Setiap wanita pasti memiliki harapan agar mendapatkan suami yang baik. Mendapatkan suami yang sesuai dengan harapannya. sebagian wanita mengharapkan agar suaminya tidak minuman keras, tidak merokok dan yang lebih lagi tidak selingkuh.Â
Wanita menampilkan kriteria tersendiri untuk calon suaminya. Kriteria ini berlaku untuk memikirkan masa depan dari anak-anak dari mereka sendiri. Juga memikirkan masa depan keluarga seluruhnya. Memang mengharapkan menjadi keluarga yang harmonis adalah harapan dari semua orang, entah pria maupun wanita.Â
Selingkuh tentu menyebabkan keluarga tidak harmonis dan dapat Mempengaruhi Psikologi dari anak apabila anak menyaksikan perkelahian antara seorang ibu dan ayah. Â Kemudian juga mabuk-mabukan bisa menimbulkan kekerasan terhadap istri dan anak-anak. Kekerasan terhadap anak-anak ini dapat menyebabkan anak tidak percaya diri. Â Â
Ayah yang baik, ayah yang bertanggung jawab terhadap keluarga. Dia harus menjadi tokoh teladan dalam mendidik anak. Selain mencari nafkah ini juga salah satu tugas seorang ayah yaitu menjadi teladan.Â
Ayah yang baik juga bukan ayah yang tidak tahu mencari nafkah. Â Ayah yang baik itu ayah yang dapat memposisikan diri dengan baik. Penyebab pertukaran dan perceraian karena terpengaruh oleh keadaan sang ayah. Berikut saya ingin menunjukkan sisi negatif dari ayah dalam keluarga yang menimbulkan konflik :
1. SelingkuhÂ
Selingkuh sebagai sebuah tindakan yang paling buruk dalam keluarga. Selingkuh itu menggambarkan janji dalam pernikahan hanyalah sebuah ilusi belaka. Yang sebenarnya janji dalam pernikahan itu seumur hidup untuk pasangan itu. Selingkuh menunjukkan kenakalan dalam diri sosok seorang ayah.
2. Mabuk -masukan
Situasi ini juga menimbulkan tidak bahagia dalam keluarga. Seorang ayah yang hanya pulang dalam keadaan mabuk bahkan muntah dalam rumah membuat konflik. Belum lagi sakit yang dialaminya ketika sakit karena mabuk.Â
Solusi Menjadi Ayah Yang Baik
Menjadi ayah yang baik itu dengan membangun komunikasi dengan istri tentang membangun kehidupan dalam keluarga. Yang terpenting juga adalah saling mendengarkan satu sama lain. Suami tidak memposisikan diri sebagai pribadi yang otoriter. Â Kemudian harus meninggalkan hobi -hobi yang buruk seperti selingkuh, mabuk-mabukan, merokok dan sebagainya.Â