Mohon tunggu...
Charly Manurung
Charly Manurung Mohon Tunggu... Auditor - Mahasiswa S2 Magister Akutansi UNPAM

Seorang yang masih terus memperbaiki diri menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebaikan di Bulan Puasa Ramadhan

25 Maret 2023   19:03 Diperbarui: 25 Maret 2023   19:04 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image By: Freepik.com

 

Bulan puasa selalu menjadi waktu yang dinanti-nanti oleh umat muslim di seluruh dunia. Bulan yang penuh berkah dan keajaiban ini selalu memberikan pengalaman yang berbeda bagi setiap orang yang menjalankannya. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 183, Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa."

Di sebuah desa kecil di Bogor, hidup seorang wanita bernama Roehani. Hani adalah seorang janda yang hidup sebatang kara setelah suaminya meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Ia tinggal sendirian di sebuah rumah kecil yang terletak di pinggir desa. Meskipun hidupnya sulit, Hani selalu berusaha untuk menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan kegembiraan.

Namun, di bulan puasa tahun ini, Hani merasa sangat sedih dan kesepian. Ia merindukan suaminya yang telah meninggal dunia. Setiap malam, ia selalu menangis sendirian di kamarnya, meratapi kehilangan suaminya yang sangat dicintainya.

Ia mencoba untuk mengisi waktu dengan membaca Al-Quran dan berdoa, namun kesedihan dan kesepiannya tetap tidak hilang. Ia merasa bahwa hidupnya tidak memiliki arti tanpa suaminya.

Suatu hari, ketika Hani sedang duduk di teras rumahnya, ia melamun akan kenangan indah bersama suaminya di bulan puasa. Ia teringat saat mereka menikmati makan malam bersama di bawah sinar rembulan, dan saat mereka berbuka puasa bersama-sama dengan keluarga dan teman-teman mereka.

Hani: (berbisik) Ahmad, aku merindukanmu. Aku merindukan kebersamaan dan kebahagiaan kita di bulan puasa.

Tiba-tiba, Hani merasa ada yang menyentuh bahunya. Ia berbalik dan terkejut melihat seorang pria yang mirip dengan Ahmad.

Hani: (terkejut) Ahmad? Apa kamu benar-benar Ahmad?

Pria: (tersenyum) Ya, Hani. Aku datang untuk mengunjungimu di bulan puasa ini.

Hani: (menangis) Aku merindukanmu, Ahmad. Aku merindukan kebersamaan dan kebahagiaan kita di bulan puasa.

Pria: (mengusap air mata Hani Jangan menangis, Hani. Aku selalu bersamamu, meskipun aku tidak ada di sini.

Hani: (tersenyum) Terima kasih, Ahmad. Aku merasa sangat bahagia bisa berbicara denganmu lagi.

Pria: (tersenyum) Aku juga merasa bahagia bisa berbicara denganmu lagi, Hani. Kita selalu bersama, meskipun aku sudah tidak ada di sini.

Kembali tersadar dari lamunannya, Astaghfirullah, apa yang aku lamunin Yaa Rabb" Ujar Hani, ia hanya bisa berkata sekarang semua itu hanya tinggal kenangan. Hani merasa sangat kesepian tanpa suaminya.

Suatu hari, ketika Hani sedang berjalan-jalan di pasar, ia bertemu dengan seorang nenek tua yang sedang duduk di pinggir jalan. Nenek tersebut terlihat lelah dan kesepian. Hani pun menghampiri nenek tersebut dan menawarkan bantuan.

Hani: Apa yang bisa saya bantu, Nek?

Nenek: Terima kasih, Nak. Saya hanya sedang merasa lelah dan kesepian.

Hani: Apakah saya bisa membantu Anda dengan apa pun?

Nenek: Tidak, Nak. Saya hanya butuh seseorang untuk berbicara.

Hani: Tentu saja, Nek. Saya senang bisa berbicara dengan Anda.

Nenek: Terima kasih, Nak. Saya merasa sangat kesepian di rumah sendirian.

Hani: Saya juga merasa kesepian setelah suami saya meninggal dunia. Tapi, saya selalu berusaha untuk menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan kegembiraan.

Nenek: Kamu adalah wanita yang kuat, Nak. Saya yakin Allah SWT akan memberikan keberkahan pada dirimu.

Hani: Terima kasih, Nek. Saya juga yakin bahwa Allah SWT selalu memberikan keberkahan pada kita semua.

Dari kisah Hani, kita dapat belajar bahwa meskipun hidup kita sulit dan terkadang sulit menerima kenyataan yang membuat kita menderita, kita masih bisa menemukan kebahagiaan dan keberkahan di bulan puasa ini. Kita harus selalu berusaha untuk membantu orang lain yang membutuhkan, meskipun hanya dengan memberikan sedikit yang kita miliki. Kebaikan yang kita lakukan pada sesama akan selalu mendatangkan berkah dan kebahagiaan bagi diri kita sendiri.

Bulan puasa adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak amal ibadah dan berbuat baik pada sesama. Mereka berharap bahwa kebaikan yang mereka lakukan selama bulan puasa ini akan terus mendatangkan keajaiban dan kebahagiaan bagi mereka dan orang-orang di sekitarnya.

"Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami dan terimalah amal ibadah kami di bulan suci ini. Berikanlah kami kekuatan dan keberkahan untuk menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan kegembiraan. Berikanlah kami kesehatan dan keselamatan, serta berikanlah kami kebahagiaan dan keberkahan di dunia dan akhirat. Amin."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun