akan dipukul.

Dalam menetapkan sesuatu sebagai persoalan atau kekerasan kita mesti melihat dalam masyarakat, mana yang menjadi kekerasan paling besar dan sering terjadi, persoalan-persoalan itu yang segera diproses dengan cepat. Kalau seperti kata "anjay" disini menurut saya belum termasuk kekerasan yang mesti segera diselesaikan dan itu hal biasa-biasa saja.

Dan kalau kata "anjay" menjadi persoalan yang besar bagi budaya tertentu atau bagi masyarakat tertentu atau bagi orang tertentu, saya menawarkan beberapa solusi untuk masyarakat itu tanpa mesti dibuat undang-undang:

  • Mengajarkan kepada anak etika sopan santun dalam bertutur kata dan bertindak. Orang tua mesti mengajarkan kepad anaknya kalau berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau dalam masyarakat jangan mengunakan kata-kata ini, karena tidak sopan.
  • Ditegur saja. Kalau dalam masyarakat tertentu ada yang mengunakan kata-kata yang tidak sopan sesuai dengan kebudayaan itu, atau misalnya pengunaan kata "anjay", di tegur saja. Tidak perlu dibawa ke ranah hokum. Karena mungkin dia keceplosan lidah saat sedang marah.
  • Memperhatikan komunikasi. Saat berkomunikasi kita harus paham siapa lawan bicara kita.
  • Mendengarkan nasihat orang tua. Sebagai anak kita mesti mendengarkan nasihat orang tua agar beretika dengan baik. Terkadang kita tidak beretika sopan santun terpengaruh terbiasa melawan orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun