Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Aku Lapar dan Kekenyangan

20 Mei 2020   03:46 Diperbarui: 20 Mei 2020   03:45 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Situasi krisis mulai dirasakan oleh sebagian orang di masa pandemik ini. Pemasukan yang kurang dan bahkan tidak ada sama sekali membawa krisis di bidang ekonomi dalam keluarga terjadi. Bahkan ada yang meminta bantuan memohon kemurahan hati dari orang yang berbelaskasih karena kelaparan. 

Meminta tidak banyak, hanyalah sesuap nasi untuk dapat makan sehari agara dapat bertahan hidup. Ada yang menangis karena tidak makan seharian, dan mereka itu sebenarnya yang mesti diperhatikan dengan cepat dengan memberi bantuan sembako. Kita memang sedang menghadapi dan mencegah virus korona. 

Akan tetapi patut kita ingat bahwa orang yang kelaparan karena tidak makan, bisa menimbulkan sakit bahkan kematian juga. Artinya kita mencegah penyebaran virus korona dan yang tidak ada pemasukan kelaparan dan bisa jadi dalam kemungkinan meninggal dunia. Bantuan sembako haruslah tepat sasaran, untuk itu pendataan mesti dilakukan dengan teliti.

Disamping itu kita melihat begitu banyak orang yang dalam krisis mereka masih berkelimpahan. Masih menikmati menu yang sesuai kesukaan mereka. Adakah sikap belaskasih dalam diri mereka? Mungkin mereka memberi bantuan kepada orang lain hanya tidak dipublikasikan bahwa mereka telah memberi bantuan. 

Akan tetapi sedikit refleksi bahwa melihat orang yang berkeluh kesah, berarti menunjukkan masih ada yang tidak berbelas kasih. Benar bahwa hemat dalam masa krisis diprioritaskan, dan tidak berbelaskasih mungkin juga benar. Karena memikirkan waktu yag akan datang. Maksudnya berbelaskasih disini ialah memberi sedikit, walaupun hanya sebungkus nasi.

Kekenyangan juga yang dimaksud disini adalah orang yang tidak semestinya mendapat bantuan dengan cepat, malahan mendapatkan bantuan itu. atau mungkin karena data yang keliru. Berbicara mengenai kekenyangan berarti "konsumsi melebihi kebutuhan" tubuh. Yang sebenarnya porsi untuk membuat kekenyangan bisa untuk diberikan ke orang lain. 

Keegoisan membuat orang mencari keuntungan dengan mendapat lebih dan tidak ada sikap memberi. Kekenyangan karena mendapat lebih dari yang memberi bisa jadi. 

Kekenyangan karena pemberian dari orang pertama untuk orang ketiga melalui orang kedua, hanya sampai pada tangan orang kedua tidak smapai pada orang ketiga. Bisa jadi. Ini hanya sebuah kemungkinan. 

Tapi kita berterima kasih kepada orang yang telah berbelas kasih membantu sesama yang membutuhkan selama ini dan pemerintah yang telah bekerja keras membagikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. kita melihat selama ini banyak orang yang memposting menerima sembako. artinya pemerintah sudah berusaha membuat masyarakat tetap sejahtera. 

Maka, yang masih kelaparan karena kekeliruan dalam pendataan silakan melapor kepada pihak yang bertugas setempat. dan yang merasa diri berkecukupan, alihkan bantuanmu untuk orang yang berkebutuhan. karena kekeliruan itu wajar sebagai manusia. kita mendukung kerja keras pemerintah.

               

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun