Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kampanye Online Calon Kepala Daerah 2020

11 Juni 2020   18:17 Diperbarui: 7 September 2020   23:32 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.google.com/search?q=kompanye+masa+foto&tbm=isch&ved=2ahUKEwiG1NjYu9frAhVsNLcAHQqUBx0Q2-cCegQIABAA&oq=kompanye+masa+foto&gs_lcp=CgNpbWcQA1DBLljMPWCaQ2gAcAB4AIABxQGIAYgHkgEDOC4ymAEAoAEBqgELZ3dzLXdpei1pbWfAAQE&sclient=img&ei=DGBWX4aeHOzo3LUPiqie6AE&bih=608&biw=1366#imgrc=UYouQLJU0x8fgM

Keadaan di negara Indonesia yang juga belum berada dalam situasi yang stabil terkait masalah covid 19. Beberapa program pemerintah harus di tunda untuk sementara. Termasuk pemilihan kepala daerah.

Situasi ini bisa dimanfaatkan juga sebenarnya oleh para calon kepala daerah untuk memaparkan visi-misi dan berusaha untuk menarik perhatian rakyat. Misalnya dengan memberi jaminan ekonomi jika terpilih atau bahkan membagikan sembako, dan sebagainya.

Kreativitas dari para calonn dibutuhkan di tengah pandemik ini untuk tetap menjaga pendukung agar tetap mendukunng. Dengan menulis di media massa juga dapat mengubah pola bepikir dari rakyat. Tulisan-tulisan yang menarik dan penuh empati akan membawa rakyat pada posisi mengyakini akan kita.

Kampanye besar yang biasanya turun ke jalan bersorak-sorai bisa saja tidak terjadi dalam kampanye pemilihan kepala daerah tahun ini dan tahun depan, jika situasi belum mendukung dan seandainya pemerintah menetapkan untuk tetap berlangsung pemilihan kepala daerah. Yang kan ada adalah kampanye online, kampanye melalui media massa.

Kampanye online ini akan menguntungkan para calon juga. Uang akan hemat, karena tidak membutuhkan uang banyak untuk kampanye. Artinya ada penghematan dari para calon. Keadaan ini merupakan sebuah hal baik juga agar kampanye yang turun di jalan, beramai-ramai tidak menganggu keadaan.

Kebiasaan kita selama ini dalam kampanye yang turun di jalan adalah setelah kampanye tidak membersih lingkungan di tempat kampanye itu. Ada beberapa hal kemungkinan yang akan terjadi menurut saya jika kampanye online yang ada:

1.politik uang. Kampanye online bisa mendorong terjadinya politik uang. Uang yang disediakan untuk kampanye bisa saja akan dialihkan untuk membeli suara dengan membagikan pada rakyat.

2.Rakyat tidak mengenal secara pasti calonnya. Di wilayah yangg dapat dikatakan belum difasilitasi dengan jaringan internet yang lancar akan menimbulkan rakyat tidak dapat mengakses kampanye yang di sediakan oleh para calon.

3.Akan banyak orang yang akan dilaporkan ke polisi terkait ujaran kebencian dan nama baik. Rakyat yang belum mengerti etika di media massa, sebagai pendukung bisa saja terjadi ssaling mencaci maki di media massa. Saling mencaci maki antar pendukung ini bahkan dengan mencaci maki calon lawan, akan membuat pendukung lawan membawa ke ranah hukum.

Kampanye online itu juga tidak seru dan tidak menghidupkan suasana di wilayah itu. Seperti saja tidak ada pemilihan jika kampanye online yang akan terjadi.

Kampanye turun ke jalan ramai-ramai itu juga salah satu yang dinantikan rakyat untuk menunjukkan dukungan kepada calonnya. Bahkan bisa di survey calonnya mana yang menghadirkan rakyat paling banyak di saat kampanyenya. Survey itu bisa juga menentukan kemenangan.

Kampanye online selain menghemat dana jug menguntungkan bagi pendukung calon yang kreativitas tinggi di bidang teknologi, misalnya dengan membuat konten menarik, poster, video, menampilkan pendukung yang terkenal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun