2. Jika dalam adat pernikahan di TTU, setelah mempelai pria memberikan "Belis (Mahar)", maka keluarga wanita yang mewakili (biasanya disebut "Atoen Amaf") akan mengalungkan sebuah selendang Tenun sebagai lambang suatu ikatan keluarga dan tanda terima kasih.
3. Sebagai penghargaan terakhir kepada keluarga yang meninggal dunia.
4. Dulunya digunakan untuk membedakan status sosial dengan motif tertentu.
POTENSI KAIN TENUN DI BIDANG PARIWISATA
Dengan berkembangnya teknologi masa kini, kain tenun yang dulunya hanya sebagai pakaian sehari-hari kini telah dikembangkan menjadi pakaian atau gaun yang sangat menarik, keindahannya tak kalah cantiknya dengan Batik Jawa.
Bukan hanya gaun, bahkan kain tenun sekarang ini banyak yang di kembangkan menjadi aksesoris seperti kalung, anting, topi, sepatu, tas, dan masih banyak lagi.
Dengan perkembangan nya seperti ini, kita dapat memperkenalkan budaya kita kepada dunia namun dengan gaya yang modern sesuai dengan perkembangan zaman. karena saat ini, budaya merupakan salah satu tren wisata terbaru yang unik dan diminati oleh banyak orang.
Mulai banyak acara peragaan busana "Fashion show" yang menggunakan kain tenun sebagai bahan baku busana mereka. Dan bahkan pada tanggal 27 Februari - 6 Maret 2018 lalu, Ajang pagelaran mode bergengsi di dunia, Paris Fashion Week yang berlangsung di Paris, Prancis. Desainer Indonesia pun tidak ketinggalan untuk tampil. Julie Sutrisno Laiskodat (Istri Gubernur NTT), pemilik butik LeViCo yang turut menampilkan karya busana tenun NTT di panggung dunia.
Keunikan dan keindahan kain tenun, kini bisa dibilang sudah mendunia, tinggal bagaimana cara kita untuk mengembangkannya dan memperkenalkannya kepada dunia. Sehingga dengan perkembangan seperti ini, kita dapat meningkatkan pariwisata di Indonesia khususnya di daerah NTT dan dengan begitu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi kita.
*Pesan sobat penulis: