Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

BLT untuk Mahasiswa: Uang Kuliah Dipotong

4 Juni 2020   13:33 Diperbarui: 4 Juni 2020   13:33 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       

Di tengah situasi covid 19 ini sector perekonomian masyarakat melemah, hal ini terpengaruh dengan membatasi transaksi pasar oleh pemerintah. Masyarakat tidak lagi dapat menjalankan aktivitas mencari uang seperti biasa. Di media diramaikan dengan berita pemerintah menyediakan BLT untuk masyarakat. 

Dalam membagikan BLT itu, ada yang mengkritik karena ada yang tidak mendapatkan serta hal-hal lainnya. Sedangkan untuk mahasiswanya belum terdengar berkaitan dengan adanya bantuan. 

Perlu diingat bahwa mahasiswa sebagian besar kuliahnya dibiayai oleh orang tua. Orang tua tidak ada penghasilan, darimana uang kuliah. Masyarkat yang bekerja sebelumnya dan saat covid di rumah saja mendapat bantuan, dan mahasiswa yang tidak ada penghasilan tidak mendapat bantuan. Logika tidak berjalan disini. Lantas selanjutnya bagaimana bantuan untuk mahasiswa ini mesti diadakan?

Bantuan untuk mahasiswa ini mesti diadakan dengan cara uang kuliah mesti dikurangi. Dengan sedikit mengurangi uang kuliah, orang tua mahasiswa akan sedikit terbantu. Karena mahasiswa yang kuliah di perantauan, beban kos besar dan juga biaya untuk makan.pemilik kos tidak mungkin mau untuk mengurangi pembayaran uang kos. 

Untuk itu sangat diharapkan pemerintah membantu mahasiswa dengan mengurangi uang kuliah. Apabila masih berlangsungnya kuliah online, pengeluaran mahasiswa akan semakin besar. Paketan yang tidak lagi murah harus wajib dibeli oleh mahasiswa. Dapat dikatakan bahwa energi mahasiswa saat kuliah online ada di paketan.

Pemerintah juga bisa menyediakan internet gratis selama kuliah online berlangsung nantinya. Dengan itu mahasiswa akan terbantu dan uang untuk beli paketan bisa digunakan untuk keperluan lain. saya yakin bahwa ini ke depan harga barang makanan akan melonjak naik dari harga sebelumnya. Kenaikan harga barang makanan akan merugikan mahasiswa di perantauan. Bayangkan saja apa yang terjadi pada mahasiswa bila harga barang makanan melonjak naik, sedangkan orang tua tidak berpenghasilan.

Tahun ajaran baru akan di mulai dan mahasiswa baru akan banyak. Apakah mereka masih bisa masuk ke perguruan tinggi? Mereka masuk perguruan tinggi, dengan kuliah dari rumah mereka, tanpa merantau untuk tinggal di kos.  Seandainya kampus mengijinkan mereka kuliah dan mesti tatap muka satu atau dua kali. 

Saya yakin dan percaya bahwa orang tua mahasiswa kerepotan lagi dalam membiayai kuliah. Alternatifnya menurut saya, kampus dapat menerima mahasiswa baru dengan menjalankan kuliah online dari rumah mereka masing-masing tanpa bertatap muka satu atau dua kali di kampus.

Putus sekolah

Dengan minimnya pendapatan orang tua dan biaya kuliah yang besar, mulai dari biaya uang kuliah, uang kos, uang makan, akan membawa jumlah anak Indonesia putus sekolah akan meningkat. Hal ini tentu dipengaruhi oleh banyak pekerjaan yang tidak bisa dilakukan karena virus ini. Pemerintah tidak mungkin menginginkan hal ini terjadi. Karena anak-anak sekolah adalah masa depan Negara atau generasi emas. 

Untuk itu, pemerintah mesti mempertimbangkan dan mengambil keputusan dengan tepat. Keputusan yang dapat membawa anak-anak sekolah tetap melanjutkan kuliah mereka atau tetap menuntut ilmu. Kalau putus sekolah terjadi, kita akan kembali ke masa lalu dimana banyak yang tidak sekolah dan Negara kita akan tetap di tempat, tidak adanya kemajuan.

Putus sekolah juga dapat menyebabkan nanti pengangguran, kemiskinan dan nikah dalam usia muda meningkat. Pengangguran dan kemiskinan bisa mengakibatkan perampokan terjadi dimana-mana. Gerombolan-gerombolan penjahat dapat ada di setiap pelosok jalan. Bukan kah ini masa lalu yang sering terjadi mesti pun sekarang masih terjadi. Nikah muda akan terjadi juga. Anak-anak kita akan terdorong untuk nikah dalam usia muda. Nikah muda bisa terpengaruh oleh minum-minuman keras, sering berpesta dan stres.

Oleh karena itu pemerintah harus dengan cepat mengambil keputusan untuk anak-anak sekolah seperti menyediankan BLT berupa penguranggan uang kuliah untuk mahasiswa. BLT ini demi mahasiswa tetap menjalankan kuliah. Program ini juga demi menghindari aksi demonstrasi mahasiswa turun ke jalan di saat situasi krisis sekarang. Dapat saja mahasiswa stress tanpa memikirkan akibat, mereka akan berdemonstrasi di jalan menuntut bantuan untuk mereka. Bukankah ini aka membuat pemerintah kewalahan nantinya kalau mahasiswa turun ke jalan.

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun