Di tengah pandemi liga-liga sepakbola juga ikut diberhentikan. Untuk menghindari penyebaran virus korona. Sejak diberhentikan liga sepakbola, pengemar pengemar sepakbola mengalami kesepian. Akan tetapi sekarang beberapa liga-liga di Eropa sudah di mulai lagi. Para pemain sepakbola sudah diijinkan lagi untuk menari di atas lapangan hijau. Kita dapat menyaksikan lagi klub dan pemain kesayangan kita bermain.
Liga di Eropa di mulai dengan aturan-aturan tertentu, misalnya bermain tanpa penonton. Untuk menghindari sentuhan antara pemain. Kalau dalam istilah Indonesia untuk jaga jarak. Ini penting untuk menjaga kesehatan dan keamanan bersama. Liga-liga di Eropa kita tahu banyak digemari oleh kebanyakan orang di seluruh Indonesia. Di liga-liga Eropa pemain-pemain bintang biasanya bermain. Sehingga orang Eropa sendiri sudah lega karena klub dari wilayahnya dapat bermain.
Gimana dengan pencinta sepakbola liga Indonesia? Kita orang-orang Indonesia mesti bersabar dalam menyaksikan klub kesayangan kita bermain. Kita tidak boleh terpengaruh dengan dibukanya kembali liga-liga di Eropa.Â
Perlu dipahami situasi sudah berbeda. Memang wajar jika para pengemar sepakbola liga Indonesia menginginkan agar liga Indonesia segera dibuka kembali, bukan hanya itu. Kita tentu merindukan ketika kita berbondong-bondong naik motor bareng teman menuju stadion bersorak-sorai menyemangati klub kesayangan kita. Bersama-sama menyanyikan lagu untuk menyemangati pemain.
Kapan liga Indonesia di mulai? Situasi Indonesia sekarang masih berada dalam situasi krisis. Aktivitas yang lainnya memang sudah diperbolehkan, namun dengan syarat tertentu. Dan liga sepakbola belum diijinkan. Lantas kapan dimulai.Â
Perlu diingat bahwa sepakbola bukan hanya olahraga semata, tetapi sebagai lapangan pekerjaan, orang mengantungkan hidup pada sepakbola. Untuk menafkahi keluarga dengan cara bermain sepakbola. Kalau demikian dapat dikatakan bahwa sepakbola salah satu "faktor ekonomi".
Berbicara tentang ekonomi bukan hanya bicara soal pasar tempat penjualan barang seperti pakaian dan makanan. Bukan juga hanya mengenai industri atau perusahaan. Yang berkaitan dengan ekonomi segala hal yang bisa menghasilkan uang, termasuk sepakbola. Perlu dipikirkan mengenai tidak adanya liga, pemain juga bisa saja tidak mendapatkan uang. Dalam sistem kontrak memang masih mendapatkan uang akan tetapi berbeda dan liga-liga kecil tidak mendapatkan uang, karena dibayar ketika saat bermain.
Para pemain sepakbola liga Indonesia menurut saya tidak bersabar lagi untuk segera bermain bola lagi. Mereka tidak bersabar mengolah bola dan mencetak gol, mengalahkan tim lawan dan mendengar sorakan penonton. Para suporter liga Indonesia juga tidak bersabar menurut saya dalam menyaksikan timnya berlaga.Â
Berkumpul bareng teman menyaksikan klub kesayangan bermain. Seru loh, menonton bareng teman, apalagi jika mencintai klub yang berbeda. Saat klub kita kalah rasanya tidak semangat dan malu. Saat klub kita menang rasanya bahagia sekali.
Liga Indonesia menurut saya akan lama berlangsung. Dan kalau berlangsung dengan cepat, itu pun akan sama dengan liga-liga lain yang dimana pemain bermain tanpa ada penonton. Bermain tanpa disaksikan oleh pengemar. Singkat kata bermain tanpa penyemangat. Penonton juga salah satu penyemangat yang memiliki pengaruh besar di luar lapangan untuk memenangkan klub kesayangan.Â
Seandainya bermain tanpa penonton, kira-kira apa yang terjadi. Liga Indonesia akan tetap seru. Perebutan gelar juara masih akan tetap berlangsung ketat. Setiap klub pasti ingin memberikan yang erbaik buatt klub dan pengemar. Oleh karena itu, kita masih bersabar, menunggu keputusan pemerintah mengenai hal ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H