Mohon tunggu...
Charles Yohanes Olin
Charles Yohanes Olin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penerima Beasiswa Unggulan Kuliah 100% Dari Kemendikbud. Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Jakarta Selatan. Jurusan Perhotelan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berdoa Sambil Berwisata "Gua Santa Maria Bitauni"

23 Juli 2020   19:20 Diperbarui: 12 Agustus 2020   15:50 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo Sobat Pembaca, Saya Charles Yohanes Olin mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti jurusan Perhotelan, dan saya adalah penerima Beasiswa Unggulan 100% dari Kemendikbud.

Kali ini saya akan mengajak kalian untuk mengenal salah satu tempat ziarah yang menarik dan cocok sekali bagi kalian para pencinta wisata religius. Tempatnya adalah di Gua Santa Maria Bitauni.

LOKASI

Gua Santa Maria Bitauni terletak di Desa Ainiut B, Kecamatan Insana, Kiupukan, Kabupaten Timur Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Gua ini merupakan sebuah gua alam yang ada di bukit bitauni, dan gua ini berjarak kurang lebih 28km dari Kefamenanu, Ibu kota Kabupaten Timur Tengah Utara.

SEJARAH

Gua yang sekarang ini merupakan tempat ziarah dan berdoa bagi umat Katholik di Keuskupan Atambua dan sekitarnya, dulunya merupakan benteng batu lokasi persembunyian untuk suku-suku tertentu, saat masih terjadi perang antar suku di wilayah Timor.

Seiring berjalannya waktu Gua ini ditemukan lagi oleh Pastor Petrus Noyen, SVD dan Pastor Arnoldus Verstralen, SVD. Sejak kedatangan kedua Misionaris asal Portugis tersebut Agama Katholik mulai berkembang disana.

Sebelum meninggalkan Bitauni kedua Pastor tersebut menitipkan sebuah Patung Bunda Maria yang terbuat dari kayu pada satu Keluarga untuk disimpan didalam Gua. Namun lama-kelamaan patung tersebut hilang dan tidak pernah ditemukan lagi. Diperkirakan patung tersebut hilang karena perdagangan barang antik karena bentuknya yang unik apalagi karena terbuat dari kayu.


Pada tahun 1920 datang lagi seorang Pastor bernama  Yohanes Smit, SVD. Dan sebelum meninggalkan Bitauni pada tahun 1936, Pastor tersebut menempatkan sebuah Patung Bunda Maria di dalam Gua. Dan sampai sekarang patung tersebut masih tersimpan dan terpelihara dengan baik.

Foto by Charles Y. Olin
Foto by Charles Y. Olin

Untuk mencapai Gua Santa Maria Bitauni, kalian harus menaiki beberapa anak tangga dan saat kalian memasuki Gua Bitauni, kalian bisa saja menabrak burung walet yang berterbangan keluar masuk dari dalam gua. 

Di dalam Gua yang masih sangat alami, disimpan sebuah patung Bunda Maria yang berukuran besar. Jika kalian ingin masuk ke dalam lagi, di sana ada sebuah patung Yesus Kerahiman.


Kalian pun dapat melanjutkan perjalanan ke atas bukit yang terdapat patung salib dan merupakan puncak jalan salib pada saat menjelang Paskah dan juga kalian dapat melihat pemandangan pedesaan yang sangat indah. Namun sebelum sampai ke atas bukit akan ada 1 gua lagi, di depan gua tersebut terdapat patung malaikat dan saat masuk ke dalamnya terdapat patung Tuhan Yesus saat di Makamkan. 

Gua Bitauni sangat cocok bagi kalian yang ingin melakukan wisata religius apalagi gua ini terletak di sebuah bukit batu yang ditutupi hutan tropis dan di bawahnya pohon beringin dan pohon-pohon pelindung lainnya yang menambah suasana hening dan khidmat untuk berdoa.


*Terima kasih buat sobat pembaca sekalian yang setia membaca hingga akhir. Saya doakan semoga sehat selalu dan banyak rejeki nya.

*Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan

Jangan lupa Follow Media Sosial Sobat Penulis, mungkin saja kita bisa saling menukar informasi:)
Ig: charles_olinn
Fb: CharLes OLind

Thank you All:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun