Tidak hanya itu, paparan pestisida dalam intensitas tinggi dan dalam waktu yang berkepanjangan bahkan menimbukan penyakit kronis pada sistem syaraf (Snchez-Santed, Colomina, & Hernndez, 2015). Â Dengan demikian, pengendalian OPT menggunakan bahan kimia aktif merupakan cara yang kurang bijak.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) TerpaduÂ
Pusat perhatian pada sektor pertanian alangkah baiknya tidak hanya melihat sisi keuntungan (profit) saja, tetapi mengedepankan faktor-faktor yang memengaruhi keberlangsungan mahluk hidup yakni pertanian yang ramah lingkungan. Salah satu caranya adalah melalui sistem pengendalian hama terpadu (PHT).Â
PHT merupakan rekayasa ekologi berupa pemanfaatan mahluk hidup sebagai mikrohabitat agen hayati guna mengendalikan OPT (Amanda, 2017).
Rekayasa ekologi adalah usaha manusia untuk memulihkan keadaan lingkungan, dengan faktor-faktor lingkungan tekendali secara alami dan mendukung adanya ekosistem berkelanjutan (Baehaki , Nugraha , & Surachmad , 2016).Â
Ada banyak cara yang termasuk dalam rekayasa ekologi berupa PHT, pemanfaatan tanaman refugia adalah salah satunya. Refugia merupakan tempat yang aman bagi biota yang merupakan musuh dari hama (Keppel, et al., 2012). Sehingga, dengan demikian OPT akan terkendali oleh organisme pemangsanya atau kompetitornya.
Adopsi inovasi rekayasa ekologi menggunakan tanaman Refugia juga mudah dijalankan oleh petani (Risvita, Nadhirah, & Purnama, 2022) .Tanaman refugia  didominasi oleh tumbuhan berbunga, sekalipun tumbuhan tersebut termasuk gulma,  misalnya L. camara, Mimosa pudica L., dan A. conyzoides ( Ngatimin, Agus, & Saranga, 2014).
 Keberadaan tanaman berbunga ini membuat lahan pertanian dapat terlihat lebih indah. Selain itu, biaya produksi akan lebih murah, sebab petani tidak perlu merogoh kocek untuk membeli pestisida yang terbilang mahal.Â
Tanaman refugia menyediakan serangga inang atau mangsa alternatif, polen, dan embun madu yang menjadi pakan dari parasitoid atau predator hama (Erdiansyah & Putri, 2017). Keberadaan tanaman refugia terbukti mampu menolong petani mengalahkan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H