Virus korona ini mungkin bermaksud untuk membawa manusia pada pertobatan yang penuh sebagai umat Allah. Kita telah melewati paskah dan sekarang memperingati kenaikan Tuhan Yesus. Dalam peringatan kenaikan Yesus hari ini menjadi permenungan bagi kita akan mengapa wabah virus korona ini ada?
Kemudian menjadi permenungan bagi kita bagaimana ungkapan kasih persaudaraan kita terhadap sesama di tengah wabah virus korona ini. Adakah kita hidup dalam berbagi. Membagikan kelebihan yang kita miliki sebagai wujud persaudaraan kasih.
Saatnya bagi kita umat Katolik untuk menunjukkan buah dari doa kita, melalui saling berbagi mencintai yang membutuhkan sesuatu agar dapat bertahan hidup. Buah dari doa adalah perbuatan. Perbuatan yang kita tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya perbuatan kasih di tengah virus korona ini.
Berdoa terus-menerus da menyerahkan hidup pada Tuhan. Di tengah virus korona ini kita tentu berdoa agar kehendak Tuhanlah yang terjadi dalam hidup kita. Agar rencana Tuhanlah yang dapat hadir dalam hidup kita. Kita serahkan diri kita pada Tuhan, biarlah tangan kasih Tuhan yang memberkati kita, merangkul kita.
Pandemik korona ini menyadarkan kita akan pengorbana Yesus di kayu salib, rela wafat di kayu salib demi menyelamatkan kita. Kesadaran yang ada dalam diri kita mendorong kita untuk bertobat. Maka memperbaharui diri menuju hidup dalam apa yang difirmankan Tuhan adalah hal terpenting dalam situasi sekarang.
Hawa nafsu kita akan kehausan duniawi membawa kita lupa akan Allah. Di hari peringatan kenaikan Tuhan Yesus ini marilah kita masuk dalam permenungan akan hidup kita masing-masing, meihat kembali perjalanan hidup yang telah kita lalui.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H