Mohon tunggu...
Charles Yohanes Olin
Charles Yohanes Olin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penerima Beasiswa Unggulan Kuliah 100% Dari Kemendikbud. Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Jakarta Selatan. Jurusan Perhotelan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Latte Art

3 Februari 2021   23:15 Diperbarui: 3 Februari 2021   23:44 1391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo sobat pembaca, saya Charles Yohanes Olin mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti jurusan perhotelan, dan saya adalah penerima Beasiswa Unggulan 100% dari Kemendikbud.

Sejarah Singkat Latte Art

Kopi dan susu telah dikonsumsi sejak zaman dahulu, dan pada pertengahan 1980-an David Schomer seorang pria yang berasal dari Amerika Serikat yang tergila-gila menciptakan seni di atas kopi yang disebut Latte Art. Dan Ternyata seorang pria bernama Luigi Lupi yang berasal dari Italia juga melakukan hal yang sama yaitu latte art di waktu yang hampir bersamaan. Sehingga tercatat dua orang penemu latte art di waktu yang hampir bersamaan.

David Schomer dianggap paling ahli dari pada Luigi Lupi dan bahkan telah membuat buku tentang ini. Pada 1994 di dalam artikel Coffee Talk, Schomer mengatakan bahwa dia telah mengembangkan bentuk hati ke dalam latte sejak musim gugur di 1989. Dalam artikel tersebut Schomer secara tidak langsung mematenkan ‘bentuk hati’ dalam latte art.

Seni Latte Art

Seni Latte adalah cara menyiapkan kopi dengan menuangkan susu yang telah dipanaskan dengan bantuan steamer atau frother ke secangkir espresso dan menciptakan pola atau design dipermukaan latte.

Latte art tidak hanya berbicara soal seni dari tampilan, tetapi bagaimana seorang barista dapat menghasilkan tampilan tersebut dari tekstur foam latte yang lembut serta menghasilkan perpaduan yang sempurna antara kopi dan susu. Untuk menghasilkan latte art yang baik, tentu saja susu yang digunakan telah melalui serangkaian proses seperti steamer atau frother dan membentuk microfoam atau disebut dengan denaturasi. Susu inilah yang digunakan oleh barista untuk dituangkan ke dalam espresso.

Selain itu juga, latte art ini dapat menjadi tolak ukur apakah espresso, susu, dan foam telah tercampur dengan sempurna. Selain temperatur sekitar 15 hingga 17 derajat, jenis susu yang digunakan juga dapat menjadi aspek yang berpengaruh dalam pembuatan kopi art. Apabila susu memiliki kadar lemak yang rendah maka akan membuat susu semakin ringan dan buih yang dihasilkan dapat mempermudah barista dalam pembuatan kopi art ini.

Senjata Membuat Latte Art

Jika seorang pelukis memerlukan kuas dan kanvas, maka barista memerlukan milk jug untuk melukis di atas cangkir. Milk jug adalah kuas bagi latte art. Bisa kamu bayangkan secangkir latte di atas cangkir acme cup yang berisi latte art sempurna berbentuk Rosetta. Semua itu berkat milk jug yang dikendalikan baristanya. 

Milk jug sendiri terdiri dari berbagai jenis brand. Mulai dari Milk Jug Motta, Latte Pro hingga Espro Toroid. Bahannya juga beragam karena ada yang terbuat dari stainless steel hingga teflon. Selain milk jug, biasanya latte art juga dibantu oleh Motta Latte Art Pen yang berguna menghias latte menjadi lebih indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun