Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kios Obat Pertanian Karya Tani Lembor (Tanpa Modal), Mengubah Mentalitas Petani

1 September 2020   01:05 Diperbarui: 1 September 2020   01:01 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga di kiosnya banyak petani yang datang untuk berkonsultasi mengenai tanaman. Mulai dari kerusakan pada tanaman, penyebabnya dan obat untuk mengatasinya. Boleh dibilang dia sebagai "dokter pertanian, dan kiosnya apotik pertanian". Ini dalam istilah saya.

Saya hampir satu minggu membantu bekerja di kios ini, dan saya mengamati petani yang datang, cara melayani pak Chandra terhadap petani yang datang dan gaya bicara petaniyang berkonsultasi tentang tanamannya. 

Pak Chandra menjelaskan ke petaninya penyebab tanaman mengalami gejala seperti itu dan cara pencegahan serta pengobatannya agar tanaman kembali baik. 

Saya secara pribadi kagum dengan dia, bahkan pak Chandra selalu turun ke lokasi untuk melihat tanamannya. Ini merupakan sebuah kinerja kerja yang bagus dalam masyarakat berusaha untuk membuat masyarakat menjadi makmur dan sejahtera. Konsep memanusiakan manusia itulah prinsip pak Chandra. 

Karena ada masyarakat yang SDM-nya rendah, oleh karena itu kita yang mengerti mesti mengarahkan dan mengajar mereka. Kepandaian saya secara pribadi diadakan bukan untuk saya sendiri tetapi untuk semua orang, hanya kepandaian itu dititipkan melalui akal budi saya untuk mengertinya, ucap pak Chandra.

Mendengar ucapan ini, saya disadarkan bahwa membimbing dan membagikan pengetahuan kita kepada orang lain itu sesuatu hal yang penting dalam hidup. Pak Chandra ini tidak hanya sebatas berkata-kata saja tanpa melaksanakannya. Dia juga melakukan apa yang dikatakannya kepada petani. Dia juga ikut menanam tomat dan Lombok, supaya secara actual mengyakinkan petani bahwa apa yang disampaikannya adalah benar.

"Kami baru memegang uang dalam jumlah yang banyak"

Inilah kata-kata yang diucapkan para petani Lombok dan tomat yang dibimbing oleh pak Chandra di Lembor. Mereka mengakui bahwa selama menjadi petani Lombok dan tomat yang dibimbing oleh pak Chandra mereka baru memegang uang dalam jumlah yang besar. Sehingga tidak minder dalam bergaul di tengah masyarakat. Perkataan para petani ini menunjukkan bahwa mereka telah sampai pada tahap makmur dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun