Mohon tunggu...
Charlie Fransiskus
Charlie Fransiskus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Cogito Ergo Sum (Socrates)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Persembahan Janda Miskin sebagai Pengangkatan Martabat Kaum Marginal (Luk 21:1-4)

1 November 2021   20:20 Diperbarui: 1 November 2021   20:37 1658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi persembahan janda miskin; Sumber renunganpdkk.blogspot.com

Oleh: Petrus Charly Frans Gokok
Mahasiswa Fakultas Filsafat-Universitas Katolik Widya Mandira-Kupang

Pengantar

         Kaum Marginal dalam Injil Lukas adalah kaum-kaum yang terpinggirkan dalam komunitas sosial. Hal ini terjadi bukan karena tanpa alasan tetapi karena pada prinsipnya latar belakang penulisan Injil Lukas memang ditujukan kepada jemaah yang mendiami suatu kota di wilayah Yunani, Kekaisaran Romawi. Latar belakang sosial budaya inilah yang mempengaruhi terjadinya pemisahan status sosial dalam kehidupan sosial jemaah Lukas.

      Walaupun latar belakang penulisan Injil Lukas mengarah pada masyarakat kota tetapi dalam penulisannya juga merupakan seruan kepada keberpihakkannya terhadap Kaum Marginal yang menjadi salah satu kaum yang juga turut mewarnai kehidupan riil jemaah Lukas.

     Persembahan janda miskin merupakan salah satu dari sekian banyak tulisan Lukas yang mau menyatakan bahwa Lukas merupakan penginjil kaum marginal, dimana kaum marginal ini menjadi salah satu tolok ukur kepengikutan dan juga sebagai tanda bahwa orang-orang yang tersisihkan juga mempunyai martabat yang sama dengan manusia lainnya.

Latar Belakang Sosial-Politik

            Suasana sosial politis jemaah Lukas dipengaruhi oleh kekaisaran Romawi yang pada saat itu menguasai Politik serta perekonomian di wilayah Yunani. Pada prinsipnya yang mendiami suatu kota selalu memiliki stratifikasi sosial yang jelas antara yang kaya dan yang miskin (kaum Honestiores dan Humiliores). Golongan Honestiores adalah kaum bangsawan atau aristrokat yang menjadi kelompok kelas atas dalam masyarakat Yunani. Mereka adalah pejabat-pejabat pemerintahan yang berdomisili di kota-kota. Setiap kekaisaran Romawi biasanya memiliki para hakim dan anggota-anggotanya yang disebut Dekurio dan majelis rakyat. Para hakim dan Dekurio inilah yang menjadi bangsawan dalam setiap kota di berbagai provinsi yang dikuasai oleh Kekaisaran Romawi.[1]

            Dari uraian di atas jelaslah bahwa kaum ningrat ini merupakan minoritas dalam lingkungam sosial namun mereka mempunyai pengaruh yang besar baik itu sosial maupun dalam urusan politik.

 Lukas Injil Orang Miskin

             Dari antara penulis Perjanjian Baru, Lukas paling banyak bahan seputar tema tentang kemiskinan. Kemiskinan dalam Injil Lukas mencakup dua hal yakni kemiskinan ekonomi dan  kemiskinan spiritual. Kemiskinan secara materi antara lain dapat dilihat dalam Luk. 2:24. Pada saat pentahiran Yesus, Maria membawa sepasang burung tekukur dan dua ekor anak burung merpati. Selain itu, kisah tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin, janda miskin, orang-orang cacat, orang yang mati tangannya dan seorang buta dari Yerikho. Orang miskin secara materi juga adalah mereka yang sakit.[2]

             Kaum miskin secara Spiritual adalah mereka yang disingkirkan, dikucilkan dalam masyarakat dan orang berdosa. Orang-orang ini berada pada paling bawah dalam tangga kehidupan sosial, harga diri mereka direndahkan dan martabat kemanusiaan mereka bisa dikatakan hilang.[3]

             Walaupun disingkirkan, dikucilkan dan dianggap sebagai orang yang tidak dipandang dan berdosa tetapi justru kaum inilah yang menjadi pusat perhatian Yesus sebagaimana apa yang dituliskan oleh Lukas.

 Persembahan Janda Miskin: Pengangkatan Martabat Kaum Marginal

             Salah satu tema yang menjadi salah satu sorotan dalam Lukas adalah perempuan antara lain: Maria dan Elisabeth, Hana seorang Nabi perempuan anak Fanuel dari Suku Asyer, janda di Nain, perempuan yang sakit pendarahan, Marta dan Maria, dan ada sejumlah perempuan yang melayani Yesus. Di sini Yesus menilai wanita sebagai setingkat dengan kaum laki-laki.[4] Dalam perikop tentang persembahan janda miskin ada dua aspek yang dapat dilihat yakni yang pertama adalah status sosial sebagai seseorang yang miskin dan yang kedua adalah aspek gender yakni sebagai seorang janda (perempuan). 

             Dalam kisah persembahan janda miskin, penginjil Lukas mau mengatakan bahwa tujuan kedatangan Yesus ke dunia adalah untuk mewartkan sukacita Injil. Warta gembira itu pada prinsipnya mau ditujukan kepada kaum miskin dan yang tertindas. Tema kekayaan dan kemiskinan begitu penting dalam mewarnai keseluruhan Injil Lukas. Lukas menulis dengan begitu menarik agar para jemaahnya saling menolong dan juga sebagai penegasan akan pentingnya kesetaraan martabat sebagai manusia. Kisah persembahan janda miskin ditinjau dari aspek isinya maka dapat dilihat bahwa keberpihakan Yesus terhadap apa yang dipersembahkan ini menjadi titik dimana Yesus mau mengangkat martabat kaum marginal yang sering dilihat secara rendah justru mampu memberikan dari kekurangannya. Pemberian dari kekurangan inilah yang menjadi tanda aktual bahwa kaum marginal pun mampu memberi. Totalitas pemberian inilah yang merupakan nilai plus yang tidak terdapat pada kaum-kaum Honestiores.

 Relevansi Bagi Umat Kristiani

             Perikob janda miskin memiliki pesan teologis yang amat dalam dan relevan bagi kehidupan umat Kristiani jaman sekarang yang mulai terpola dengan gaya hidup sekular seperti hedonism, konsumerisme, narsisme dan lain sebagainya. Dalam kisah ini mengandung tiga sikap penting sebagai pedoman hidup yakni percaya, berkorban dan ketaatan. Dimana sikap ini memampukan umat untuk tidak terlalu terikat akan kehidupan sekular.

             Penginjil Lukas juga menegaskan agar orang harus melepaskan dirinya dari segala miliknya (Luk 14:33) dan membuktikan bahwa Lukas dalam keseluruhan injilnya juga mau menekankan keberpihakkannya terhadap kaum marginal. Pujian kepada persembahan Janda miskin sebenarnya mau mengangkat martabat kaum marginal bahwa merekapun secara social ekonomis mampu walaupun ia harus melupakan apa yang akan dia miliki nanti setelah mempersembahkan semua yang ada padanya.

             Dengan demikian menjadi pengikut Kristus bukan sekedar percaya tetapi juga selalu memiliki sikap korban yang tinggi sebagaimana yang dilakukan oleh Yesus sendiri, dan juga diteladankan oleh Janda miskin yang menjadi referensi bagi keberpihakan Lukas terhadap kaum marginal.

 Penutup

            Iman tanpa perbuatan adalah mati. Beriman berarti harus disertai dengan perbuatan. Perbuatan yang didasarkan iman yang dalam pada Allah-lah yang pada akhirnya dibenarkan oleh Yesus sendiri. Hal ini dapat dilihat dalam diri si janda miskin dalam persembahannya. Yesus memperhatikan, melihat dan menemukan dalam diri janda miskin tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. Pujian Yesus terhadap persembahan janda miskin ini mengubah mindset kita bahwasannya kaum yang tersisihkan itu sebenarnya mempunyai kebajikan-kebajikan yang benar-benar murni dan suci. Kaum-kaum lainnya yang senasib dengan janda miskin, sebagai salah satu dari sekian banyak kaum marginal yang dituliskan dalam injil Lukas menjadi dasar bahwa Lukas sebenarnya penginjil kaum marginal sekaligus mengangkat martabat kaum marginal yang disisihkan dalam kehidupan sosial kepada kesetaraan antara yang kaya dan miskin, sakit dan sehat, cacat dan tidak cacat.

DAFTAR PUSTAKA

 Hortensius Mandaru, Solidaritas Kaya-Miskin Menurut Lukas, Yogyakarta: Kanisius, 1992.

 I. Suharyo, “Tergeraklah Hati Mereka Oleh Belas Kasihan” dalam Frans Harjawiyata (ed.), Yesus dan Situasi Zaman, Yogyakarta: Kanisius, 1998.

 C. Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, Yogyakarta: Kanisius, 2006.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun