Ketiga, tokoh agama harus mengambil peran lebih ekstra dalam mengawasi perilaku pemuda serta perlu adanya inovasi atau program yang baik untuk pemuda yang bergerak di bidang kerohanian. Dengan ini, pemuda akan lebih berperan aktif dengan kegiatan-kegiatan rohani dan mendekatkan dirinya  pada Tuhan, seperti dibentuknya sebuah komunitas pemuda dalam bidang kerohanian, dsb.
Keempat, keluarga sebagai rahim pembinaan karakter dan mental pemuda perlu terus mengambil peran untuk mengontrol pergerakan anak muda dan terus memberikan nilai-nilai moral yang baik. Keluarga harus bisa menjadi panutan agar pemuda ikut terpengaruh menjadi baik.
Kelima, secara edukatif, baik di lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi harus bisa menanamkan dan mengajarkan nilai-nilai nasionalis dengan memberikan mata pelajaran atau mata kuliah tentang budaya lokal dan dimasukan ke dalam kurikulum pendidikan.
Terjalinnya kerja sama antarelemen seperti dari para pemuda itu sendiri, masyarakat, pemerintah, TNI dan POLRI, tokoh agama, keluarga, ruang lingkup sekolah dan universitas adalah hal yang paling utama demi menekan angka penggunaan narkoba bahkan memberantas obat-obatan terlarang itu sehingga  tidak lagi tumbuh subur di negara ini. Selain itu dari elemen-elemen ini juga harus mempunyai komitmen untuk saling bekerja sama dalam memberantas narkoba.
Tumbuhnya kesadaran dari masing-masing generasi muda untuk tidak narkoba adalah kebutuhan yang hakiki untuk saat ini. Akhir Katakan: "Tidak!" untuk narkoba. Maka dari itu, Beta NTT. Beta Anti-Narkoba!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H